Khotbah Minggu 6 Nopember 2016

26 October 2016

MINGGU BIASA 32
TOLA PUTIH

 

Bacaan  1        :  Ayub 19: 23-27a
Bacaan  2        :  2 Tesalonika 2: 1-5, 13-17
Bacaan  3        :  Lukas 20: 27-38

Mazmur          :  Mazmur 17: 1-9

Tema Liturgis  : Tetap Beriman Teguh Walau Berpeluh
Tema Minggu : Tetap beriman teguh walau bingung

 

Keterangan Bacaan

Ayub 19: 23-27a

Dekat dengan maut dan sendirian, Ayub menaruh harapannya yang terakhir akan pembalasan. Pertama-tama ia mengharap bahwa pernyataannya mengenai dirinya yang tak bersalah dipahat pada batu supaya bicara bagi dirinya sesudah ia mati. Jelas tidak ada suara lain terdapat dalam pembelaannya. Ayub mencari pembalasan lain, tetapi apa? Kapan? “Penebus” adalah petugas dalam masyarakat suku yang mempunyai kewajiban untuk melindungi dan membela anggota keluarga yang lemah. Meskipun tanggung jawab penebus dapat mempunyai berbagai bentuk, keprihatinannya yang dasariah adalah menjaga kesatuan hidup dalam keluarga atau suku. Ayub baru saja mengatakan bahwa semua sahabat dan saudaranya telah meninggalkan dirinya. Maka, sekarang ia menggapai jerami. Ia tidak bersalah, pasti masih ada saudara yang membela dia di pengadilan dan membebaskannya.

Siapa penebus ini? Ada yang menafsirkan bahwa itu adalah Allah, seperti wasit dan saksi. Yang lain menafsirkan dia adalah pihak ketiga yang membela Ayub melawan Allah. Kapan penebusan itu dilaksanakan? Ada yang mengaitkannya dengan kebangkitan. Tetapi ini berlebihan. Ayub tampaknya masih berpegang pada pengharapan atas penyelamatan terakhir yang akan dialami, sementara “ia dalam daging”. Ia paling sedikit mau melihat pembebasannya di hadapan Allah.

2 Tesalonika 2: 1-5, 13-17

Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus meyakinkan semua orang percaya sejati bahwa mereka akan terangkat untuk bertemu Tuhan di udara dan dengan demikian akan bersama-sama dengan Tuhan. Akan tetapi, sekarang guru-guru paslu mengajarkan bahwa hari-hari Tuhan sudah mulai dan murka Allah yang terakhir sedang dicurahkan. Mereka diingatkan jangan mudah bingung dan gelisah karena ulah mereka.

Pada ayat 2, kelihatannya jemaat Tesalonika ketakutan karena apa yang diberitakan para guru palsu itu mengenai hari Tuhan, Paulus mengatakan tak perlu kuatir, karena hari murka Allah belum tiba. Dua hal akan menandakan kedatangan-Nya. Pertama, harus datang kemurtadan. Kedua, manusia durhaka akan dinyatakan. Ketiga, peistiwa ini tidak akan digenapi sebelum yang menahannya itu disingkikan.

Pada ayat 3 Paulus mengatakan, jangan sampai mereka disesatkan sebelum hari kedatangan Tuhan yang akan ditandai dengan peristiwa sebagai berikut:

  1. Sementara kuasa rahasia itu semakin menjadi kuat, kemurtadan di dalam gereja akan mengikat (ay.3).
  2. Manusia durhaka akan dinyatakan (ay.3-4).
  3. Kemurtadan akan memuncak dalam pemberontakan menyeluruh melawan Allah dan Firman-Nya.
  4. Manusia durhaka akan dibinasakan bersama manusia yang suka kejahatan.

Paulus menasehatkan kepada jemaat yang ada di Tesalonika untuk terus setia. Mereka mampu mempertahankan iman pengharapan mereka di tengah aniaya dan kesukaran. Mereka mau hidup dalam kebenaran Allah. Oleh karena itu dikatakan bahwa mereka akan memperoleh kemuliaan Kristus, yaitu hidup yang kekal bersama dengan Dia. Setiap orang yang tetap setia dan bertekun dalam imannya, pasti akan diselamatkan.

