Menikmati Hidup sebagai Anak-Anak Allah Khotbah Minggu 5 Januari 2025

23 December 2024

Minggu Natal 2
Stola Putih

Bacaan 1: Yeremia 31 : 7 – 14
Mazmur: Mazmur 147 : 12 – 20
Bacaan 2: Efesus 1 : 3 – 14
Bacaan 3: Yohanes 1 : 10 – 18

Tema Liturgis: Damai Sejahtera di Antara Manusia yang Berkenan kepada-Nya
Tema Khotbah: Menikmati Hidup sebagai Anak-Anak Allah

Penjelasan Teks Bacaan:
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

Yeremia 31 : 7 – 14
Perikop ini berisi tentang nubuat yang disampaikan oleh Yeremia. Dalam nubuatnya, Yeremia menyampaikan berita tentang karya Tuhan Allah yang akan membebaskan bangsa Israel umat pilihan-Nya dari perbudakan bangsa Babel. Ini adalah berita yang sangat menyenangkan dan mendatangkan semangat bagi bangsa Israel sebagai umat Allah. Bangsa Israel yang sebelumnya terserak di berbagai tempat akan dikumpulkan kembali oleh Tuhan Allah. Terbayang dalam benak mereka betapa senangnya bisa berkumpul kembali sebagai sesama umat milik Allah di tanah yang diberikan Tuhan Allah kepada mereka. Terlebih Tuhan Allah juga berkenan menjaga mereka seperti gembala terhadap kawanan dombanya (Ay. 10). Bahkan orang-orang yang sudah dijual dan diasingkan akan ditebus dan dibawa kembali (Ay. 11). Kasih dan pemeliharaan Tuhan Allah dirasakan oleh umat, ketentraman dan kesejahteraan akan mereka alami, sehingga mereka tidak lagi merana (Ay. 12). Suasana kesedihan dan perkabungan berganti menjadi kegirangan (Ay. 13). Demikian juga dengan suasana peribadahan, semakin banyak orang yang beribadah dan mempersembahan kurban, pertanda sukacita semakin dirasakan. Para imam merasakan pemeliharaan Tuhan Allah dengan kelimpahan dan memimpin ibadah dengan tenang dan sukacita (Ay. 14).

Efesus 1 : 3 – 14
Perikop bacaan ini menyatakan 2 hal yang oleh Rasul Paulus penting untuk dimengerti oleh Jemaat Efesus. Pertama, Paulus menyatakan kepada jemaat di Efesus tentang keberadaan dirinya sebagai rasul Yesus Kristus. Sebagai seorang rasul, Paulus memiliki tugas untuk bertindak sebagai saksi tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Kedua, sebagai seorang rasul, Paulus diberi tugas oleh Tuhan untuk mewartakan Injil, sekaligus membangkitkan iman dan mempersatukan orang beriman dalam satu jemaat (Gal. 1:15-17; 1 Kor. 9:1-2; 15:7-11; 2 Kor. 10:13-16). Dalam penuturan yang disampaikan Paulus kepada jemaat Efesus berkaitan dengan penghayatannya sebagai rasul Yesus Kristus. Paulus bersaksi bahwa Tuhan Yesus Kristus berkenan menebus dan mengampuni dosa manusia (Ay.7), serta menjadikan setiap orang yang beriman kepada-Nya sebagai anak-anak-Nya (Ay. 5). Hal ini berlaku bagi semua orang yang mendengar dan menerima berita Injil (Ay.13).

Yohanes 1 : 10 – 18
Penulis Injil Yohanes menegaskan bahwa setiap orang yang mengakui kemahakuasaan Tuhan Yesus Kristus dalam hidupnya, serta beriman kepada-Nya akan mendapatkan kuasa atau berhak menjadi anak-anak Allah (Ay. 12). Status sebagai anak-anak Allah tersebut bukan didasarkan pada proses biologis. Oleh Yohanes hal tersebut diungkapkan dengan kalimat: “orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Ay. 13). Pernyataan Yohanes ini menegaskan, bahwa semua orang yang beriman kepada Yesus Kristus berhak mendapatkan anugerah keselamatan dari Tuhan Allah dan menjadi anak-anak Allah. Menjadi anak-anak Allah tidak ditentukan berdasarkan darah dan daging sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub sebagaimana dipahami oleh bangsa Israel dalam kitab Perjanjian Lama, melainkan berdasarkan imannya kepada Yesus Kristus.

Dalam keberadaaan sebagai anak-anak Allah, setiap orang memiliki relasi atau hubungan yang istimewa dengan Allah. Sebagai anak-anak Allah setiap orang bisa merasa dekat dengan Allah yang mengasihi anak-anak-Nya. Selain itu juga selalu merasakan kuasa Allah dalam setiap peristiwa yang dialami. Oleh karena itu, ketika berhadapan dengan berbagai pergumulan dan tantangan anak-anak Allah akan selalu berlindung kepada Allah dan hanya mengandalkan diri pada kuasa-Nya. Penghayatan iman yang demikian ini menjadikan setiap orang selalu ingin mendekat dan taat kepada Allah. Hal tersebut diwujudkan dalam kesetiaan imannya kepada Yesus Kristus Sang Juru Selamat. Sikap yang demikian ini adalah wujud nyata iman yang sejati.

Benang Merah Tiga Bacaan:
Menikmati hidup sebagai umat Allah sungguh menyenangkan, sebab Tuhan Allah tidak akan mencelakakan umat-Nya. Ia bahkan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Apabila umat Allah harus menjalani hukuman dari Tuhan Allah karena dosa-dosanya, hukuman ini diberikan Tuhan Allah dengan maksud untuk mendidik dan menyadarkan mereka terkait dengan kesalahan yang dilakukannya. Pada dasarnya Tuhan Allah menghendaki agar umat-Nya selalu menjalin relasi atau hubungan yang baik dan dekat dengan-Nya. Tuhan Allah bahkan berkenan menjadikan setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai anak-anak Allah. Dalam keberadaannya sebagai anak-anak Allah, setiap orang merasakan hubungan yang istimewa dengan-Nya. Dengan hubungan tersebut anak-anak Allah diharapkan selalu taat, setia, dan mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.

 

Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silakan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing)

Pendahuluan
Menjadi umat Allah adalah suatu anugerah yang patut kita terima dengan ucapan syukur. Meski demikian setiap kita yang mengaku sebagai umat Allah hendaknya selalu menyadari bahwa Tuhan Allah menghendaki agar kita selalu mendekatkan diri dan menggantungkan hidup kita kepada-Nya. Selain itu kita harus berusaha taat dan setia kepada Allah. Memang hidup taat dan setia kepada Tuhan Allah bukan hal yang mudah dilakukan. Godaan dan tantangannya sangat berat, namun, relasi kita yang dekat dengan Tuhan Allah, dapat menjadikan kita umat-Nya dengan sukacita selalu berusaha mewujudkan ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya.

Isi
Menjadi umat Allah itu adalah hal yang menyenangkan, sebab kita akan selalu merasakan kasih Tuhan Allah dalam keseharian kita. Kasih Tuhan itu dinyatakan dengan selalu memperhatikan dan peduli terhadap umat-Nya. Tuhan Allah tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami kesengsaraan. Pada saatnya, Ia akan menolong dan memberikan apa yang terbaik bagi umat-Nya. Ia bukan hanya memberikan pengampunan dan menyelamatkan orang berdosa, melainkan juga mempersekutukan umat-Nya agar selalu dekat dengan-Nya. Ia juga berkenan menjaga umat-Nya seperti seorang gembala menjaga kawanan dombanya. Dengan penuh kasih Ia memelihara umat-Nya. Ia selalu menemani umat-Nya agar selalu merasa tenteram, sejahtera, dan sukacita. Selain itu, umat-Nya dapat beribadah dan memberikan persembahan syukur dengan sukacita sebagai salah satu wujud memuliakan Tuhan Allah. Para imam, yakni para pelayan ibadah merasakan pemeliharaan Tuhan Allah dengan kelimpahan dan memimpin ibadah dengan sukacita. Demikian suasana kegembiraan yang digambarkan oleh Yeremia terkait dengan keberadaan umat Allah.

Kegembiraan, sukacita umat Allah yang demikian semakin bertambah, karena Tuhan Allah juga berkenan menjadikan setiap orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus menjadi anak-anak Allah. Hal inilah yang diajarkan rasul Paulus kepada jemaat Efesus. Dalam hal ini status sebagai anak-anak Allah tidak hanya diperuntukkan bagi bangsa Israel, melainkan juga terbuka bagi setiap orang yang mengaku beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Setiap orang yang mengaku beriman kepada Tuhan Yesus Kristus berhak menjadi anak-anak Allah.

