Menjadi Anak-anak Allah untuk Melanjutkan Karya Sang Bapa Memelihara Semesta Khotbah Minggu 5 Januari 2020

24 December 2019

Pembukaan Bulan Penciptaan
Stola Putih

 

Bacaan 1         :  Yeremia 31 : 7 – 14
Bacaan 2         :  
Efesus 1 : 3 – 14
Bacaan 3         :  
Yohanes 1 : 10 – 18

Tema Liturgis :  Allah Berkarya Memelihara dan Memberkati Umat-Nya
Tema Khotbah:  
Menjadi Anak-anak Allah untuk Melanjutkan Karya Sang Bapa Memelihara Semesta

    

PENJELASAN TEKS BACAAN :
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

Yeremia 31 : 7 – 14

Nada di dalam Yeremia 31:7-14 ini sungguh indah, bersemangat optimis, dan menguatkan. Yeremia 31:7-14 berkisah tentang pemulihan bagi Bangsa Israel dari keterserakan dan kehancuran. Sisa-sisa Israel yang lebur oleh pembuangan dan penjajahan dipersatukan kembali, dipulihkan, diubahkan mengalami sukacita, dari keadaannya yang penuh ratapan menjadi penuh sorak-sorai dan memuji karena TUHAN menyelamatkan mereka (Ay. 7). Mereka yang terusir dan terbuang dipulangkan/dikembalikan di tempat yang penuh sejahtera (Ay. 8). Yang mengalami duka lara dihibur dan diberikan jalan keindahan kebaikan (Ay. 9). Proklamasi akan pemulihan Israel disebarluaskan (Ay. 10). Berita pembebasan (Ay. 11), Israel yang dikenyangkan dan disejahterakan (Ay/ 12). Perubahan dari perkabungan menjadi kegirangan yang hebat (Ay. 13). Jiwa yang dipuaskan itu semua adalah optimisme baru pemulihan Bangsa Israel yang dilaksanakan oleh TUHAN. Pemulihan kehidupan Israel yang sungguh mengubahkan itulah substansi bacaan di Yeremia 31:7-14.

Efesus 1 : 3 – 14

Karunia Kristus telah merengkuh kita untuk mengalami karunia rohani surgawi (Ay. 3). Kita dipulihkan dan dikuduskan di dalam Kristus. Kita yang dikuduskan dalam kasih, dijadikan-Nya sebagai anak-anak Allah. Pokok dari Efesus 1:7-9 menyatakan bahwa kuasa penebusan berdampak supaya kita mengalami pengampunan dosa dan mengalami segala hikmat dan pengertian akan Allah. Kesemuanya ini bertujuan agar kita mengerti kehendak-Nya yang paling dalam. Selanjutnya setiap kita yang dikaruniai rahmat pengubahan/ penebusan/ pengudusan/ pengampunan dosa diajak bekerja seturut maksud dan kehendak-Nya untuk kemuliaan-Nya. Ketika kita sungguh percaya akan kuasa penebusan, pengampunan dosa, dan kasih karunia yang mentransformasi/mengubahkan kehidupan maka Roh Kudus membimbing kita untuk mengerjakan karya keselamatan. Itulah yang dimaksudkan dalam Efesus 1:3-14, bahwa keterpilihan kita sebagai anak-anak Allah berkonsekuensi supaya kita senantiasa memuliakan Allah dan bekerja sesuai maksud kehendak-Nya. Dalam konteks Bulan Penciptaan memuliakan Tuhan berarti memuliakan alam dengan turut memelihara mahkluk hidup yang dicipta-Nya. Dalam konteks Bulan Penciptaan bekerja sesuai maksud kehendak-Nya berarti kita bekerja untuk kebaikan sesama ciptaan Tuhan.