Lukas 20: 27-38

Kaum Saduki mencela ajaran mengenai kebangkitan dari antara orang mati dan kehidupan di dunia yang akan datang, walaupun hal tersebut dengan jelas disingkapkan dalam Perjanjian Lama dan merupakan dasar iman Yahudi. Kaum Saduki tidak mengakui adanya kebangkitan dan dunia yang akan datang apa pun. Bukan hanya raga tidak akan kembali hidup, jiwa pun tidak berlanjut dalam kehidupan, tidak ada dunia roh, tidak ada upah atas apa yang telah dilakukan secara ragawi.

Biasanya orang-orang yang berencana untuk memutarbalikkan suatu kebenaran dari dan tentang Allah akan mengaduk-aduk dan membebani kebenaran itu dengan berbagai persoalan. Inilah yang dilakukan kaum Saduki. Ketika bermaksud melemahkan iman orang mengenai ajaran kebangkitan, mereka mengajukan pertanyaan yang meragukan kebenaran ajaran tersebut. Dengan pertanyaan ini, mereka berharap tidak akan ada jawaban memuaskan yang bisa meyakinkan orang.

Jawaban Tuhan Yesus atas pertanyaan sungguh tak terbantahkan. Merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan lagi bahwa ada kehidupan yang lain setelah ini, dan ada penemuan-penemuan penting mengenai kebenaran ini pada masa-masa awal gereja (ay. 37-38): Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, dan hal ini ditunjukkannya kepada kita saat ia menyebut Tuhan, seperti Tuhan menyebut diri-Nya sendiri, sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Abraham, Ishak, dan Yakub pada saat itu telah mati menurut pandangan dunia kita. Mereka telah meninggalkan dunia kita ini bertahun-tahun lamanya, dan jasad mereka telah menjadi debu dalam gua Makhpela. Jadi, bagaimana mungkin Allah dapat berkata, “Aku (sekarang ini) adalah Allah Abraham?” Mengapa Ia tidak berkata, “Aku dulunya adalah Allah Abraham?” Tidak masuk akal bahwa Allah yang hidup dan Sumber kehidupan masih terus mengait-ngaitkan diri-Nya dengan mereka sebagai Allah mereka jika tidak ada lagi yang tersisa dari mereka selain apa yang tersimpan di dalam gua tersebut, yang tidak dapat dibedakan dari debu biasa. Dengan demikian, kita harus menyimpulkan bahwa mereka pada waktu itu sedang berada di dunia yang lain, karena Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.

Benang Merah 3 Bacaan

Ketiga bacaan di atas berlatar belakang kebingungan atas keadaan mereka masing-masing untuk masa yang akan datang. Tetapi mereka yang percaya mendapatkan terang, penghiburan dan kekuatan.

 

RANCANGAN KHOTBAH: Bahasa Indonesia

Pendahuluan

Akhir tahun 2015 berita Indonesia diramaikan oleh GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara). GAFATAR adalah gerakan orang-orang yang rupanya bingung dengan ajaran agama-agama yang berbeda-beda. Karena itu, gerakan ini menggabungkan ajaran agama-agama menjadi satu ajaran universal untuk semua penganut agama. Akhirnya GAFATAR dibubarkan oleh aparat pemerintah atas desakan agama tertentu, karena GAFATAR dianggap membingungkan dan menyesatkan para penganut agama yang sudah definitif di Indonesia. Setelah dibubarkan pun para anggota GAFATAR tetap hidup dalam kebingungan.

 

Isi

Orang-orang Saduki adalah orang-orang yang juga mengalami kebingungan. Awalnya mereka bingung tentang kebangkitan orang mati. Kebingungan mereka tampak dari pertanyaan mereka kepada Tuhan Yesus tentang seorang perempuan yang dikawini oleh 7 orang bersaudara secara bergiliran karena mereka meninggal. Siapa yang menjadi suaminya dalam kebangkitan orang mati? Karena kebingungannya, mereka kemudian tidak mempercayai adanya kebangkitan orang mati. Mereka beranggapan bahwa kehidupan setelah kebangkitan itu sama dengan kehidupan di dunia sekarang ini. Tentu mereka bingung memahami kebangkitan orang-orang yang matinya dipenggal kepalanya atau kehilangan anggota tubuh mereka. Bagi orang yang mempercayai adanya kebangkitan orang mati, orang-orang Saduki itu “sesat” dalam kepercayaannya.