Penulis Injil Yohanes menegaskan bahwa setiap orang yang mengakui kemahakuasaan Tuhan Yesus Kristus dalam hidupnya, serta beriman kepada-Nya, ia mendapatkan kuasa atau berhak menjadi anak-anak Allah. Status sebagai anak-anak Allah tersebut bukan didasarkan pada proses biologis. Menjadi anak-anak Allah tidak ditentukan berdasarkan darah dan daging sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub sebagaimana dipahami oleh bangsa Israel dalam kitab Perjanjian Lama, melainkan berdasarkan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Sebagai anak-anak Allah, setiap orang memiliki hubungan yang istimewa dengan Allah. Sebagai anak-anak Allah setiap orang merasa dekat dengan Allah yang mengasihi anak-anak-Nya. Selain itu juga selalu merasakan kuasa Allah dalam setiap peristiwa yang dialami. Oleh karena itu, ketika berhadapan dengan berbagai pergumulan dan tantangan, anak-anak Allah akan selalu berlindung kepada Allah dan hanya mengandalkan kuasa-Nya. Penghayatan iman yang demikian ini menjadikan setiap orang selalu ingin mendekat dan taat kepada Allah. Karena itu, ketaatan kita kepada Tuhan Allah, dapat kita wujudkan dengan hidup taat dan setia beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.

Penutup
Sebagai anak-anak Allah, sampai dengan saat ini kita telah mengalami banyak hal yang menyenangkan dari Allah, meskipun bukan berarti kita hidup tanpa pergumulan dan tantangan. Sampai dengan saat ini kita masih merasakan kasih dan pemeliharaan Tuhan Allah. Kita juga selalu menikmati berkat-berkat yang diberikan Tuhan Allah kepada kita. Tuhan Allah selalu menyertai dan menolong kita ketika kita membutuhkan pertolongan-Nya. Sampai kapan pun Tuhan Allah akan selalu menyertai dan menolong kita. Oleh karena itu, dengan semakin banyaknya kesibukan yang kita lakukan, janganlah kita menjauh dari Allah. Sebaliknya, kita selalu berusaha agar semakin mendekat dan akrab dengan-Nya agar kita dapat selalu menikmati hidup sebagai anak-anak Allah. Amin. [HSW].

 

Pujian: KJ. 13 Allah Bapa Tuhan

 

Rancangan Khotbah: Basa Jawi
(Punika namung rancangan khotbah, saged dipun kembangaken miturut konteks pasamuwan piyambak)

Pambuka
Dados umat kagunganipun Gusti punika kanugarahan ingkang kedah dipun tampi kanti saos sokur. Nadyan mekaten saben tiyang ingkang ngakeni minangka umat kagunganipun Gusti Allah ugi kedah ngrumaosi bilih Gusti Allah ngersakaken supados para umat kagungan-Ipun tansah nyelak Panjenenganipun lan ngandelaken gesangipun dhumateng Gusti Allah. Kejawi punika ugi tansah ngupadi setya tuhu dhumateng Gusti Allah. Pancen mujudaken gesang ingkang setya tuhu dhumateng Gusti Allah punika sanes prekawis ingkang gampil katindakaken. Panggodha lan pakewetipun awrat sanget. Nadyan mekaten karana sesambetan ingkang raket kaliyan Gusti Allah, saged andadosaken para umat kagunganipun Gusti Allah kanthi sukabingah lan semangat ngupadi mujudaken setya tuhunipun dhumateng Gusti Allah.

Isi
Dados umat kagunganipun Gusti Allah punika pancen andadosaken saben tiyang ngalami kabungahan, awit tansah ngraosaken katresanipun Gusti Allah ing pigesanganipun sadinten-dinten. Katresnanipun Gusti Allah punika kawujudaken kanthi migatosaken lan peduli dhumateng para umat kagungan-Ipun. Gusti Allah mboten negakaken umat kagungan-Ipun tansah ngalami kasangsaran. Ing wancinipun Gusti Allah mesthi paring pitulungan lan maringaken punapa ingkang sae tumrap para umat kagungan-Ipun. Panjenengan-Ipun mboten namung paring pangapunten lan nylametaken tiyang dosa, nanging ugi nyatunggilaken umat kagungan-Ipun supados tansah celak kaliyan Panjenganipun. Gusti Allah ugi karenan njagi umat kagungan-Ipun kados dene pangon tumrap para mendanipun. Kanthi kebak katresnan Panjeneganipun ngrimat para umat kagungan-Ipun. Panjenganipun tansah ngancani umat kagungan-Ipun supados tansah ngraosaken katentreman, karaharjan, lan sukabingah. Kejawi punika umat kagungan-Ipun saged ngabekti lan atur pisungsung sokur kanthi suka bingah minangka satunggiling wujud mulyakaken Gusti Allah. Para Imam, inggih punika ingkang lelados ing pangabekti ngraosaken pangrimatan-Ipun Gusti Allah kanthi kaluberan lan ngladosi pangabekti kanthi bingah. Mekaten suasana kabingahan ingkang kagambaraken dening Yeremia gegayutan kaliyan kahananipun umat kagunganipun Gusti Allah.

Kabingahanipun umat ingkang mekaten punika sansaya mindhak, awit Gusti Allah ugi karenan andadosaken saben tiyang ingkang pitados dhumateng Gusti Yesus Kristus dados para putranipun Allah. Bab punika kawucalaken dening rasul Paulus dhumateng pasamuan ing Efesus. Ing ngriki status para putranipun Allah mboten namung katujokaken kagem bangsa Israel kemawon minangka umat ingkang kapiji dening Gusti Allah, nanging ugi kagem sinten kemawon ingkang pitados dhumateng Gusti Yesus Kristus. Saben tiyang ingkang ngaken pitados dhumateng Gusti Yesus Kristus nggadhahi hak dados para putranipun Allah.

Pangripta Injil Yokanan nedahaken bilih saben tiyang ingkang ngakeni kawasanipun Gusti Yesus Kristus, sarta pitados dhumateng Panjengenanipun nampi kawasa utawi pantes dados para putranipun Allah. Prekawis punika sanes kalandhesan proses biologis. Dados para putranipun Allah mboten katamtokaken adedasar rah lan daging, minangka trahipun manungsa, trahipun Rama Abraham, Ishak lan Yakub kados dene ingkang dipun mangertosi dening bangsa Israel ing Kitab suci Prajanjian Lami, ananging adedasar kapitadosaipun dhumateng Gusti Yesus Kristus.

Minangka para putranipun Allah, saben tiyang nggadhahi sesambetan ingkang ‘istimewa’ kaliyan Gusti Allah. Minangka para puteran-Ipun Allah saben tiyang rumaos celak kaliyan Gusti Allah ingkang nresnani para putran-Ipun. Kejawi punika ugi tansah ngraosaken kawasanipun Allah ing sadengah prekawis ingkang dipun alami. Pramila, nalika ngadhepi mawerni-werni pakewet lan pambengan, para putranipun Allah tansah ngayom dhumateng Gusti Allah lan namung ngandelaken gesangipun dhumateng kawasan-Ipun. Ngraosaken-ngraosaken kapitadosan ingkang mekaten andadosaken saben tiyang tansah kepingin celak lan setya tuhu dhumateng Gusti Allah. Kasetyan kita pitados dhumateng Gusti Allah seged kita wujudaken kanthi setya pitados dhumateng Gusti Yesus Kristus.

Panutup
Minangka para putranipun Allah, ngantos ing wekdal, kita tansah ngalami kathah prekawis ingkang bingahaken saking Panjenenganipun, sanadyan mekaten punika mboten ateges kita uwal saking pakewet lan pambengan. Ngantos ing dinten punika kita taksih ngraosaken katresnan lan pangrimatanipun Gusti Allah. Kita ugi ngraosaken berkah-berkahipun Gusti Allah ingkang kaparingaken dhumateng kita. Gusti Allah tansah nyarengi lan paring pitulungan dhumateng kita nalika kita mbetahaken pitulungan-Ipun. Pramila, sanadyan sansaya kathah karepotan utawi pandamelan ingkang kita ayahi, minangka para putranipun Allah, sampun ngantos kita nebih saking Panjenenganipun. Kosokwangsulipun, kita kedah tansah ngupadi sansaya celak lan sesambetan kanthi raket kaliyan Panjeneganipun supados kita tansah ngraos-ngraosaken gesang minangka para putran-Ipun Allah. Amin. [HSW].

 

Pamuji: KPJ. 96 : 1, 2  Tyas Kita Dimen Slamanya

Renungan Harian

Renungan Harian Anak