Yohanes 1 : 10 – 18

Dalam Kejadian pasal 1, seluruh alam dengan segala kebaikannya dicipta oleh Sabda atau Firman. Maka dalam Injil Yohanes 1:10-18 dikisahkan bagaimana Sang Sabda/Sang Firman yang berdaya cipta datang bagi kita, supaya kita yang menerima-Nya diubahkan menjadi anak-anak Allah (Ay. 12). Sang Sabda dalam Yohanes 1 ini adalah Sang Sabda yang menciptakan dunia dengan kebaikan. Sang Sabda, yaitu Tuhan Yesus Kristus, hadir di tengah manusia untuk memperbaharui kehidupan manusia. Rahmat-Nya diterima oleh manusia yang terbuka menerimanya akan mengubahkan pribadi orang tersebut untuk mengalami daya Sang Sabda. Dalam konteks pembukaan bulan penciptaan saat ini supaya kita yang menerima Sang Sabda mengalami kuasa penciptaan dari Sang Sabda untuk menghormati penciptaan dari-Nya dan terus berkarya merawat dan memulihkan alam semesta.

Benang Merah Tiga Bacaan :

Manusia yang diubahkan dan dipulihkan oleh Allah adalah seperti bangsa Israel (Yeremia 31:7-14) dimana Allah berkenan menyelamatkan dan memulihkan umat-Nya. Manusia yang mengalami pengudusan dan penebusan Ilahi (Efesus 1:3-14). Dan manusia yang menerima serta percaya kepada Yesus Sang Sabda (Yohanes 1:10-18). Kesemuanya berdampak menjadikan kita sebagai anak-anak Allah. Karakter sebagai anak-anak Allah sungguhlah penting menandai manusia yang diubahkan.  Allah Bapa Sang Pencipta memelihara yang dicipta-Nya, melalui Yesus Kristus, Allah menebus kita dari dosa. Bukti kita menjadi anak-anak Allah adalah kita mengalami hidup yang diubahkan. Kita memiliki karakter sebagai anak-anak Allah yang berhubungan dengan daya juang memelihara, menjadi berkat, dan mewujudnyatakan lingkungan alam yang sejahtera.

 

RANCANGAN KHOTBAH :  BAHASA INDONESIA
(Ini hanya sebuah rancangan, silahkan dikembangkan sesuai konteks Jemaat)

 

MENJADI ANAK-ANAK ALLAH

 

Pendahuluan

Ada sebuah cerita yang patut kita simak: Anak Baik

Di sebuah pesawat terbang, terjadilah percakapan berikut:

Penumpang A  : “Bu, apakah ibu sudah berkeluarga?”

Penumpang B  : “Sudah.”

Penumpang A  : “Sudah punya anak?”

Penumpang B  : “ Oh ya. Anak laki-laki.”

Penumpang A  : “ Apakah ia merokok?”

Penumpang B  : “ Tidak.”

Penumpang A  : “Minum minuman keras?”

Penumpang B  : “Setetespun tidak.”

Penumpang A  : “Suka main perempuan?”

Penumpang B  : “ Sama sekali tidak.”

Penumpang A  : “ Ah, sungguh baiknya dan alangkah bahagianya punya anak sepertiitu. Ngomong-ngomong, berapa usia anak ibu?”

Penumpang B  : “ Dia baru saja merayakan ulang tahunnya yang pertama!”

(Diadaptasi dari buku “100 Humor yang Menguatkan Tulang Anda”, Xavier Quentin Pranata, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2003: hal. 4)

Tentang menjadi anak yang baik apakah standar kualitasnya? Ini kita masih berbicara perihal kebaikan sebagai anaknya manusia. Tentang kebaikan seorang anak pasti tak bisa dipisahkan dari orang tuanya. Sebab seorang anak pasti mewarisi sifat, sikap, dan karakter orang tuanya baik dari hasil pola pengasuhan, teladan, lingkungan keluarga, dan faktor keturunan genetika biologis alias luri kata bahasa Jawa. Ada beragam standar tentang kebaikan seorang anak, minimal salah satunya menghormati orang tuanya dan melanjutkan genetika yang baik dari leluhurnya.

Lalu bagaimanakah tentang makna atau hakikat menjadi anak-anak Allah? Sebagai orang atau umat Kristen kita sering disebut sebagai anak-anak Allah. Makna kita menjadi anak-anak Allah tentu karena kita dipilih, diselamatkan, dan dipulihkan menjadi Keluarga Allah. Tentang menjadi anak-anak Allah, juga tidak bisa dipisahkan dari pengertian bahwa kita diajak mewarisi dan meniru keluhuran sifat-sifat Allah dalam laku kehidupan. Allah adalah Sang Maha Pemelihara, maka kita yang dikaruniai menjadi anak-anak Allah juga diajak nglakoni memelihara ciptaan.

