Minggu Adven II
Perjamuan Kudus Adven – Stola Putih
Bacaan 1 : Yesaya 40 : 1 – 11
Bacaan 2 : 2 Petrus 3 : 8 – 15a
Bacaan 3 : Markus 1 : 1 – 8
Tema Liturgis: Setia dan Berjaga-jaga Menanti Kedatangan Kristus
Tema Khotbah : Totalitas Mempersiapkan Diri yang Berdampak Mempersiapkan yang Lain
Penjelasan Teks Bacaan :
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Yesaya 40 : 1 – 11
Yesaya 40 : 1 – 11 merupakan cuplikan dari kitab Yesaya kedua (Deutero-Yesaya)1. Konteks yang terjadi adalah bangsa Israel dalam masa pembuangan di Babel. Sebagian besar penduduk Israel diangkut tertawan di tanah pembuangan. Dampak yang terjadi kondisi Israel mengalami kemerosotan bahkan bisa dikatakan lumpuh baik secara politis, sosial dan ekonomi.
Kondisi ini ditambah dengan Bait Allah di Yerusalem, yang merupakan simbol persekutuan Yehuda di bidang agama dihancurkan oleh Nebukadnezar (Raja Babel). Hal ini menjadikan kondisi Israel menjadi terpecah! Bagi mereka yang menjaga kesetiaan kepada Allah mereka berjuang untuk tetap membangun persekutuan, namun juga ada kelompok yang berputus-asa sehingga mereka jatuh pada kekafiran sebab mereka mengira bahwa Allah tidak cukup kuat untuk mengalahkan Nebukadnezar.
Permasalahan ini yang menjadikan poros tujuan penulisan Deutero-Yesaya, nubuatan yang hendak memberikan penghiburan dan penguatan (Yes. 40:1-2) sambil terus mengingatkan agar Israel kembali kepada Allah dan percaya (Yes. 40:3-5) bahwa Allah yang akan menolong dan melepaskan Israel dari tanah pembuangan. (Yes. 40:10-11).
2 Petrus 3 : 8 – 15a
Konteks pembaca surat 2 Petrus adalah mereka yang memiliki tantangan akan pengajar-pengajar palsu yang menekankan sesuatu yang instan dan juga kekhawatiran mereka akan menyambut Porusia (Kedatangan Kristus yang kedua). Salah satu respon yang dapat dilihat dampak dari tekanan yang mereka hadapi adalah cemoohan yang ada di 2 Petrus 3:4, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.”
Respon inilah yang membuat kegelisahan – yang pada akhirnya memberikan sebuah pengajaran akan sebuah penantiaan dengan bijaksana.
- Tidak ada dari satu orangpun manusia yang memahami ataupun memprediksi kedatangan Tuhan karena manusia hidup dalam waktu yang diberikan Tuhan. Gambaran yang diberikan teks adalah kedatangan-Nya yang seperti pencuri yang hanya pencuri itu sendiri yang tahu kapan dia akan datang.
- Manusia hidup dalam ruang waktu kesabaran Tuhan (ay. 9), sehingga ketika masih ada waktu berarti Tuhan masih memberikan kesempatan bagi manusia untuk hidup tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan Tuhan (ay. 14). Ada harapan agar umat saat itu tidak sekedar menuntut akan karya Tuhan yang membuat mereka lega, namun juga ada nuansa persiapan untuk menyambut karya Tuhan tersebut.
Markus 1 : 1 – 8
Markus mengawali ceritanya tentang Yesus cukup berbeda dengan dua Injil Sinoptik lainnya. Ia tidak memulai dengan cerita kelahiran Yesus. Ia bahkan tidak mulai dengan Yohanes Pembaptis di padang gurun. Injil Markus dimulai dengan nubuat nabi pada masa lalu. Dengan kata lain, Injil markus ini dimulai dengan sesuatu yang sarat akan nuansa nubuatan. Ay. 1-3 dengan jelas penulis mengutip nubuat Yesaya untuk Israel agar mempersiapkan diri dalam karya penyelamatan Allah yang akan membebaskan Israel dari tanah perbudakkan Babel.
Kutipan ini nampaknya diseret untuk ditempatkan pada sosok Yohanes Pembaptis yang juga mempersiapkan kedatangan Mesias. Ay. 4-8 menegaskan bahwa pelayanan Yohanes Pembaptis sangat berdaya karena banyak orang datang berbondong-bondong untuk mendengarkannya dan menyerahkan diri untuk dibabtis2. Kehadiran Yohanes bisa benar-benar berpengaruh karena:
- Ia adalah sosok yang mewujudkan berita sukacita itu total dalam kehidupannya, bukan hanya dengan kata-katanya tetapi keseluruhan hidupnya. (ay. 6)
- Ia menyampaikan bukan dengan arogansi dan kesombongan, namun ia menyampaikan dengan kerendahan hati. Nuansa penyangkalan diri, penyerahan, ketidakangkuhan telah membuatnya diterima oleh orang-orang masa itu. (ay. 7)
- Ia berusaha menghubungkan manusia kepada Dia yang jauh lebih istimewa dari dirinya dan sosok itu adalah yang dibutuhkan oleh semua orang.
Benang Merah Tiga Bacaan:
Totalitas mempersiapkan karya Allah dengan menghilangkan rasa arogan menjadi pokok ketiga bacaan ini. Berusaha untuk mengolah rasa percaya kepada Allah merupakan landasan utama untuk tetap tegar melekat kepada Dia yang menyapa manusia dengan karya istimewanya. Tidak ada kekecewaan jika umat selalu bersiap serta setia kepada Dia saat menyambut apa pun yang menjadi pemberian-Nya.
Rancangan Khotbah : Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan, silahkan dikembangkan sesuai konteks Jemaat)
Pendahuluan
“Mangga pinarak, bapak taksih tindak pak … mbok bilih sekedap malih bapak sampun rawuh“ begitu ucap istri yang mempersilahkan seorang tamu yang datang ke rumah untuk bertemu dengan suaminya. Dan tidak lama kemudian ketika tamu sudah duduk di kursi ruang tamu, istri itu berkata “mangga pak, kaliyan ngrantos bapake” ia menyuguhkan secangkir kopi panas dan sepiring pisang goreng hangat. Sang istri melakukan itu semua agar tamu benar-benar merasa nyaman sambil menunggu kedatangan suaminya.
Dan yang menarik ketika suaminya sudah datang, menemui tamu tersebut, dan membicarakan sesuatu, sang istri lantas mundur alon-alon merasa bahwa tugasnya sudah selesai. Dia sadar bahwa perannya hanya sekedar menyiapkan “kopi” untuk tamu agar dalam masa menunggu suaminya tersebut, tamu tersebut merasa nyaman!
Isi
‘Peranan istri dalam menyiapkan tamu yang datang ke rumahnya’ ternyata juga dilakukan oleh beberapa sosok rendah hati:
- Yesaya 40:1-11 merupakan sebuah penyiapan yang dilakukan yang diperuntukkan kepada bangsa Israel, ketika mereka dalam masa pembuangan di Babel, di tengah kondisi yang tidak berdaya, teks ini memberikan sebuah kelegaan sehingga ada harapan untuk terus hidup bersama Allah terus terjaga. Pengharapan untuk bebas dari tanah pembuangan benar-benar mampu dihidupi dengan sebuah upaya aktif untuk menjaga diri semakin lekat dengan Tuhan Allah.
- II Petrus 3:8-15a surat Petrus yang kedua ini juga memiliki pesan senada dengan teks Yesaya II (Deutero Yesaya) di mana keadaan umat saat itu sedang dalam pengaruh besar dari nabi-nabi palsu yang membuat mereka goyah untuk berpengharapan pada Kristus. Surat ini mengajak umat untuk membuka pikiran mereka dengan bijaksana agar mereka benar-benar mempersilahkan waktu Tuhan yang terjadi. Dan yang menarik, sambil menunggu waktu Tuhan tersebut terjadi, Penulis Surat 2 Petrus ini mengajak umat untuk berusaha hidup dengan tidak bercacat dan tidak bernoda sebagai bentuk upaya mempersiapkan diri menyambut waktu Tuhan itu.
- Markus 1:1-8 merupakan totalitas seruan Yohanes Pembaptis kepada semua orang saat itu agar mereka bertobat sebelum Kerajaan Allah datang. Hal menarik dari sosok yang satu ini adalah dia tidak menganggap dirinya sosok yang penting! Dia memperkenalkan diri sebagai sosok yang lebih rendah dari seorang hamba bagi Sosok yang akan datang itu (Mark. 1:7). Kerendahan hati benar-benar ditunjukkan oleh Yohanes Pembaptis sebagai bentuk teladan dalam menjalani penantian sosok istimewa itu.
Ketiga teks ini secara sederhana menyuguhkan sebuah seruan dari seorang tokoh agar umat benar-benar mempersiapkan karya Tuhan yang istimewa. Dan sebelum berseru-seru untuk mempersiapkan umat, mereka memulai dengan totalitas persiapan dirinya secara batin sehingga bahasa “persiapan” yang mereka dengungkan adalah pengalaman iman mereka bersama dengan Allah. Hal itulah yang membuat penyampaian kabar persiapan akan karya Allah menjadi hidup dan diterima oleh umat.
Penutup
Perjamuan Kudus Advent merupakan sebuah penghayatan umat untuk benar-benar mempersiapkan Kristus yang datang menyapa manusia dengan kesederhanaan dan bahasa cinta yang total. Jika Allah dengan cinta-Nya menyapa manusia dengan total, lantas masihkah ada totalitas manusia untuk mempersiapkan karya-Nya? Bersama mari kita mempersiapkan bukan dengan segala kesombongan kita, tetapi mari kita bersama mempersiapkan dengan kesederhanaan dan kerendahan hati. Tentunya bukan saja diri pribadi yang dipersiapkan, namun mari kita belajar pula mempersiapkan yang lain dengan dasar pengalaman iman kita bersama Kristus karena hal itulah yang menjadikan berita yang disampaikan terasa hidup dan diterima. Amin. (ABK)
Nyanyian : KJ. 85 Kusongsong Bagaimana
—
Rancangan Khotbah : Basa Jawi
Pambuka
“Mangga pinarak, bapak taksih tindak pak … mbok bilih sekedap malih bapak sampun rawuh” aturipun tiyang estri tumrap tamu ingkang rawuh ing griyanipun saperlu badhe kepanggih kaliyan semahipun. Lan salajengipun tamu punika sampun pinarak, tiyang estri kalawau paring atur “mangga pak, kaliyan ngrantos bapake”. Piyambakipun nyawisaken sacangkir kopi panas lan sapiring gedhang goreng anget. Piyambakipun nindakaken ingkang makaten supados tamu ingkang badhe kepanggih semahipun punika saged ngrantos kanthi kahanan ingkang nyaman.
Lan ingkang saestu dados bab ingkang wigati, nalika semahipun sampun rawuh lan jejagong sesarengan kaliyan tamu kalawau, tiyang estri punika lajeng “mundur alon-alon” nyumanggaken semahipun jejagongan kanthi gayeng kaliyan tamu kalawau. Piyambakipun rumaos bilih tugasipun anggenipun nyawisaken sampun rampung. Piyambakipun sadar bilih tugasipun namung winates nyawisaken “kopi” kagem tamu kalawau supados tamu kalawau saged ngraosaken nyaman sinambi ngrantos rawuhipun semahipun.
Isi
‘Lelampahan ingkang diwujudaken tiyang estri saperlu nyawisaken tamu kang rawuh ing griyanipun’ ugi dipun lampahi dening saperangan tiyang ingkang andhap-asor kados ing waosan wekdal punika:
- Yesaya 40:1-11 wujud pitedah nabi Yesaya ingkang nyawisaken bangsa Israel, nalika bangsa Israel ngalami pangawulan ing Babel. Ing satengah kahanan ingkang rempu punika, waosan kita paring pitedah bab leganing manah satemah pangajeng-ajeng tansah gesang nggondheli Gusti tansah tuwuh-ngrembaka. Pangajeng-ajeng supados saged uwal saking papan pangawulan estu saged dipunraosaken kanthi wujud sanyata kagem nyawisaken diri supados tansaya raket kaliyan Gusti Allah.
- 2 Petrus 3:8-15a Seratipun rasul Petrus kang kapindho punika ugi pitedah ingkang memper kaliyan punapa ingkang dados waosan Yesaya (Deutero Yesaya). Kahanan para pandherekipun Gusti Yesus nampi piwucal saking para nabi palsu ingkang ndadosaken para pandherekipun Gusti Yesus ‘goyah’ anggenipun ndherek Gusti Yesus. Serat punika ngatag sedaya pendherekipun Gusti Yesus ngraosaken ing panggalih kanthi wicaksana supados kanthi saestu pitados lan pasrah sawetah ing pakaryaning lan wekdal peparingipun Gusti. Lan ingkang wigati, anggenipun nyawisaken rawuhipun Gusti Yesus, seratan punika ngatag para pandhereke Gusti Yesus supados nglampahi gesang kanthi resik minangka wujud sanyata nyawisaken diri saperlu mapag rawuhipun Gusti Yesus ingkang kaping kalih.
- Markus 1:1-8 minangka pitedah Yokanan Pambaptis marang sadaya tiyang supados mujudaken pramatobat saderengipun Kratoning Allah kababar. Ingkang saestu kedah dipun sinaoni lumantar Yokanan nggih punika piyambakipun mboten nganggep bilih dirinipun pribadi punika penting! Piyambakipun nepangaken marang sadaya tiyang punika langkung asor saking abdi tumrap Gusti Yesus ingkang badhe rawuh (Mark.1:7). Manah ingkang andhap-asor estu dipun wujudaken Yokanan Pambaptis minangka wujud tuladha kagem nyawisaken lan nganti-anti mapag rawuhipun Gusti Yesus.
Waosan ingkang sampun kita tampeni punika kanthi cekak paring piwucal lumantar saperangan tiyang (Yesaya, Paulus, Yokanan Pambaptis) supados sadaya pandherekipun Gusti Yesus nyawisaken pakaryaning Gusti Yesus ingkang aji. Mekaten ugi sakderengipun ngatag sadaya pandherekipun Gusti, piyambakipun nyawisaken dhiri sacara batin lan panggalihipun. Piwucal bab nyawisaken dhiri punika saestu wujud pengalaman iman sesarengan kaliyan Gusti Allah. Bab punika ingkang ndadosaken pacawisan mapag babaraken pakaryaning Allah punika saestu rumesep ing manah lan tamtu saged dipun raosaken dening sadaya tiyang.
Panutup
Pambujanan Suci Advent punika sarana kangge para pandherekipun Gusti Yesus ngraosaken kados pundi anggen nyawisaken rawuhipun Gusti Yesus ingkang maha welas lan maha tresna. Menawi Gusti Allah kanthi tresnanipun saestu mujudaken sesambetan kaliyan manungsa, lajeng punapa taksih wonten raos saestu kagem nyawisaken rawuhIpun? Sesarengan mangga sami cecawis mboten kanthi raos gumunggung, ananging sesarengan cecawis kanthi andhap-asoring manah – lan tamtu mboten namung damel dhiri pribadi ingkang dipuncawisaken, nanging mangga ugi sinau nyawisaken liyan kanthi adhedhasar pengalaman iman kaliyan Gusti Yesus Kristus. Awit bab punika ingkang ndadosaken pawartos ingkang kababar saestu saged dipun raosaken lan dipun tampeni sedayanipun. Amin. (ABK)
Pamuji : KPJ. 242 Rawuha Sang Imanuel
1 Deutero Yesaya adalah bagian kedua dari Kitab Yesaya. Bagian ini dimulai dari Pasal 40-55 yang melukiskan tentang keesaan Allah yang diproklamasikan dan bagaimana hamba Allah menyampaikan kabar keselamatan. Marrie-Claire Barth-Frommel, Kitab Yesaya Pasal 40-55,(BPK Gunung Mulia: Jakarta, 2010).
2 William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari, (BPK Gunung Mulia:Jakarta, 2008)