Tahun Baru
Stola Putih
Bacaan 1 : Pengkhotbah 3 : 1 – 13
Bacaan 2 : Wahyu 21 : 1 – 6a
Bacaan 3 : Matius 25 : 31 – 46
Tema Liturgis : Pergunakan Waktu Hidupmu Secara Bijaksana!
Tema Khotbah: Melangkah dalam Kepastian Bersama Tuhan
PENJELASAN TEKS BACAAN :
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Pengkhotbah 3 : 1 – 13
Dalam tulisannya, Penulis Pengkhotbah mengungkapkan pasangan hal-hal yang menurutnya masing-masing ada masanya. Masa adalah suatu kurun waktu tertentu yang ada awalnya dan ada akhirnya. Yang dimaksud “segala sesuatu” pada perikop ini meliputi tiga hal, yaitu :
- Kegiatan sehari-hari seperti menanam-mencabut, merombak-membangun, merobek-menjahit, mencari untung-merugi.
- Kejadian yang melibatkan perasaan seperti menangis-tertawa, memeluk-menahan diri, berdiam diri-berbicara, mengasihi-membenci.
- Peristiwa kehidupan seperti lahir-meninggal, perang-damai.
Maksud penulis pengkhotbah adalah semua kejadian dalam dunia dan dalam hubungannya dengan manusia, semuanya telah diatur dalam ritme yang saling berpasangan oleh Allah. Karena itu, menurut Penulis tindakan yang terbaik menyikapi masa hidup adalah dengan berlaku bijak. Orang bijak adalah orang yang mempercayai bahwa rancangan Tuhan adalah kehendak yang terbaik dalam hidupnya meski terkadang “sakit” ia rasakan (Ay. 11). Kedua, orang bijak adalah orang yang selalu mensyukuri masa hidup yang Tuhan berikan (Ay. 13), ia tidak mudah mengeluh karena ia tahu bahwa Tuhanlah yang merencanakan masa hidupnya, yaitu hidup untuk kemuliaan-Nya (Ay. 14). Masa hidup manusia inilah yang ada dalam perhitungan Allah sebab Dialah yang menata dan mengatur “segala sesuatu” dalam kehidupan manusia tersebut menjadi indah baginya.
Wahyu 21 : 1 – 6a
Keseluruhan perikop ini merupakan kesimpulan dari bagian sebelumnya. Di sini Yohanes yang mendapatkan penglihatan di pulau Patmos melihat langit yang baru dan bumi yang baru. Istilah “baru” lebih menunjuk ke perubahan kualitas, suatu transformasi. Artinya yang lama masih tetap ada, namun menuju pada perubahan yang baru menurut kehendak Allah. Kemenangan Kristus memuncak dalam langit dan bumi yang baru. Bukan sekedar diperbarui melainkan baru secara total. Transformasi total ini meliputi beberapa aspek. Pertama, bumi baru berarti manusia tidak lagi dibelenggu oleh kuasa dosa, penderitaan dan maut (Ay. 3 – 4). Kedua, langit baru berarti tidak ada lagi penghalang komunikasi antara umat dan Allah. Ketiga, Yerusalem baru yang turun dari surga adalah umat yang telah ditebus oleh darah Kristus sehingga layak menjadi mempelai perempuan. Dengan dikalahkannya semua kuasa kekacauan itu, laut yang dalam penglihatan Yohanes ini adalah tempat keluarnya binatang buas penyesat telah dikalahkan dengan tuntas. Artinya semua aspek bentuk kejahatan dan kekuatan pengancam manusia sudah dimusnahkan untuk selama-lamanya. Bersama laut demikian juga maut, perkabungan, ratap tangis, dukacita (Ay. 3-4) sirna oleh karena langit dan bumi baru dipersatukan. Oleh karena itu penghuni surgawi pun tidak mungkin terdiri dari banyak orang yang masih hidup dalam kekejian, ketakutan, ketidakpercayaan dan berbagai dosa lainnya. (Ay. 8).
