Minggu Biasa – Bulan Penciptaan
Stola Hijau
Bacaan 1: Nehemia 8 : 1 – 10
Bacaan 2: 1 Korintus 12 : 12 – 31a
Bacaan 3: Lukas 4 : 14 – 21
Tema Liturgis: Allah Memulihkan dan Memperbarui Ciptaan-Nya
Tema Khotbah: Merawat Berkat Demi Lestarinya Gereja
Penjelasan Teks Bacaan:
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Nehemia 8 : 1 – 10
Kitab Nehemia memahami bahwa keluarnya bangsa Israel dari pembuangan di Babel itu hanya karena kehendak Allah saja. Karena itu, dalam kehidupan berbangsa yang paling utama adalah memuliakan nama Tuhan, kemudian disusul dengan prioritas yang lain. Kitab Nehemia sejaman dengan Kitab Ezra, ini dibuktikan dengan penyebutan nama – nama yang sama, orang-orang yang pulang dari pembuangan Babel dalam Nehemia 7:7 sama dengan Ezra 2:2. Dalam bacaan yang menjadi renungan hari ini memfokuskan pertobatan bangsa Israel di depan pintu gerbang air. Pertobatan itu bertujuan untuk memurnikan keturunan Israel, agar jaminan tanah perjanjian tidak lepas dari bangsa Israel. Saat itu, ada anggapan bahwa kawin campur dengan suku-suku diluar bangsa Israel adalah kenajisan.
Pandangan seperti itu sama dengan yang tertulis dalam Kitab Ezra. Jika dijaman Kitab Ezra dituliskan mereka yang terlibat kawin campur harus diceraikan, di jaman Kitab Nehemia pandangan tentang kawin campur lebih kompromis. Sehingga mereka yang terlibat kawin campur tidak harus menceraikan suami atau istri mereka, tetapi hanya melakukan pertobatan sebagai pengudusan Tuhan terhadap keluarga mereka dan seluruh umat Israel. Maka diadakanlah doa pertobatan bagi seluruh bangsa Israel dipimpin oleh Imam Ezra di depan pintu gerbang air.
1 Korintus 12 : 12 – 31a
Surat Korintus yang pertama dituliskan oleh Paulus sebagai pengajarannya kepada umat Kristen di kota Korintus. Kota Korintus berada di Propinsi Akhaya di Negara Yunani, sebuah kota pelabuhan yang besar di sebuah tanah genting. Oleh Duyverman, kota Korintus digambarkan sebagai kota pelabuhan yang besar, di mana sebelah menyebelah kota ini terdapat dua pelabuhan besar, yakni pelabuhan Kengkrea di sebelah Timur dan Likaionia di sebelah Barat. Ia juga menjadi pusat kesenian dan olah-raga, dengan banyak gedung-gedung indah yang dibangun untuk menghiasi kota1. Karena kemegahan Kota Korintus di jaman itu maka banyak orang yang bermigrasi ke Kota Korintus, sehingga penduduk kota Korintus sangat heterogen.
Pada bacaan 1 Kor. 12:12-31a mengungkapan tentang kesatuan umat percaya di Korintus. Seperti diungkapakan sebelumnya karena begitu beragamnya penduduk Korintus, maka ada banyak perbedaan di dalam persekutuan. Karena itu Paulus mengambil perumpamaan, seperti satu tubuh yaitu Kristus dengan banyak anggota dan masing-masing anggota memiliki kelebihan serta fungsi yang berbeda. Namun semua masih merupakan tubuh yang sama, sehingga jika salah satu anggota sakit, maka semua merasakan sakit. Dengan pesan ini diharapkan tidak ada perselisihan, tidak ada yang merasa paling benar dan menyalahkan yang lainnya. Karena jika perselisihan terjadi di jemaat, akan menyebabkan lemahnya persekutuan dan meredupnya sinar kemuliaan Allah. Sehingga Paulus berharap dalam perbedaan itu muncul sinar yang berwarna-warni yang indah sebagai kesaksian orang percaya di Korintus.
Lukas 4 : 14 – 21
Injil Lukas dalam Kitab Suci orang Kristen digolongkan dalam kelompok kitab Injil Sinoptik bersama Injil Matius dan Injil Markus. Ada kemiripan pandangan teologi dalam ketiga Injil Sinoptis tersebut namun ada beberapa perbedaan juga. Perbedaan tersebut oleh para ahli diduga ada beberapa penyebab diantaranya adalah karakter penulis kitab dan sumber informasi penulisan.
Injil Lukas secara teologi sedikit berbeda dengan dua Injil lainnya khususnya tentang kepedulian terhadap kaum miskin dan kepedulian terhadap perempuan. Ini dapat diduga masa kehidupan penulis Injil Lukas berada dalam masyarakat yang sangat merendahkan orang miskin. Bahkan masyarakat saat itu menganggap orang miskin itu tidak berkenan dihadapan Tuhan, sehingga kurang diberkati. Tema orang miskin yang berbahagia dan orang kaya yang celaka sangatlah banyak ditemukan dalam Injil Lukas2 . Setidaknya ada tujuh ayat yang bertema orang miskin yang berbahagia dan ada enam ayat ungkapan orang kaya yang celaka. Dari temuan ini bisa membuktikan betapa Lukas sangat peduli dengan keberadaan orang miskin yang harus disemangati dan dibantu.
Bacaan hari ini menceritakan saat Yesus pulang ke Nasaret dan memimpin ibadah di Sinagoge. Saat itu, Ia diminta membacakan Kitab Yesaya dan mengajarkan bagi orang-orang yang hadir saat itu. Semua orang terkagum– kagum dengan pengajarannya, namun karena orang-orang Nasaret mengetahui bahwa Yesus seorang anak tukang kayu, maka mulailah ada penolakkan. Predikat anak tukang kayu inilah yang menjadi pokok persoalan Yesus ditolak dalam persekutuan itu. Orang banyak meminta agar Yesus mengadakan mujizat di tengah mereka agar mereka diyakinkan, namun Yesus menolak, karena mengetahui bahwa pada dasarnya orang banyak hanya ingin mencobai Dia. Dengan membandingkan dengan mujizat Elia yang diberikan kepada janda di Sarfat dan mujizat Elisa kepada Naaman orang Siria, Yesus ingin menunjukkan bahwa Allah bisa menunjukkan mujizatnya kepada siapa saja Dia berkenan. Allah tidak memandang umat-Nya berdasarkan suku bangsa, status sosial, warna kulit atau bahasanya. Allah hanya memandang umat-Nya berdasarkan ketulusan hati untuk menyembah kepada-Nya.
Benang Merah Tiga Bacaan:
Ketiga bacaan kita mengajarkan bahwa semua ciptaan Allah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semua makhluk diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi dan bekerjasama. Perbedaan bukan dipakai untuk saling menjatuhkan, menyombongkan diri atau memanfaatkan sesamanya demi kepentingan pribadi.
Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silahkan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing)
Pendahuluan
Dalam teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, menyatakan bahwa atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Dari kutipan itu, bangsa Indonesia percaya walaupun bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, ribuan suku bangsa dan bahasa, itu bisa menjadi satu atas berkat dan rahmat Tuhan saja.
Demikian juga dengan GKJW yang terdiri dari beragam jemaat yang tersebar di seluruh pelosok Jawa Timur, menjadi satu dalam sebuah naungan Greja Kristen Jawi Wetan itu juga atas kehendak Tuhan saja. Jemaat-jemaat yang ada di GKJW juga memiliki potensinya masing-masing. Semua bukan untuk dibanding-bandingkan, tetapi sebagai modal untuk memuliakan Tuhan dalam pelayanannya.
Isi
Bacaan kita hari ini juga menceritakan perbedaan-perbedaan umat Tuhan yang terjadi dalam segala jaman. Bacaan pertama dalam Kitab Nehemia menunjukkan tradisi kawin campur antara umat Israel dan suku bangsa lainnya, yang dipandang sebagai kenajisan. Umat Israel menganggap janji sebagai umat pilihan hanya berlaku bagi orang Israel saja, sehingga kemurnian keturunan Israel harus dijaga. Nehemia saat itu mengadakan ibadah pertobatan bagi umat Israel, karena di dalam banyak keluarga Israel sudah terjadi kawin campur. Apa yang dilakukan Nehemia merupakan upaya menerima bangsa lain yang sudah masuk dalam keluarga Israel, agar mereka juga menerima hak yang sama sesudah dikuduskan.