Orang-orang Saduki tidak hanya bingung sendiri, tetapi mengajak orang lain bingung, atau membuat orang lain bingung, atau membingungkan orang lain. Mereka berusaha membingungkan Tuhan Yesus dengan pertanyaan yang berdasar pada kepercayaan mereka yang “sesat”. Nampaknya Tuhan Yesus juga bingung, tapi bukan bingung dengan atau karena pertanyaan mereka, melainkan bingung karena kepercayaan mereka yang “sesat”. Dari jawabanNya yang jelas, Tuhan Yesus sama sekali tidak bingung. Singkatnya, kehidupan sesudah kebangkitan itu berbeda dengan kehidupan di dunia ini sekarang. Jawaban Tuhan Yesus itu bahkan memantapkan keyakinan para ahli Taurat dengan mengatakan “Guru, jawabMu itu tepat sekali.” (ayat 39)

Warga jemaat Tesalonika diingatkan oleh penulis surat 2 Tesalonika supaya mereka tidak menjadi bingung dan gelisah tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Mereka diingatkan untuk berpegang teguh pada ajaran-ajaran Injil yang telah mereka terima. Penulis mendoakan mereka supaya Allah menghibur dan menguatkan mereka menghadapi berbagai upaya penyesatan.

Ayub juga mengalami kebingungan mengalami penderitaan yang menimpa dirinya dan keluarganya. Dia juga bingung atas sikap para sahabat dan keluarganya (isterinya). Namun demikian, dia tetap yakin bahwa Penebusnya hidup dan pada akhirnya akan memulihkan dirinya. Sekalipun dia tidak mengerti apa yang menyebabkan penderitaannya, dia tetap bertahan pada keyakinannya bahwa Allah pasti akan memulihkannya.

Ada banyak hal yang bisa membuat orang percaya menjadi bingung. Ada banyak hal di zaman modern ini yang tidak bisa kita mengerti, kita tidak habis pikir dengan keadaan zaman sekarang. Perubahan-perubahan dalam banyak segi kehidupan terjadi sangat cepat. Orang menjadi semakin kreatif, termasuk kreatif dalam membuat orang lain bingung.

Sikap, mental dan perilaku manusia juga berubah ke arah yang lebih buruk. Ada banyak pengalaman buruk yang seharusnya menjadi pelajaran untuk menjadi lebih baik, tetapi kenyataannya orang tetap saja melakukan keburukan. Ambil contoh salah satunya, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sudah beberapa kali melakukan Operasi Tangkap Tangan terhadap kasus suap, walaupun dilakukan di tempat tersembunyi. Tetapi masih saja orang melakukan suap. Masih banyak lagi contoh pengalaman buruk yang ternyata tidak menjadi pelajaran orang menjadi lebih baik.

Banyak bukti kebaikan yang tulus dan tanpa pamrih orang Kristen yang diketahui oleh masyrakat umum. Tetapi orang Kristen tetap saja ditekan, anak-anak Kristen dibully oleh teman-temannya di sekolah. Bahkan gurunya pun ikut melakukan bullying terhadap mereka.

Keadaan yang demikian itu bisa membuat kita orang percaya menjadi bingung. Tidak apalah jika kita memang dibuat menjadi bingung. Bingung boleh saja, tetapi jangan sampai mengalami disorientasi, artinya salah arah dalam menjalani kehidupan dan dalam beriman. Yang penting, dalam kebingungan itu, kita tetap beriman teguh kepada Tuhan Yesus Pembela kita yang agung. Yang penting, jangan sampai kita menjadi sesat karena kebingungan itu. Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana sikap kita dan apa yang perlu kita lakukan supaya kebingungan itu tidak membuat kita sesat, supaya kita tetap beriman teguh kepada Kristus.

 

Penutup

Ada beberapa hal yang harus senantiasa kita ingat supaya kita tidak mengalami disorientasi, tidak sesat dan tetap beriman teguh kepada Tuhan Yesus Kristus.