Lalu terdengarlah sebuah suara dari surga (Ay.3). Suara itu menjadi suatu tanda bahwa tiada lagi yang dapat memisahkan mereka yang teguh mempertahankan iman dan relasinya dengan Allah dan Kristus. Ada terjemahan yang menyatakan, “Mereka akan menjadi umat-umatNya”. Artinya bukan hanya bangsa Israel yang dimaksudkan, namun orang-orang dari seluruh bangsa, suku dan bahasa. Keselamatan menjadi universal dan kehadiran Allah tak lagi dibatasi. Ia hadir secara penuh. Hidup akan selamanya indah.
Matius 25 : 31 – 46
Bagian ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir kelak. Beberapa hal penting Yesus jelaskan kepada para muridNya. Pertama, seperti halnya Injil harus diberitahukan ke sekalian bangsa, hari penghakiman kelak pun meliputi semua bangsa (ay. 32). Kedua, seperti halnya Injil harus direspon oleh masing-masing orang, demikian pula penghakiman akan berlaku untuk masing-masing orang (Ay. 33). Ketiga, bila dalam warta Injil Yesus datang sebagai Juruselamat dalam kerendahan-Nya, maka kelak pada kedatanganNya yang kedua, Ia akan datang sebagai Raja dengan segala kemuliaan-Nya dan semua malaikat-Nya (Ay. 31). Ketika itu, keputusan akhir nasib kekal setiap orang akan ditentukan (Ay. 34, 41).
Domba sering dilukiskan sebagai umat yang baik, sedangkan kambing sering menggambarkan umat yang tidak setia kepada Allah. Demikianlah pada penghakiman yang terakhir, Tuhan Allah akan menghakimi umat-Nya seperti gembala memisahkan domba dari kambing (Ay. 32). Domba-domba menerima kerajaan yang telah disediakan (Ay. 34), sedangkan kambing-kambing akan dihukum dalam api neraka bersama Iblis (Ay. 41).
Orang yang benar dalam perumpamaan ini bersedia melakukan pelayanan yang tidak populer seperti memberi makan orang lapar, memberi minum orang haus, memberi tumpangan bagi orang asing, memberi pakaian pada orang yang telanjang, melawat orang sakit dan mengunjungi orang yang dipenjara (Ay. 35-40, 42-45). Yang menarik dari kisah ini adalah yang benar merasa diri tidak benar (Ay. 37-39), sebaliknya yang tidak benar merasa dirinya benar (Ay. 44). Ini adalah masalah arogansi rohani. Ada banyak orang yang merasa diri memiliki kerohanian yang baik, tetapi nyatanya dihadapan Allah mereka adalah orang-orang yang jahat. Orang yang demikian tidak lain adalah orang munafik, yang mencari pengakuan bahkan pujian dari orang lain akan apa yang dia perbuat. Sebaliknya ada orang yang merasa diri tidak benar, tetapi sebenarnya di mata Tuhan dia melakukan hal-hal yang benar dan berkenan dihadapan Tuhan.
Benang Merah Tiga Bacaan :
Tuhan Allah memberikan kesempatan yang sama pada manusia. Tinggal bagaimana manusia bersikap dengan pilihan hidupnya. Mempergunakan kesempatan hidup dengan melakukan hal yang baik dan berguna bagi sesama ataukah tidak melakukan apa-apa? Tentunya kita memilih melakukan hal yang baik dan berguna bagi sesama. Memilih melakukan hidup yang berkenan dihadapan Tuhan. Hidup tidak asal hidup tetapi hidup yang bermakna bagi sesama.
RANCANGAN KHOTBAH : BAHASA INDONESIA
(Ini hanya sebuah rancangan, silahkan dikembangkan sesuai konteks Jemaat)
Pendahuluan
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Saat ini kita telah memasuki tahun 2020. Bagaimana perasaan saudara di tahun baru 2020 ini? Apakah harapan dan impian saudara di tahun 2020 ini? Di hari pertama tahun 2020, sudah semestinya kita bersyukur diberi waktu dan kesempatan untuk melanjutkan hidup dan karya kita. Kita bersyukur selama perjalanan hidup kita di tahun 2019, kita boleh melewati setiap hal yang telah terjadi dengan selamat. Kendati kita mengalami banyak pergumulan, suka dan duka, manis dan pahit kehidupan, tawa dan tangis, semua boleh kita lalui dalam penyertaan dan pertolonganNya. Tentu kita percaya bahwa Tuhan Allah senantiasa ada disisi kita sepanjang di tahun 2019 yang telah berlalu. Kini dan hari ini kita memulai membuka lembaran yang baru dengan harapan baru bahwa tahun 2020 akan lebih baik lagi. Kita memiliki semangat dan tekat yang lebih baik lagi, kesungguhan diri untuk selalu memperbaiki diri terus menerus, kemauan untuk merubah hal-hal negatif menjadi hal-hal positif. Dan tentu disertai dengan harapan-harapan baik lainnya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Tuhan memberikan waktu yang sama bagi kita semua. Setahun 365 hari, 1 hari 24 jam, 1 jam 1440 menit. Dengan waktu yang sama tersebut, tidak semua orang mempergunakan waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan itu dengan baik. Bahkan ada yang mempergunakan waktunya dengan hal yang sia-sia. Orang bijak, ia akan memanfaatkan waktunya dengan melakukan hal-hal baik dan membangun seperti bekerja, berkarya, beribadah, melakukan segala sesuatu secara terencana, disiplin dan efektif. Namun tidaklah demikian bagi orang bodoh, ia cenderung bermalas-malasan, tidak mau bekerja keras, santai, suka menyia-nyiakan waktu dan tidak mempergunakan kesempatan yang ada dengan baik. Bagaimana hasilnya? Orang bijak akan berhasil dalam rencana, usaha dan kerjakerasnya. Apa yang dia lakukan membuahkan hasil yang baik, dia mendapatkan kecukupan berkat, kebahagiaan dan kesejahteraan. Sebaliknya orang bodoh seiring waktu ia akan mengalami kegagalan, kerugian, kemalangan, tidak mendapatkan hasil apa-apa, karena ia telah menyia-nyiakan waktu dan kesempatan hidupnya. Oleh karena itu selagi Tuhan masih memberikan waktu dan kesempatan dalam hidup ini, maka jadilah orang bijak yang berlaku bijaksana, yang mampu menata waktu dengan baik, mengisi setiap kesempatan yang ada dengan karya nyata dan berarti. Menjadi orang bijak artinya kita juga sadar bahwa waktu tidak akan terulang kembali, selagi ada kesempatan, kita terus melakukan kebaikan, berjuang dan berkarya. Prinsip hidup sebagai orang bijak adalah hidup haruslah berguna dan menjadi berkat.
Isi
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Pada bacaan kita yang pertama, Pengkhotbah menyebutkan bahwa segala sesuatu di dunia ini ada masanya, tidak ada yang abadi. Ada awal dan ada akhir dari segala kehidupan. Oleh sebab itu penulis Pengkhotbah menyebutkan bahwa semua yang ada di dunia adalah kesia-siaan belaka. Lantas bagaimana agar hidup tidak sia-sia tanpa guna? Pengkhotbah menyebutkan kunci dari hidup adalah menemukan Allah dalam hidup kita. Tuhan Allah adalah Sang Pemilik waktu yang selalu ada dalam kehidupan kita. Maka dari itu waktu hidup kita bukan untuk diri kita sendiri saja tetapi kita diciptakan untuk selalu memuliakan Allah dalam perilaku dan tindakan kita. Waktu yang Tuhan berikan hendaknya kita pergunakan secara baik. Kita menjadi pribadi-pribadi yang bijaksana dalam kehidupan, artinya kita mampu menata, memilih dan melakukan perbuatan kita secara bijaksana. Hal ini akan terjadi manakala kita memiliki hikmat yang bersumber dari Allah. Hikmat untuk mengerti kehendak dan perintah Tuhan dalam hidup kita, sehingga hidup kita bukanlah kesia-siaan melainkan hidup yang berarti.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Penulis Injil Matius mengisahkan pengajaran Tuhan Yesus tentang penghakiman terakhir. Cerita tentang Allah di dalam Yesus Kristus akan datang dalam kemuliaanNya untuk mengadili umatNya. Allah akan memisahkan umat-Nya yang benar dan yang jahat. Mereka yang benar diibaratkan seperti kawanan domba dan umat yang berlaku jahat yang diibaratkan kawanan kambing. Umat yang benar melakukan kehendak Allah dan mengasihi Allah, yang terwujud dalam perilaku hidup mereka sehari-hari yaitu mengasihi sesamanya secara nyata. Ketika ada sesamanya yang lapar, ia memberi makan, ketika sesamanya haus, ia memberi minum, ketika ada yang telanjang, ia memberi pakaian, ketika sesamanya sakit, ia melawat dan mengunjunginya. Mereka melakukan hal ini dengan ketulusan. Sebaliknya mereka yang tidak melakukan apapun terhadap sesamanya yang menderita, mereka juga tidak melakukannya untuk Allah. Dan Allah akan menghukum mereka.
Ada janji Allah bagi kita yang berlaku setia menggunakan waktu dan kesempatan dalam hidup kita secara bijaksana. Kitab Wahyu menyebutkan ada Yerusalem baru, langit dan bumi yang baru bagi kita yang setia dan mampu mempergunakan waktu dan kesempatan hidupnya dengan karya nyata demi kemuliaan Kristus. Yaitu jaminan keselamatan dan hidup kekal bersama Allah di sorga.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Bagaimana dengan hidup kita? Bagaimana dengan waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan? Sudahkah kita mempergunakan dengan baik dan bijaksana sehingga menjadi berkat? Atau sebaliknya? Hari ini mengawali hari di tahun 2020, mari kita sejenak menghayati apa yang menjadi kehendak Allah bagi kita saat ini?
- Milikilah Tujuan Hidup
Awali hari di tahun baru ini dengan memiliki tujuan hidup. Dengan tujuan hidup, maka kita akan memiliki arah yang jelas dalam menapaki perjalanan hidup di tahun ini. Arahkan diri kita pada kehendak Allah, yaitu kita mau mencari kehendak Allah bukan keinginan diri kita pribadi. Mengarahkan diri pada kehendak Allah artinya kita mau taat dan bersedia melakukan kehendakNya atas hidup kita. Jika kita memiliki tujuan hidup niscaya kita hidup tidak asal hidup tetapi hidup kita adalah hidup yang bermakna. Hidup kita, kita isi dengan karya dan tindakan nyata yang membangun dan menjadi berkat. Untuk itu kita harus terus mengejar apa yang menjadi tujuan hidup kita. Jalani dengan penuh semangat dan pengharapan. - Lakukanlah yang Terbaik yang Mampu Kita Lakukan
Hidup adalah anugerah, pemberian Tuhan. Tetap terus berkarya dan menjadi berkat. Mulailah kita melakukan perbuatan yang baik dari hal-hal yang sederhana dalam keseharian kita seperti menyapa, tersenyum, menghormati dan menghargai orang lain, menolong, memberi dan mengasihi orang lain. Dengan kemampuan atau talenta yang Tuhan berikan, kita pergunakan untuk membangun kehidupan di tengah-tengah keluarga, jemaat dan lingkungan dimana kita tinggal. Berbuatlah yang terbaik yang dapat kita lakukan. Hasilkanlah buah-buah Roh dalam kehidupan kita (Galatia 5:22-23). Apa yang kita kerjakan bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan, melainkan tulus semata bagi kemuliaan Allah dalam hidup kita, yakinilah dengan iman bahwa Tuhan Allah selalu menyertai dan menolong kita. Dengan senantiasa berlaku bijak dan tulus, pasti setiap hal yang kita lakukan akan menjadi berkat bagi semua orang di sekitar kita.
Penutup
Memulai hari di tahun yang baru 2020 ini, marilah kita melangkah di dalam kepastian bersama Tuhan. Tetaplah percaya dan berserah pada Tuhan. Apapun yang akan terjadi dalam hidup, keluarga, pekerjaan di tahun ini mungkin kita tidak tahu, tetapi dengan selalu mempercayakan hidup kita pada penyertaan Tuhan pastilah ada jalan. Tuhan Allah telah menyatakan kasihNya, mari kita setia melayani dan melangkah menapaki kehidupan dalam kepastian bersama Yesus Sang Gembala kita yang sejati. Amin. (AR)
Pujian : KJ. 415 “Gembala Baik Bersuling Nan Merdu”
—
RANCANGAN KHOTBAH : BASA JAWI
Pambuka
Para sederek ingkang dipun tresnani Gusti Yesus,
Wekdal punika kita sampun lumebet ing taun 2020. Kados pundi raosing manah panjenengan ing taun 2020 punika? Punapa ingkang dados pangajeng-ajeng panjenengan ing taun punika? Ing dinten kapisan taun 2020 punika, kita kedah saos sokur dateng Gusti Allah karana kita sampun dipun paringi wekdal lan kesempatan kangge nlajengaken gesang lan pakaryan kita. Kita ugi tansah saos sukur awit lampah gesang kita ing taun 2019 saged kalampahan kanthi wilujeng. Senajan kita ngadepi mawarni-warni reribet, bingah lan sisah, legi lan paiting gesang, guyon lan nangis, sedaya punika saged kalampahan awit saking panganthi lan pitulunganipun Gusti Allah. Temtunipun kita pitados bilih Gusti Allah tansah wonten ing sisih kita salebeting taun 2019. Sapunika lan dinten punika, kita sami miwiti bikak lembaran enggal kaliyan pangajeng-ajeng bilih taun 2020 badhe langkung sae malih. Kita kedah gadhahi semangat lan tekat ingkang langkung sae malih, tumemen anggen kita mbangun kawontenan kita sacara terus-terusan. Kita gadhah niat kangge ngrubah tumindak lan pamikir negatif dados positif. Lan tamtunipun kalandesan srana pangajeng-ajeng sae sanesipun.
Para sederek ingkang kinasih,
Gusti Allah maringi wekdal ingkang sami dateng kita sedaya. Setaun 365 dinten, 1 dinten 24 jam, 1 jam 1440 menit. Kaliyan wekdal ingkang sami punika, boten sedaya tiyang migunaaken wekdal dan kesempatan ingkang dipun paringi Gusti kanthi sae. Langkung-langkung wonten tiyang ingkang ginaaken wekdalipun kaliyan tumindak ingkang muspra. Kangge tiyang wicaksana, piyambakipun badhe migunakaken wekdalipun srana tumindak ingkang becik lan sae kados nyambut damel, makarya, ngabekti, nglampahi sedaya perkawis ingkang karancang, disiplin lan efektif. Ananging benten kanggene tiyang bodho, piyambakipun males makarya, boten purun nyambut damel, nyantai, lan remen nyiya-nyiya wekdal lan kesempatan ing gesangipun. Lajeng kados pundi kasilipun? Tiyang wicaksana badhe kasil ing rancanganipun, usaha dan pakaryanipun. Piyambakipun nampi berkah, kabingahan lan kasantosan. Kosokwangsulipun tiyang bodho badhe ngalami kagagalan, rugi, apes, boten nampi kasil punapa-punapa, awit piyambakipun sampun nyiya-nyiya wekdal lan kesempatan gesangipun. Karana punika, nalika Gusti Allah taksih maringi wekdal lan kesempatan ing gesang kita, dadosa tiyang wicaksana, tiyang ingkang saged nata wekdalipun kanthi sae, ngisi saben wonten kesempatan kaliyan karya nyata. Dados tiyang wicaksana tegesipun kita sadar bilih wekdal punika boten badhe wangsul malih, nalika wonten kesempatan, kita kedah nindakaken kabecikan, terus ngupaya lan makarya. Prinsipipun gesang minangka tiyang wicaksana inggih punika gesang kedah migunani lan dados berkah.
Isi
Pasamuan ingkang dipuntrenani Gusti Yesus,
Ing waosan kaping pisan, Kohelet nyebataken bilih sedaya perkawis ing donya punika wonten wancinipun, boten wonten ingkang langgeng. Wonten wiwitan lan wonten pungkasanipun saking sedaya pigesangan. Karana punika juru tulis Kohelet nyebataken bilih sedaya ingkang wonten donya punika tinemu muspra kahananipun. Lajeng kados pundi supados gesang punika boten muspra tanpa guna? Kohelet nyebataken kunci saking gesang inggih punika manggihaken Gusti Allah ing gesang kita. Gusti Allah inggih punika Gusti ingkang kagungan wekdal ingkang tansah wonten ing pigesangan kita. Mila saking punika, wekdal gesang kita boten nanung kangge kita nuruti kepenginan kita piyambak nanging kita katitahaken supados tansah ngluhuraken Gusti Allah ing satindaking gesang kita. Wekdal ingkang dipun paringaken Gusti dateng kita, saged kita ginaaken kanthi sae. Kita dados pribadi-pribadi ingkang wicaksana salebeting gesang, tegesipun kita saged nata, milih, lan nindakaken tumindak kita sacara wicaksana. Punika saged kalampahan bilih kita gadhah hikmah saking Gusti Allah. Hikmah kangge mangertosi karsanipun lan perintahipun Gusti Allah dateng kita, saengga gesang kita boten muspra nanging gesang ingkang dados berkah.
Para sederek ingkang dipun tresnani Gusti,
Juru tulis Injil Matius nyariosaken piwucalipun Gusti Yesus bab pengadilan ingkang wekasan. Cariyos Gusti Allah ing Gusti Yesus Kristus ingkang badhe rawuh ing kamulyanipun kangge ngadili umatipun. Gusti Allah badhe misahaken umatipun ingkang bener lan ingkang awon. Tiyang ingkang bener kados mendha lan tiyang ingkang awon kados medha jawa. Tiyang bener nindakaken karsanipun Gusti Allah lan tresna dateng Gusti. Tumindakipun punika kawujud ing tumindak gesang sadinten-dinten ingkang nresnani sesaminipun sacara nyata. Nalika sesaminipun karapan, piyambakipun nyawisi tetedhan, nalika sesaminipun kasatan, piyambakipun maringi unjukan, nalika wonten ingkang kelukaran, piyambakipun nyawisi ageman, nalika sesaminipun wonten ingkang sakit utawi wonten kunjara, piyambakipun purun niliki lan nuweni. Tiyang menika nindakaken sedayanipun kanthi tulus. Kosokwangsulipun tiyang ingkang awon boten nindakaken punapa-punapa dateng sesaminipun ingkang ringkih lan kasangsaran, tiyang punika ugi boten nindakaken punapa ingkang dados karsanipun Gusti. Ing ngriku Gusti Allah badhe paring paukuman.
Wonten janjinipun Gusti Allah kangge kita ingkang setya migunaaken wekdal lan kesempatan gesangipun sacara wicaksana. Kitab Wahyu nyerat wonten Yerusalem enggal, langit lan bumi ingkang enggal kangge kita ingkang setya lan seged migunaaken wekdal lan kesempatan gesangipun kaliyan pakaryan ingkang nyata kagem kamulyanipun Gusti Yesus Kristus. Inggih punika jaminan kawilujengan lan gesang langgeng sinarengan Gusti Allah ing Kratoning Swarga.
Sederek-sederek ingkang dipun tresnani Gusti,
Kados pundi kaliyan gesang kita? Kados pundi kaliyan wekdal lan kesempatan ingkang sampun dipun aturaken Gusti Allah dateng kita? Punapa kita sampun migunaaken kanthi sae lan wicaksana saengga dados berkah? Punapa kosokwangsulipun? Dinten punika miwiti dinten ing taun 2020, mangga kita migatosaken punapa ingkang dados karsanipun Gusti Allah kangge kita sapunika?
- Nggadhahana Tujuan Gesang
Kita wiwiti dinten ing taun enggal punika sarana nggadhahi tujuan gesang. Sarana tujuan gesang kita gadhah arah ingkang jelas napaki lampahing gesang ing taun punika. Kita sami ngarahaken gesang kita dateng karsanipun Allah ingkang tegesipun kita purun ngupados karsanipun Gusti Allah, sanes kepenginan kita piyambak. Ngarahaken gesang dateng karsanipun Gusti tegesipun kita purun taat lan sumadya nindakaken karsanipun tumraping gesang kita. Bilih kita nggadhahi tujuan gesang tamtu kita gesang boten sokur gesang nanging gesang kita inggih gesang ingkang migunani. Gesang kita, kita isi sarana karya lan tumindak nyata ingkang mbangun sesami lan dadosaken berkah. Karana punika, kita kedah nindakaken punapa ingkang dados tujuan gesang punika. Kita nglampahi gesang punika kebak semangat lan pangajeng-ajeng. - Nindakakaken Pakaryan ingkang Sae ingkang Saged Kita Lampahi
Gesang punika wujud anugerah, peparingipun Gusti. Tansaha makarya lan dados berkah. Kita wiwiti saking nindakaken tumindak gesang ingkang sae saking perkawis ingkang sederhana ing salebeting gesang kita sadinten-dinten. Kados nyapa, mesem, ngurmati lan ngajeni tiyang sanes, nulungi, andum berkah, lan tresnani tiyang sanes. Srana kasagedan lan talenta ingkang Gusti paringi, kita ginaaken kangge mbangun pigesangan ing satengah-tengahing brayat, pasamuwan lan lingkungan ing pundi kita mapan. Nindakaken tumindak sae ingkang saged kita tindakaken, sanes supados angsal pepujian punapa dipun ajeni tiyang sanes, nanging tulus namung kagem kamulyanipun Gusti Allah wonten ing gesang kita. Pitados kaliyan iman bilih Gusti Allah tansah nunggil lan nulungi kita. Mekaten ugi tansah tumindak wicaksana lan tulus, tamtu sedaya perkawis ingkang kita tindakaken saged dados berkah kangge sesami kita.
Panutup
Miwiti dinten ing taun enggal 2020 punika, mangga kita lumampah sinarengan kaliyan Gusti Allah. Tansah pitados dan pasrah sumarah dateng Gusti Allah, punapa kemawon ingkang badhe kedadosan ing gesang, brayat, pendamelan ing taun punika kita boten mangertosi, nanging sarana masrahaken gesang kita ing astanipun Gusti Allah tamtu badhe wonten marginipun. Gusti Allah sampun nedahaken katresnanipun, mangga kita setya ngladosi lan nglampahi gesang ing Gusti Yesus Sang Juru Mendha kita ingkang sejati. Amin. (AR)
Pamuji : KPJ. 103 “Allah Yeku Pangen Satuhu”