Bacaan kedua dari surat Korintus yang pertama juga menunjukkan keberagaman masyarakat yang ada di kota Korintus. Karena perbedaan itu, maka terjadi perselisihan di antara orang percaya. Perselisihan itu berpotensi menjadi perpecahan di jemaat. Karena itu, Rasul Paulus dalam suratnya menyatakan bahwa seluruh umat percaya adalah tubuh Kristus. Masing-masing anggota tubuh itu memiliki tugas masing-masing, tidak bisa anggota tubuh yang satu meremehkan anggota tubuh yang lainnya. Bahkan kalau salah satu dari anggota tubuh itu sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit.
Bacaan ketiga dari injil Lukas menunjukkan bahwa umat Israel yang ada di Nasaret masih memandang saudaranya berdasarkan status sosial. Kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara ekonomi akan direndahkan dan mereka yang kaya dianggap orang yang diberkati. Yesus yang saat itu masuk ke dalam rumah ibadah di Sinagoge diminta untuk membacakan Kitab, saat itu Kitab yang dibaca Yesus adalah Kitab Yesaya. Yesus mengajarkan dengan penuh hikmat dari Allah dan membuat semua orang yang mendengar menjadi kagum. Namun beberapa orang di antara yang hadir mulai mempermasalahkan status keluarga Yesus sebagai anak tukang kayu bernama Yusuf. Karena bukan keturunan orang terhormat, mulai mereka mempermasalahkan pengajaran Tuhan Yesus kepada mereka. Dengan dalih meminta Yesus menunjukkan mujizat-Nya, mereka ingin mencobai Yesus. Yesus menolak, dengan membandingkan mujizat Elia kepada janda di Sarfat dan mujizat Elisa kepada Naaman orang Siria. Dengan contoh mujizat kedua nabi ini, Yesus ingin menunjukkan bahwa bukan hanya kepada umat Israel saja Allah menunjukkan kasih-Nya.
GKJW juga mengembangkan pelayanan di bumi Jawa Timur yang juga memiliki banyak perbedaan. Perbedaan itu adalah potensi yang harus dikembangkan bersama-sama bukan untuk dibanding-bandingkan. Jika dibentangkan dari barat ke timur maka GKJW dilewati jalur rel kereta api ribuan kilometer mulai dari Walikukun – Ngawi sampai Ketapang – Banyuwangi. Memiliki selera kelezatan mulai Sate Kelinci di Magetan sampai Rujak Soto di Banyuwangi, dilewati cicin api mulai Gunung Lawu sampai Kawah Ijen. Memiliki habitat binatang dilindungi mulai Jalak Lawu sampai Banteng Baluran. Memiliki beragam kesenian mulai Wayang Tengul Bojonegoro sampai Janger Banyuwangi. Semua ini adalah kekayaan besar yang diberikan Tuhan kepada GKJW.
Dengan semua kekayaan ini, ada dampak yang diterima GKJW, baik itu positif dan negatif. Jika semua kekayaan itu dikelola dan dipelihara dengan baik, maka sinar kemuliaan Tuhan bisa dipancarkan oleh GKJW. Tetapi jika potensi yang berbeda-beda itu diperselisihkan apalagi diperebutkan dengan menganggap potensi yang satu lebih bermanfaat dari potensi yang lain, maka bisa jadi potensi itu akan meruntuhkan semangat pelayanan di GKJW. Di internal jemaat juga memiliki warga dengan potensi yang berbeda-beda, semua harus dibina sesuai potensinya. Jangan sampai ada warga yang diistimewakan, ada warga yang dipinggirkan. Jika semua potensi itu disatukan dan saling melengkapi, pasti Kasih Karunia Tuhan akan terasa nyata dalam hidup persekutuan.
Penutup
Marilah kita rawat segala berkat yang telah diberikan Tuhan kepada gereja kita GKJW dengan penuh ucapan syukur. Semua ciptaan Tuhan diberikan kelebihan dan kekurangan masing-masing agar bisa saling belajar dan melengkapi kekurangan yang ada. Tuhan memberkati kita semua. Amin. [DK].
Pujian: KJ. 256 : 1, 2 Kita Satu di Dalam Tuhan
—
Rancangan Khotbah: Basa Jawi
Pambuka
Wontening teks Proklamasi 17 Agustus 1945, mratelaaken dhateng kita bilih kamardikanipun bangsa Indonesia punika adhedasar Sih Rahmat saking Gusti Allah. Saking seratan punika bangsa Indonesia pitados bilih cacahipun pulo ingkang ewon, suku bangsa lan tata cara ingkang benten-benten punika saged saeka kapti dados setunggal, inggih punika bangsa Indonesia.
Mekaten ugi GKJW ingkang nggadahi meneka warna pasamuan, ingkang nyebar sak indenging Jawa Timur saged dados setunggal wonten naungan Greja Kristen Jawi Wetan, punika ugi karana Sih Rahmatipun Gusti Allah Sang Rama. Pasamuan-pasamuan sanajan benten-benten watakipun ananging sami nggadahi kaluwihanipun piyambak-piyambak minangka modal kangge peladosan wonten ing pasamuan. Sedaya punika berkah ingkang ageng saking Gusti. Karana punika sampun ngantos kita mbanding-bandingaken antawis pasamuan setunggal lan sanesipun. Prayoginipun bilih kita purun ngembangaken sedaya pasamuan punika supados dados kekiyatan wonten ing GKJW.
Isi
Waosan kita dinten punika nyariosaken maneka warni kawontenanipun umat kagunganipun Gusti wiwit jaman Nehemia ngantos jaman Rasul Paulus. Waosan kita ingkang kaping pisan saking Kitab Nehemia, mratelaaken bab adat kawin campur ingkang kaanggep najis kangge bangsa Israel. Umat Israel pitados menawi prasetyanipun Gusti Allah dhateng bangsa Israel minangka umat pilihan punika namung kangge setunggal umat, inggih punika umat Israel. Saking pemanggih punika, tedhak turun ingkang murni saking bangsa Israel kedah dipun jagi. Pamrihipun supados prasetya dados umat pilihaning Gusti Allah punika mboten ngantos ical. Nehemia ngawontenaken pangabekti pamratobat kangge umat Israel, kangge nyucekaken brayat-brayatipun bangsa Israel ingkang sampun nglampahi kawin campur. Punapa ingkang dipun tindakaken dening Nehemia punika minangka pangupadi panampi kangge bangsa sanes ingkang sampun mlebet wontening brayat Israel. Sedaya punika supados umat Israel, sae ingkang asli utawi ingkang campuran saged nampi berkah kawilujengan saking Gusti.
Waosan kaping kalih saking serat Korinta ugi mratelaken meneka warni kawontenaning warga ingkang manggen ing kitha Korinta. Kawontenan warga ingkang benten-benten suku bangsa punika dadosaken pasulayan wontening pasamuan. Pasulayanan punika saged dados bibit pecahipun patunggilaning para tiyang pitadhos ing Kitha Korinta. Karana punika, Rasul Paulus lumantar layangipun ngengetaken bilih sedaya umat punika minangka Sariranipun Gusti Yesus. Perangan-perangan Sariranipun Gusti punika nggadahi ayahan piyambak-piyambak, mboten saged setunggal lan setunggalipun sami ngremehaken. Malah-malah bilih perangan ingkang setunggal sakit tamtu sedaya sarira punika ugi ngraosaken sakit.
Waosan kaping tiga saking Injil Lukas nyariosaken bilih warga Nasaret taksih nyawang sedherekipun miturut kadonyanipun. Warga masyarakat ingkang mboten nggadah dipun pandeng asor, kosokwangsulipun ingkang sugih dipun ajeni. Gusti Yesus ingkang nalika semanten nderek pangabekti wontening Sinagoge dipun aturi maos Kitab Suci saking Kitab Yesaya lan mbabaraken karsanipun Gusti ing satengahing pasamuan. Gusti Yesus saged paring piwulang miturut kawicaksanan saking Gusti Allah, sedaya tiyang sami nggumun kaliyan piwulang ingkang sae kalawau. Nanging ing sak lebeting pangabekti, sak perangan tiyang sami ngungkapaken riwayatipun Gusti Yesus ingkang kawastanan tiyang sekeng putranipun Yusuf tukang kayu. Tiyang katah sami mboten pitados, karana Gusti Yesus punika putranipun tukang kayu sanes saking keluwarga imam. Lajeng para tiyang punika nyuwun tanda awujud mujijat, pamrihipun supados Gusti Yesus saged nindakaken mujijat saking Allah kangge nggungung nepsunipun tiyang katah punika. Gusti Yesus mboten purun nuruti panyuwunan tiyang katah punika, malah nyariosaken mujijatipun Elia kangge Randa ing Sarfat lan mujijatipun Elisa kangge Naaman tiyang Siria. Gusti Yesus badhe ngemutaken tiyang katah, bilih mujijatipun Gusti Allah punika saged dipun tampi dening sinten kemawon tiyang ingkang estu pitados lan mujijat punika mboten dipun ketingalaken namung kangge nyoba kuwaosing Gusti Allah.
Gereja kita GKJW ugi gereja ingkang dipun piji dening Gusti kangge babaraken kamulyaning Gusti Allah wontening tlatah Jawi Wetan. Sedaya pasamuan punika nggadahi kesagedanipun piyambak-piyambak, punika mboten kangge dipun banding-bandingaken. Bilih dipun beber wiwit sisih kilen ngantos sisih wetan, tlatah peladosan GKJW nggadahi ciri-ciri ingkang endah sanget. Dipun lewati ewonan kilo rel sepur wiwit Walikukun – Ngawi ngantos Ketapang – Banyuwangi. Nggadahi meneka rasa tetedhan wiwit Sate Kelinci – Magetan ngantos Rujak Soto – Banyuwangi, dipun lewati gunung-gunung wiwit Gunung Lawu ngantos Kawah Ijen. Nggadahi sato kewan ingkang langka wiwit Jalak Lawu ngantos Banteng Baluran, nggadahi seni budaya ingkang luhur wiwit Wayang Tengul Bojonegoro ngantos Janger Banyuwangi. Sedaya punika berkahipun Gusti ingkang dipun tampi dening GKJW.
Sedaya berkah punika mbeta tanggel jawab supados dipun rimati, bilih berkah punika saged dipun rimati kanthi sae tamtu migunani kangge pasamuan lan ugi warganipun. Ananging bilih berkah ingkang maneka warni punika dipun banding-bandingaken utawi malah dipun damel royok’an tamtu saged njugrukaken patunggilan wonten GKJW. Mekaten ugi warga pasamuan ingkang nggadahi kesagedan piyambak-piyambak, sedaya kedah dipun tuntun miturut kesagedanipun. Sampun ngantos wonten warga ingkang dipun sanjung-sanjung lan wonten warga ingkang mboten dipun urusi. Sageda sedaya kesagedanipun warga punika dipun uri-uri supados nggendong indit kangge kamulyaning asmanipun Gusti. Bilih sedaya warga saged nyengkuyung peladosan ing pasamuan, tamtu tentrem rahayu saged dipun raosaken ing satengah-tengahing patunggilan.
Panutup
Sumangga kita rimati berkah saking Gusti ingkang dipun tampi pasamuan kanthi atur sokur. Sedaya titah wonten alam donya punika migunani tumrap titah sanesipun, karana punika sumangga kita saged sinau setunggal lan setungalipun. Bilih sedaya saged nggendong indit tamtu dadosaken ingkang kekirangan mboten ngantos kesrakat lan ingkang nggadah mboten ngantos luber muspra. Mugi Gusti amberkahi kita. Amin. [DK].
Pamuji: KPJ. 370 : 1, 2 Tresna Mring Sesami
1 Drs. M.E. Duyverman: Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru. Cetakan ke-22. 2013. BPK Gunung Mulia, hal. 98
2 Alkitab elektronik.aplikasi android