Isi

Saudaraku, perubahan bukanlah perubahan sampai sungguh terjadi perubahan. Pemulihan oleh Allah, seperti yang dilakukan-Nya terhadap Israel menghasilkan pengubahan suasana jiwa, mental, dan karakter. Pada Yeremia 31:3-17 ditunjukkan bagaimana Allah memulihkan Israel supaya Israel mengalami kesukacitaan, kesejahteraan, kegembiraan, kepuasan hidup, dan kecukupan. Allah menghendaki bahwa hal itu juga terjadi atas kita. Kita semua perlu dipulihkan. Karenanya kita diajak mendekat kepada Allah Sang Pemulih! Dan kita yang sudah dipulihkan oleh rahmat Allah diubahkan-Nya supaya memiliki kehidupan yang positif dalam keseharian.

Jemaat yang dikasih Tuhan, Allah yang memelihara dan menyelamatkan Israel juga adalah Allah yang memelihara dan menyelamatkan kita. Oleh karenanya iman, keyakinan, serta hati kita yang dipulihkan diajak untuk selalu percaya bahwa kita senantiasa mengalami pemeliharaan dan penyelamatan Ilahi dalam hidup setiap hari. Termasuk kita pun diajak menghidupi seluruh energi positif sebagai umat yang dipulihkan seperti dinyatakan dalam Yeremia 31:7-14. Tanpa memiliki dan menghidupi daya vitalitas energi positif tersebut, sesungguhnya kita belum mengalami perubahan. Inilah pelajaran dari bacaan pertama pada Minggu ini : bahwa pemulihan Tuhan atas hidup kita membuat kita memiliki energi yang positif, kesukacitaan, kesejahteraan, serta penuh syukur memuji Allah dalam keseharian.

Saudaraku, perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi perubahan. Dalam Efesus 1:3-14, semakin diperjelas bahwa manusia yang diubahkan, dikuduskan, diampuni oleh Kristus membawa dampak yang mengubahkan. Minimal mengubah diri sendiri, kita mengalami segala berkat rohani. Dan konsekuensi dari hidup rohani yang diubahkan adalah membuat kehidupan rohani kita mengalirkan berkat bagi kehidupan. Termasuk bagi kehidupan alam semesta. Kehidupan kita yang diampuni dan dikuduskan membawa dampak kita hidup melaksanakan kehendak-Nya, melaksanakan rencana-Nya, termasuk rencana-Nya mewujudkan kebahagiaan dan damai sejahtera bagi alam semesta. Efesus 1:3-14 membimbing kita untuk sungguh mengerti bahwa melalui pengampunan dosa, pengudusan, dan bimbingan Roh Kudus yang kita alami, Allah menghendaki kita untuk mengejawantahkan Kabar Baik dalam praktik kehidupan nyata. Kita diajak-Nya turut dalam karya untuk membebaskan umat dan ciptaan-Nya dari perbudakan dan perusakan.

Dalam Pembukaan Bulan Penciptaan ini, kita ditegur, supaya kita yang diselamatkan-Nya melalui karya penebusan Tuhan Yesus di atas kayu salib, harus turut membebaskan alam ciptaan Tuhan yang tertindas dari segala perusakan yang membinasakan. Sebaliknya bagi mereka yang menngaku sudah mengalami pengampunan Tuhan tetapi justru menjadi perusak alam semesta, membuang sampah sembarangan, menebangi alam sembarangan, sebutan anak-anak Allah adalah sebuah kebohongan dan kemunafikan belaka.

Kita yang diampuni diajak-Nya berjuang memelihara ciptaan-Nya sebagai wujud nyata bukti dari hidup yang telah dikuduskan. Kudus berasal dari kata qadosh, artinya berbeda, sehingga bagi setiap kita yang dikuduskan, kita diajak memiliki mutu yang berbeda dengan tingkah laku duniawi. Kita diajak memiliki kualitas yang berbeda dalam merawat alam. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh memperjuangkan hal ini, Roh Kudus menjamin untuk menyertai orang tersebut menghadapi segala hal (Efesus 1:13-14).