  1. Sebelum Hari Tuhan (kedatanganNya yang kedua kali) tiba penyesatan dan kedurhakaan akan semakin nyata (2 Tes. 2: 3-).
  2. Dunia terus berubah dan membingungkan, tetapi Tuhan Yesus tidak pernah berubah dalam kasih, karya, kuasa dan kehendakNya (Ibr. 13: 8).
  3. Kita harus rajin membaca Alkitab dan renungannya. Pasti akan lebih baik jika kita rajin membaca renungan harian Pancaran Air Hidup yang diterbitkan oleh Majelis Agung GKJW.
  4. Kita pegang teguh ajaran firman Tuhan sebagai kebenaran yang mutlak.
  5. Kita yakini dengan teguh bahwa Tuhan Yesuslah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup sampai kekal. Amin. [st]

Nyanyian: KJ 28: 2, 3, 4. / Kid. Kontekstual 136 (3x)

 —

RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi

Bebuka

Ing pungkasaning taun 2015 kepengker wonten kabar santer ing Indonesia ngingingi GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara). GAFATAR menika ada-adaning (gerakan) tiyang-tiyang ingkang rupinipun sami bingung kaliyan piwulanging agami-agami ingkang benten-benten setunggal lan setunggalipun. Pramila, tiyang-tiyang menika sami nggadhahi ada-ada nyatunggilaken piwulanging agami-agami dados satunggal piwulang ingkang universal (umum) kagem sedaya panganut agami. Wusananipun GAFATAR dipun bubaraken dening aparat pamarentah atas panyuwunipun salah satunggaling agami, karana GAFATAR kaanggep mbingungaken lan nasaraken para panganut agami ingkang sampun baken ing Indonesia. Sareng sampun kabubaraken para pendherekipun GAFATAR tetep gesang ing kabingungan.

Isi

Tiyang-tiyang Saduki ugi golonganing tiyang bingung. Wiwitanipun tiyang Saduki bingung bab tanginipun tiyang pejah. Anggenipun sami bingung menika katingal saking pitakenanipun dhateng Gusti Yesus bab satunggaling tiyang estri ingkang dipun rabi dening tiyang jaler 7 sasedherek gilir gumantos karana sami tilar donya. Sinten ingkang dados semahipun wonten ing patangen? Karana bingungipun, tiyang-tiyang menika lajeng boten pitados wontening tanginipun tiyang pejah. Tiyang-tiyang menika sami nganggep bilih pigesangan bakda patangen menika sami kaliyan pigesangan ing alam donya samangke. Tamtu kemawon tiyang-tiyang sami bingung mangertosi tanginipun tiyang ingkang pejah katigas jangganipun utawi kecalan peranganing badanipun. Menggahing tiyang ingkang pitados dhateng wontening tanginipun tiyang pejah, kapitadosanipun tiyang-tiyang Saduki menika nasar, sesat.

Tiyang-tiyang Saduki menika boten namung bingung piyambak, nanging ugi ngajak utawi ndamel tiyang sanes bingung, mbingungaken tiyang sanes. Tiyang-tiyang menika mbudidaya mbingungaken Gusti Yesus kanthi pitakenan dhedhasar kapitadosanipun ingkang nasar. Katingalipun Gusti Yesus pancen bingung, nanging sanes bingung atas pitakenanipun tiyang saduki, nanging bingung karan mirsani kapitadosanipun tiayng Saduki ingkang nasar. Saking wangsulanipun ingkang maton tur cetha, Gusti Yesus babar pisan boten bingung. Cekakipun, pigesangan bakda patangen menika benten kaliyan pigesangn wonten ing alam donya menika. Wangsulanipun Gusti Yesus malah ngantepaken kapitadosanipun para ahli Toret kanthi matur: “Wangsulan Panjenengan menika sae sanget, Guru.” (ay. 39)

Warga pasamuwan ing Tesalonika kaengetaken lumantar serat 2 Tesalonika 2: 2 supados boten dados bingung bab dinten rawuhipun Gusti Yesus ingkang kaping kalih. Pasamuwan kaengetaken supados ngugemi kanthi kukuh piwulanging Injil ingakng sampun dipun tampi. Penulis serat menika ndongakaken supados Gusti Allah paring panglipur lan kakiyatan warga pasamuwan Tesalonika ngadhepi sedaya pangupaya ingkang nasaraken.

Ayub ugi bingung penggalihipun nyanggi panandhang ingkang ngebyuki gesangipun lan brayatipun. Ayub ugi bingung atas patraping para mitra lan brayatipun (semahipun). Nadyan bingung, piyambakipun tetep yakin bilih Panebusipun gesang lan wusananipun badhe mulihaken gesangipun. Nadyan piyambakipun boten mangertos menapa ingkang njalari panandhangipun, piyambakipun tetep ngugemi kapitadosanipun bilih Gusti Allah mesthi badhe mulihaken gesangipun.

Wonten kathah prekawis ingkang saged ndamel tiyang pitados dados bingung. Kathah prekawis ing jaman samangke ingkang boten saged kita mangertosi, kita dados buneg menggalih kawontenaning jaman menika. Ewah-ewahaning kawontenan dumados sya rikat sanget. Tiyang saya prigel, ugi prigel ndamel tiyang kathah sami bingung.

Watak lan pratingkahipun manungsa ugi ewah tumuju ing kawontenan ingkang saya awon. Kathah lelampahan (pengalaman) awon ingkang kedahipun dados piwulang supados dados saya sae, nanging nyatanipun tiyang tetep kemawon nindakaken piawon. Contonipun: KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sampun wongsal-wangsul nindakaken Operasi Tangkap Tangan dhateng kasus suap, nadyan katindakaken sesingidan. Ewasamanten, tiyang-tiyang sanesipun tetep kemawon nindakaken besel (suap); boten ajrih babar pisan. Taksih kathah sanget lelampahan awon (kasus narkoba, lsp) ingkang boten kadamel pepenget dados saya sae.

Katah bukti kasaenanipun tiyang Kristen ingkang tulus lan tanpa pamrih ingkang kasumurupan dening masyarakat umum. Ewasamanten, tiyang Kristen tetep kemawon ditekan, kaaniaya, anak-anak Kristen dipun bully (cecamah) dening rencang-rencangipun ing sekolah. Malah gurunipun ugi ndherek mbully anak-anak kita.

Kawontenan kados mekaten menika saged ndamel kita tiyang Kristen dados bingung. Boten dados menapa menawi kita pancen dados bingung. Nanging sampun ngantos kita ngalami disorientasi, tegesipun nyimpang enering gesang lan kapitadosan kita. ingkang baken, ing salebeting kabingungan, kita tetep mantep pitados dhateng Gusti Yesus Sang Pembela kita ingkang agung. Ingkang baken, sampun ngantos kita kesasar, sesat, karana bingung. Samangke ingkang prelu kita penggalih kados pundi sikap kita lan menapa ingkang kedah kita tindakaken supados kebingungan menika boten ndamel kita sesat, supados kita tetep mantep pitados dhumateng Sang Kristus.

Panutup

Wonten sawatawis bab ingkang kedah tansah kita enget supados kita boten ngalami disorientasi, boten sesat lan tetep mantep pitados dhateng Gusti Yesus.

  1. Saderengipun dinten rawuhipun Gusti Yesus kelampahan, piawon lan kadurakan badhe saya nyata (2 Tes. 2: 3-)
  2. Jagad menika badhe tansah ewah lan mbingungaken, nanging Gusti Yesus boten nate ewah gingsir ing sih katresnan, pakaryan, pangwasa lan karsanipun (Ibr. 13: 8).
  3. Kita kedah sregep maos Kitab Suci lan reraosanipun. Tamtu prayogi sanget menawi kita sregep maos reraosan Pancaran Air Hidup ingkang diterbitkan dening Majelis Agung GKJW.
  4. Kita ugemi piwulang sabdanipun Gusti minangka kayekten ingkang sejatos.
  5. Kita yakini kanthi teguh bilih namung Gusti Yesus Kristus ingkang jumeneng Gusti lan Juruwilujenging gesang kita ingkang langgeng. Amin. [st]

Pamuji: KPK 125: 1, 2.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak