Minggu Paskah 2
Stola Putih
Bacaan 1: Kisah Para Rasul 5 : 27 – 32
Mazmur: Mazmur 150
Bacaan 2: Wahyu 1 : 4 – 8
Bacaan 3: Yohanes 20 : 19 – 31
Tema Liturgis: Karya Terbesar dalam Hidupku
Tema Khotbah: Karya Kasih-Nya Membawa Damai dan Pengharapan
Penjelasan Teks Bacaan:
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Kisah Para Rasul 5 : 27 – 32
Kisah Para Rasul 5:27-32 adalah bagian dari kisah kehidupan awal gereja Kristen. Setelah Yesus Kristus naik ke surga, para rasul melanjutkan pekerjaan-Nya, termasuk pengajaran dan melakukan mukjizat di Yerusalem. Mereka menyebarkan ajaran Kristen dengan berani meskipun ada penentangan dari pihak otoritas agama dan politik. Para rasul, terutama Petrus dan Yohanes, terlibat dalam konflik dengan pemimpin agama Yahudi. Mereka mengajarkan bahwa Yesus adalah Mesias dan bahwa Ia telah bangkit dari kematian, sesuatu yang sangat kontroversial dan bertentangan dengan ajaran resmi agama Yahudi saat itu. Dalam Kisah Para Rasul 5, para rasul telah ditangkap dan dipenjara oleh otoritas agama karena aktivitas mereka. Namun, mereka dibebaskan oleh malaikat Tuhan, dan mereka kembali mengajarkan di Bait Allah. Hal ini menambah ketegangan antara mereka dan otoritas agama. Pada Kisah Para Rasul 5:27-32, para rasul dibawa ke hadapan Sanhedrin, yaitu pengadilan agama tertinggi di Israel. Mereka dituduh melanggar perintah untuk tidak mengajarkan tentang Yesus. Dalam menghadapi tuduhan ini, Petrus dan rasul-rasul lainnya memberikan pembelaan yang berani dan menjelaskan bahwa mereka lebih memilih untuk menaati Allah daripada manusia.
Wahyu 1 : 4 – 8
Wahyu adalah kitab terakhir dalam Perjanjian Baru yang sering disebut sebagai kitab Apokalips. Kitab ini ditulis oleh Rasul Yohanes, yang menulisnya ketika berada di Pulau Patmos sekitar akhir abad pertama Masehi. Wahyu ditulis dalam konteks penganiayaan terhadap orang Kristen di bawah pemerintahan Kaisar Romawi, terutama di bawah Kaisar Domitianus. Wahyu ditulis oleh Yohanes, salah satu rasul Yesus. Ia menulis kepada tujuh gereja di Asia Kecil (sekarang bagian dari Turki modern) yang mengalami kesulitan dan penganiayaan. Tujuan dari kitab ini adalah untuk memberikan penghiburan dan dorongan kepada jemaat-jemaat Kristen di tengah-tengah penderitaan mereka, serta untuk mengungkapkan visi tentang akhir zaman dan kemenangan Kristus. Pada masa itu, umat Kristen mengalami penganiayaan dari pihak Romawi dan tekanan sosial serta politik. Wahyu ditulis dalam konteks krisis ini, dengan memberikan pengharapan bahwa meskipun saat ini tampaknya dunia dikuasai oleh kekuatan jahat, Tuhan akan mengalahkan kejahatan dan mendirikan kerajaan-Nya.
Yohanes 20 : 19 – 31
Secara keseluruhan, Yohanes 20:19-31 adalah bagian penting yang menegaskan kebangkitan Yesus, memberikan penguatan kepada para pengikut-Nya, dan menjelaskan pentingnya iman dalam konteks pengakuan dan pengalamannya terhadap kebangkitan Kristus. Yesus datang untuk memberikan damai dan mengutus para murid untuk meneruskan misi-Nya. Ini adalah penegasan bahwa kebangkitan Yesus membawa damai dan tanggung jawab baru kepada pengikut-Nya untuk melanjutkan pekerjaan-Nya di dunia. Pengalaman Thomas menekankan pentingnya iman dan pengakuan pribadi terhadap Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Pengalaman ini juga mengajarkan bahwa keraguan manusia bisa diatasi dengan perjumpaan langsung dengan Tuhan. Penampakan Yesus dan tanda-tanda yang ditunjukkan kepada para murid adalah bukti otentik dari kebangkitan-Nya. Ini memberikan dasar kuat untuk iman Kristen bahwa Yesus benar-benar bangkit dari kematian. Yohanes menekankan bahwa tujuan dari Injilnya adalah untuk memperkuat iman pembaca bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah, dan bahwa melalui iman kepada-Nya, mereka dapat memiliki hidup kekal.
Benang Merah Tiga Bacaan:
Benang merah yang menghubungkan ketiga bacaan ini adalah tema kekuatan dan kuasa Yesus Kristus sebagai Raja dan Juru Selamat. Dalam Kisah Para Rasul 5:27-32, kita melihat keberanian para rasul dalam bersaksi tentang kebangkitan Kristus meski menghadapi ancaman, menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Pemimpin yang diurapi. Wahyu 1:4-8 memberikan penegasan bahwa Yesus sebagai Raja yang abadi dan Tuhan yang Maha Kuasa, serta penegasan tentang kedatangan-Nya yang kedua. Sementara Yohanes 20:19-31 mengisahkan penampakan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan, menguatkan iman mereka melalui tanda-tanda dan pernyataan-Nya bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat. Ketiga bacaan ini bersama-sama menegaskan posisi sentral Kristus dalam iman Kristen sebagai otoritas ilahi dan sumber keselamatan.
Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silakan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing)
Pendahuluan
Pada hari Minggu ini, kita masih dalam suasana perayaan kebangkitan Yesus Kristus, memperingati kemenangan-Nya atas kematian dan dosa. Paskah adalah waktu untuk merenung dan bersyukur atas karya terbesar yang pernah dilakukan dalam sejarah umat manusia: karya penyelamatan melalui kebangkitan Kristus. Mari kita merenungkan teks-teks Kitab Suci kita hari ini untuk lebih memahami bagaimana karya terbesar ini mempengaruhi hidup kita dan panggilan kita sebagai pengikut Kristus.
Isi
Karya Penebusan yang Membawa Damai
Pada bacaan ketiga, kita melihat momen yang penuh makna setelah kebangkitan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya yang sedang bersembunyi di balik pintu-pintu terkunci. Ia membawa pesan damai, “Damai sejahtera bagi kamu!” (Yoh. 20:19). Karya terbesar dalam hidup Yesus, yaitu kematian dan kebangkitan-Nya, membawa damai sejahtera yang melampaui segala pemahaman.
Jika kita perhatikan, Tuhan Yesus tidak hanya menunjukkan diri-Nya tetapi juga memberi mereka kuasa untuk mengampuni dosa. Ia berkata, “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya akan diampuni; jikalau kamu menyatakan dosa seseorang tetap, dosa itu akan tetap” (Yoh. 20:23). Ini adalah penguatan misi kita sebagai pengikut-Nya untuk menyebarluaskan pesan pengampunan dan damai-Nya.
Namun, di antara murid-murid-Nya, ada yang belum percaya—Thomas, yang dikenal sebagai “Thomas yang ragu”. Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada Thomas dan memberinya bukti nyata dari kebangkitan-Nya. Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29). Ini menekankan pentingnya iman dalam karya penebusan yang telah selesai. Meskipun kita tidak melihat secara fisik, iman kita kepada Kristus membawa kita pada bagian dari karya terbesar-Nya.
Kesaksian dan Ketaatan
Dalam bacaan pertama, kita melihat para rasul yang diperintahkan oleh Tuhan untuk bersaksi tentang kebangkitan Yesus meskipun harus menghadapi ancaman dan penganiayaan. Mereka menegaskan bahwa mereka harus taat kepada Allah lebih daripada kepada manusia. Ini adalah bagian dari karya terbesar Kristus yang harus kita teruskan: menyaksikan dan membagikan pesan Injil meskipun menghadapi tantangan.
Kita melihat keberanian dan keteguhan hati para rasul dalam misi mereka. Mereka tidak hanya mengajarkan tetapi juga menjadi saksi hidup dari kuasa kebangkitan Kristus. Mereka mengakui bahwa Roh Kudus yang diberikan kepada mereka adalah bukti nyata dari karya penebusan yang telah dilakukan Yesus. Kita diundang untuk menjadi bagian dari karya tersebut, menjalani iman kita dengan keberanian yang sama.
Kristus yang Berkuasa Segala Sesuatu
Dari bacaan kedua kita mendapatkan gambaran yang menakjubkan tentang Kristus yang bangkit dan menguasai segala sesuatu. Yohanes menggambarkan Kristus sebagai “yang ada dan yang telah ada dan yang akan datang” (Wahyu 1:4) dan “Yang Mahakuasa” (Wahyu 1:8). Ini adalah pengakuan akan kedaulatan Kristus dan karya besar-Nya yang melampaui waktu dan ruang.
Karya terbesar dalam hidup kita tidak hanya terbatas pada saat kita berada di bumi, tetapi juga melibatkan pengharapan akan kebangkitan dan kehidupan kekal bersama Kristus. Yesus adalah Alfa dan Omega, awal dan akhir dari segala sesuatu. Dalam karya-Nya yang sempurna, kita memiliki jaminan keselamatan dan kehidupan kekal.
Penutup
Karya terbesar dalam hidup kita adalah karya penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Ini adalah karya yang membawa damai, mengundang kita untuk bersaksi dengan keberanian, dan memberi kita pengharapan akan kekekalan. Mari kita hidup dalam cahaya karya terbesar ini, menjadi saksi yang setia, dan mengupayakan damai serta pengampunan di dunia ini. Semoga Paskah kali ini menguatkan iman kita dan menginspirasi kita untuk melanjutkan misi Kristus dengan semangat dan keteguhan hati. Amin. [AA]
Pujian: KJ. 340 Hai Bangkit Bagi Yesus
Rancangan Khotbah: Basa Jawi
(Punika namung rancangan khotbah, saged dipun kembangaken miturut konteks pasamuwan piyambak)
Pambuka
Ing dinten Minggu punika, kita taksih ing swasana pengetan wungunipun Gusti Yesus Kristus, mengeti kemenangan-Ipun saking pati lan dosa. Paskah minangka wekdal kangge kita ngraos-ngraosaken lan muji sokur pakaryan agung ing sejarah umat manungsa; inggih punika pakaryan kawilujengan lumantar seda lan wungunipun Gusti Yesus Kristus. Mangga samangke kita nggegilut saperangan teks Kitab Suci supados langkung mangertos kados pundi pakaryan agung punika nggadhahi pengaruh ing gesang lan timbalan kita minangka pendherekipun Sang Kristus.
Isi
Pakaryan Panebusan ingkang Ndadosaken Katentreman
Ing wosan kaping tiga, kita manggihaken prastawa ingkang ageng sanget maknanipun sasampunipun Gusti Yesus wungu. Gusti Yesus ngatingal dhumateng para sekabat ingkang ndhelik sarta lawang ingkang kakunci. Panjenenganipun ngasta pesen tentrem, “Tentrem-rahayu anaa ing kowe!” (Yok. 20:19). Pakaryan agung ing gesangipun Gusti Yesus, inggih punika seda lan wungunipun, ngasta katentreman ingkang nglangkungi pangertosan kamanungsan.
Menawi kita gatosaken, Gusti Yesus mboten namung ngetingal nanging ugi maringi kuwaos pangapuntening dosa. Panjenenganipun dhawuh, ”Yen kowé ngapura dosané wong, dosané bakal diapura. Yen kowé padha netepake dosane, dosane kuwi bakal tetep.” (Yok. 20:23). Dhawuh punika minangka “penguatan” misi kita minangka pandherekipun kangge nyebar pawartos pangapuntening dosa lan tentrem-rahayu.
Nanging, ing antawising para sekabat, wonten setunggal ingkang mboten pitados; inggih punika Tomas, ingkang dipun kenal kanthi sebutan “Tomas sing ragu-ragu.” Gusti Yesus ngulungaken tangan lan ngetingalaken lambungipun dhumateng Tomas lan maringi bukti ingkang cetha bab wungu-Nipun. Gusti Yesus dhawuh, ”Begja wong sing ora weruh, nanging precaya.” (Yok. 20:29). Punika negesaken pentingipun iman ing pakaryan panebusan. Sanadyan kita mboten saged mirsani sacara fisik, iman kita dhumateng Sang Kristus mbekta kita dhumateng sawabing pakaryan agung, inggih punika kawilujengan.
Paseksi lan Ketaatan
Ing waosan kapisan, kita pirsa bab para rasul ingkang dipun dhawuhi dening Gusti Allah supados mratelakaken paseksi bab wungunipun Gusti Yesus senadyan kedah ngadhepi ancaman lan panganiaya. Para rasul negesaken manawi panjenenganipun kedah langkung manut dhumateng Gusti Allah tinimbang manungsa. Punika minangka perangan saking pakaryanipun Kristus ingkang agung ingkang kedah kita lajengaken: paring paseksi lan mbabaraken pawartos Injil sanadyan kathah tantangan.
Kita saged pirsa bab kekendelanipun lan tekadipun para rasul ing tugas lan timbalanipun. Para rasul punika mboten namung mucal, nanging ugi dados saksi ingkang gesang bab kuwaos wungunipun Sang Kristus. Para rasul punika ngakeni bilih Roh Suci ingkang dipun paringaken dhumateng para rasul dados bukti ingkang cetha bab pakaryan panebusan ingkang sampun dipun tindakaken dening Gusti Yesus. Kita dipun undhang dados perangan saking pakaryan punika, gesang kanthi iman ingkang wantun lan tatag.
Sang Kristus Kang Kuwasa ing Samubarang
Saking waosan ingkang kaping kalih, kita pikantuk gambaran ingkang ngedab-edabi bab Sang Kristus ingkang sampun wungu lan nguwasani samukawis prekawis. Yohanes nggambaraken Sang Kristus minangka “sing ana lan sing wis ana lan sing bakal teka” (Wahyu 1:4) lan “Ingkang Mahakuwasa” (Wahyu 1:8). Punika minangka pangaken marang kedaulatan Sang Kristus lan pakaryan agung ingkang nglangkungi sadhengah prekawis.
Pakaryan agung ing gesang kita mboten namung nalika kita gesang ing bumi, nanging ugi kalebet pengajeng-ajeng patangen lan gesang langgenteog kaliyan Sang Kristus. Gusti Yesus punika Alfa lan Omega, wiwitan lan pungkasaning samukawis. Ing pakaryan adi, kita kagungan jaminan kawilujengan lan gesang langgeng.
Panutup
Pakaryan agung ing gesang kita inggih punika pakaryan panebusan ingkang dipun tindakaken dening Gusti Yesus Kristus lumantar seda lan wungunipun. Punika pakaryan ingkang ndhatengaken katentreman, ngundhang kita sadaya supados kagungan kekendelan, lan pengajeng-ajeng gesang langgeng. Sumangga sami dumunung wonten ing sawabing pakaryan agung punika, dados saksi ingkang setya, lan ngupaya tentrem lan karukunan ing alam donya punika. Mugi-mugi Paskah punika ngiyataken iman kita lan maringi inspirasi kangge nutugaken misinipun Sang Kristus kanthi semangat lan tekad ingkang kiyat. Amin. [AA]
Pamuji: KPJ. 267 : 1, 2 Pamarta Kula Agesang