Jemaat, perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi perubahan. Kekuatan Sang Sabda yang telah mencipta alam raya dengan kebaikan itulah sumber tenaga bagi kita manusia rohani yang menerima-Nya untuk merawat karya Sang Bapa. Untuk turut serta berperan melestarikan kebaikan alam raya yang dicipta-Nya.  Bersama kekuatan Sang Sabda, Injil Yohanes mengajak kita mengerti bahwa tanda nyata seseorang mau menerima Sang Sabda, selain percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, adalah dengan mengasihi alam semesta ini.

Itulah perwujudan kita menjadi anak-anak Allah, menjadi manusia yang dipulihkan, menjadi manusia yang diselamatkan. Kita menjadi anak-anak Allah bila kita memiliki karakter Allah Bapa.  Anak-anak Allah harus mencerminkan tindakan Allah Sang Bapa, termasuk tindakan Allah memelihara alam semesta. Allah Bapa telah mencipta dunia ini dengan segala kebaikan-Nya. Masakan kita anak-anak-Nya tidak melanjutkan tindakan Sang Bapa? Karenanya jangan sampai kita mengaku sebagai anak-anak Allah, tetapi justru merusak alam semesta.

Penutup

Hari ini menjadi Pembukaan Bulan Penciptaan di GKJW. Kiranya Pembukaan Bulan Penciptaan ini membukakan mata hati kita, supaya kita sungguh menjadi anak-anak Allah yang memelihara karya Sang Bapa. Mari mensyukuri dan melestarikan ciptaan Tuhan! Ingatlah: kita diselamatkan untuk menyelamatkan! Dan menyelamatkan lingkungan adalah salah satu tugas kita saat ini. Ingatlah: kita dipulihkan untuk memulihkan! Dan memulihkan alam sekitar adalah salah satu bagian tanggungjawab yang sangat nyata. Selamat memasuki Bulan Penciptaan. Selamat menjadi anak-anak Allah yang sejati! Diberkatilah kita yang sungguh-sungguh memuliakan-Nya! Amin. (WKW)

Pujian  : KJ. 16 “Ya Khalik semesta” ; KJ. 19 “Tuhanku Yesus”; KJ. 53 “Tuhan Allah T’lah Berfirman”; KJ. 58 “Mahakasih Yang Ilahi”; Kidung Ria 45 “Semesta Bernyanyi” (Lagu-lagu tersebut bisa dipergunakan dalam Ibadah Minggu ini)

Simbolisasi Pembukaan Bulan Penciptaan :

  1. Penanaman Bibit Pohon atau Tananan di Lingkungan Gereja
  2. Pemberkatan Pohon :

Dapat kita lakukan dengan mendoakan pohon-pohon yang ada di sekitar gereja,  pohon-pohon di mata air, pohon-pohon di pinggir jalan, di taman, dan sekitar lingkungan kita, di gunung yang ada di dekat daerah tempat tinggal kita dan sebagainya supaya tumbuh subur.  Bisa juga  mendoakan bibit pohon yang hendak kita tanam untuk menghijaukan lingkungan, bibit pohon kita taruh di altar sebelum kita tanam. Pohon-pohon tersebut sangat berguna untuk kesejukan kita hidup di lingkungan tersebut.

RANCANGAN KHOTBAH :  BASA JAWI

 

DADOS PUTRANIPUN ALLAH

.

Pambuka

Wonten cariyos ingkang perlu kita gatosaken: Putra Ingkang Sae

Wonten salebetipun pesawat terbang,  kedadosan percakapan ingkang mekaten:

Penumpang A  : “Bu, punapa ibu sampun berkeluarga?”

Penumpang B  : “Sampun.”

Penumpang A  : “Sampun kagungan putra?”

Penumpang B  : “ Sampun. Jaler.”

Penumpang A  : “ Punapa putra Panjenengan ngrokok?”

Penumpang B  : “ Mboten.”

Penumpang A  : “Punapa remen ngunjuk minuman keras?”

Penumpang B  : “Sanadyan saktetes mboten.”

Penumpang A  : “Punapa remen dolanan lare estri utawi medok?”

Penumpang B  : “Babar blas mboten.”

Penumpang A  : “ Ah, saestu sae lan bingah sanget kagungan putra ingkang kados mekaten. Pinten umur putra panjenengan?”

Penumpang B  : “ Putra kula nembe ulang tahun ingkang kapisan!”

(kapendhet saking buku “100 Humor yang Menguatkan Tulang Anda”, Xavier Quentin Pranata, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2003: hal. 4)

Bab dados putra ingkang sae, punapa ingkang dados standar kualitasipun? Punika kita taksih ngrembak bab kasaenan anakipun manungsa. Babagan kasaenan lare mesthi mboten saged kapisah saking tiyang sepuhipun. Babagan kasaenan ingkang putra mesthi mboten saged dipisahaken saking tiyang sepuhipun. Awit ingkang putra mesthi mewarisi sifat, sikap, saha karakter tiyang sepuhipun sae saking pola asuh, patuladhan, lingkungan keluarga, lan faktor keturunan biologis utawi ingkang dipun wastani luri ing Basa Jawinipun. Wonten kathah pathokan babagan kasaenan anak, paling mboten kasaenanipun anak saged diukur saking tumindak ngajeni tiyang sepuhipun ugi nglajengaken luri ingkang sae saking leluhuripun.

Lajeng kadospundi babagan tengeran dados putranipun Allah? Mbok bilih kita dados tiyang lan umat Kristen asring kawastanan dados putra-putranipun Allah! Pangertosan kita dados putra-putranipun Allah temtu karana kita dipun timbali, dipun wilujengaken, dipun pulihaken dados brayatipun Gusti Allah! Babagan dados putra-putranipun Allah, ugi mboten saged kapisahaken saking pangertosan bilih kita kaajak niru kaluhuranipun Gusti wonten ing pigesangan kita saben dinten. Gusti Allah punika inggih Gusti ingkang Maha Ngreksa Jagad, pramila kita ingkang dipun paringi kanugrahan dados para putrani-Pun Allah diajak saged ngrimati, ngreksa alam ingkang dipun titahaken Sang Rama.

Isi

Para sedherek, perubahan sanes perubahan ngantos saestu dadosaken perubahan. Pemulihan dening Gusti Allah, kados ingkang dipun tindakaken Gusti tumrap Bangsa Israel dadosaken perubahan jiwa, mental, lan karakter ingkang dipun babar ing Kitab Yeremia 31:3-17. Wonten Yeremia 31:3-17 Gusti Allah mulihaken Israel supados Israel ngalami kabingahan, kasantosan, kasaenan, lan kacekapan.  Gusti Allah ugi ngersakaken perkawis punika kedadosan dateng kita. Kita sedaya  perlu dipun pulihaken. Pramila kita kaajak rumaket kaliyan Gusti Allah Sang Pemulih! Kita ingkang sampun dipun pulihaken lan dipun enggalaken dening sih rahmati-Pun Allah kaajak estu saged gesang ingkang positif wonten kasunyataning gesang padintenan.

Pasamuwan, Gusti Allah ingkang ngreksa lan milujengaken Bangsa Israel ugi Gusti Allah ingkang ngreksa lan milujengaken kita. Pramila kita ingkang dipun pulihaken Gusti kaajak tansah pitados bilih ing padintenan kita tansah dipun reksa, dipun rimati, dipun wilujengaken. Kita ugi dipun ajak ngupaya gesang sarana energi positif minangka umat ingkang dipun pulihaken kados isinipun Yeremia 31:7-14.  Tanpa ngupaya daya vitalitas saha energi positif punika, estunipun kita dereng ngalami perubahan.

Perubahan sanes perubahan ngantos ngasilaken wohing perubahan. Wonten Efesus 1:3-14, langkung dipun cethakaken malih bilih manungsa ingkang diubahkan, dikuduskan, diampuni dening Sang Kristus mbekta dampak ingkang dadosaken gesang enggal. Akibat saking gesang karohanen ingkang enggal punika, wonten berkah panguripan kalebet kangge alam semesta. Gesang kita ingkang dipun sucekaken nggadhahi dampak nindakaken karsani-Pun Gusti mujudaken kabingahan lan tentrem rahayu kangge memahayu hayuning bawana. Kitab Efesus 1:3-14 nuntun supados kita saestu mangertos bilih lantaran dipun apunten dening Gusti, dipun sucekaken, lan dipun tuntun Roh Suci kita saged mujudaken kasaenan wonten praktek pigesangan nyata.  Pramila wonten Pambuka Wulan Penciptaan punika kita diengetaken, supados saestu ndherek mbebasaken alam titiahipun Gusti ingkang katindes saking mawarni-warni karisakan. Kosokwangsulipun kangge tiyang ingkang ngaku-ngaku sampun dipun apunten Gusti ananging malah dados perusak alam semesta, mbucal sampah sembarangan, nebang wit sacara sembarangan, punika goroh lan nedahaken kemunafikan kemawon bilih dipun wastani putranipun Allah.

Makarya nyrimati titahipun Gusti punika dados bukti saking gesang ingkang dipunenggalaken Gusti. Punika bukti gesang ingkang dipun suciaken. Suci punika saking tembung qadosh, artosipun berbeda utawi benten. Pramila kita ingkang  dipun suciaken, kita kaajak nggadhahi tumindak ingkang benten, ingkang langkung sae katimbang tumindak gesanging donya. Kita kaajak nggadhahi kualitas ingkang benten, ingkang langkung sae wonten babagan ngrimati alam. Soksintena ingkang tumemen nglampahi prekawis punika, mesthi Roh Suci nyarengi wonten sedaya kahananipun (Efesus 1:13-14).

Perubahan sanes perubahan ngantos nguwoh perubahan. Panguwaos-Ipun Sang Sabda ingkang sampun nitahaken alam donya kanthi kasaenan lan kasampurnan dados sumbering kakiyatan kita kangge terus tumindak ngrimati pakaryan-Ipun Allah Rama kangge nglestantunaken alam bawana. Dipunsarengi Panguwaosipun Sang Sabda, Injil Yokanan ngajak kita anampeni Sang Sabda. Kapitadosan kita dhumateng Gusti Yesus Kristus dados Gusti lan Juruwilujeng pribadi, ugi wajib dipun tindakaken sarana ngrimati, nresnani, lan hamemayu alam buwana punika.

Punika tandha nyata kita dados putranipun Allah. Kita dados putranipun Allah awit kita niru karakter Gusti Allah Rama. Putranipun Allah kedah mencerminkan tuladhanipun Allah Rama, termasuk tuladha lan tumindakipun Gusti Allah ngreksa alam ndonya punika. Allah Rama sampun nitahaken jagad kanthi sedaya kasaenani-Pun. Punapa kita para putrani Pun mboten nglajengaken pakaryani Pun Sang Rama? Sampun ngantos kita ngaku dados putro-putrani-Pun Allah, ananging tumindak kita malah cengkah lan ngrisak alam donya pakaryani Pun Allah!

Panutup

Mugi ing Pambuka Wulan Penciptaan GKJW tahun 2020 punika mbikak manah kita, supados kita estu dados putra-putranipun Allah ingkang satuhu ngreksa  pakaryani-Pun Sang Rama. Mugi karakter, sifat-sifat dados putranipun Allah langkung sunyata wonten gesang padintenan kita. Tansaha kemutan: kita dipun wilujengaken kangge milujengaken! Lan milujengaken lingkungan dados salah setunggaling  tugas kita. Tansaha kemutan: kita dipun pulihaken kangge memulihkan! Memulihkan alam sekitar dados bagian tanggungjawab ingkang nyata ing wekdal punika. Sugeng lumebet ing Wulan Penciptaan. Sugeng dados para putranipun Allah ingkang sayektosi! Dipun berkahi kita ingkang tumemen ngluhuraken asmanipun Gusti! Amin. (WKW).

Pamuji  : KPJ. 339 “Iba Denya Mbingahaken” | KPJ. 385 “Srengenge Nyunar” |  KPJ.  376 “Kacang Mangsa Ninggala Lanjaran” | KPJ. 343 “Kula nedya Kados Gusti” | KPJ. 340 “Ing Peprentahaning Allah” | (Pepujian punika saged kaagem ing pangabekti punika)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak