Pentakosta
Stola Merah
Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 2: 1-21
Bacaan 2 : Roma 8: 22-27
Bacaan 3 : Yohanes 16: 4b-15
Tema Liturgis : Masa Raya Unduh-Unduh GKJW, Merayakan Hidup dengan Bersyukur
Tema Khotbah: Bersyukur adalah Budaya Orang Percaya
KETERANGAN BACAAN
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Kisah Para Rasul 2:1-21
Hari raya pentakosta merupakan hari raya besar dalam tarikh Yahudi. Peristiwa ini merupakan perayaan penuaian setelah panen gandum ketika dulu hasil dipersembahkan kepada Allah.
Pencurahan roh artinya penggenapan janji Allah untuk mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia untuk menyelamatkan umat-Nya. Roh Kudus memampukan kita melakukan pekerjaan yang tidak mampu kita lakukan menurut pikiran kemampuan kita. Ini dibuktikan setelah tercurah Roh Kudus para murid bisa memberi kesaksisan dengan bahasa yang tidak mereka kenali atau bisa (ayat 4). Bagi orang lain, mereka dianggap mabuk, namun mereka tidaklah demikian, para murid dimampukan untuk bersaksi akan kebenaran Tuhan (ayat 13).
Roma 8:22-27
Orang percaya pun juga mengalami penderitaan sebagaimana orang yang tidak percaya.
Fokus pada anugerah, bukan pada penderitaannya (ayat 23). Maka yang ada adalah bersyukur.
Orang percaya harus bertekun karena telah ditebus dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus (ayat 24). Dengan demikian kita tetap memiliki iman untuk terus bertekun dalam pengharapan yang sejati. Paulus menggambarkan orang beriman adalah orang yang mengalami penderitaan dan tetap memiliki pengharapan akan pemenuhan janji Allah. Pencurahan Roh Kudus memampukan kita untuk menjadi saksiNya.
Yohanes 16:4b-15
Kita bisa membayangkan perasaan para murid Yesus ketika beliau menyatakan akan pergi meninggalkan mereka (ayat 5). Sehingga dalam kebingungan dan kepanikannya, mereka tidak terpikir untuk mencari tahu kemana beliau akan pergi.
Untuk itu para muridpun tidak mengetahui akan gunanya Roh Kudus turun atas diri orang percaya. Dengan kepergian Yesus, maka Yesus mengutus penghibur untuk menusia. Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan dosa (ayat 8), membawa pada kebenaran karena Dia Roh kebenaran (ayat 13). Maka dengan Roh itu pula hidup kita akan memuliakan NamaNya (ayat 14).
BENANG MERAH TIGA BACAAN
Penderitaan dan kebahagiaan hidup adalah realita kehidupan yang akan selalu ada dalam hidup ini. Demikian juga orang percaya, sebagaimana orang yang tidak percaya, juga akan mengalami penderitaan dan kesusahan hidup. Kepanikan dan kebingungan dalam menghadapi penderitaan serta kesusahan itu, tidak akan mengurangi penderitaan yang kita alami dan justru akan memperberat penderitaan itu. Dengan diutusnya Roh Penghibur dan telah dicurahkan atas orang percaya, akan membawa pada pengharapan keselamatan dari Tuhan. Maka dari pada terus menyesal, menggerutu, sambat, lebih baik kita bersyukur akan kehidupan dan berkat Tuhan. Sehingga kita bisa memuliakan namaNya dan menjadi saksiNya.
RANCANGAN KHOTBAH: Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan; bisa dikembangkan sesuai konteks jemaat)
Pendahuluan
Ada sebuah cerita tentang anak kecil di suatu tempat yang selalu setia berdoa pada Tuhan tiap saat dalam hidupnya. Suatu hari dia berdoa kepada Tuhan:
Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku bersyukur tidak mencontek walaupun teman-temanku yang lain melakukannya. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini. Terima kasih buat kue ini Tuhan! Aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya, lucunya aku nggak begitu lapar. Lihat, ini sepatuku yang terakhir, mungkin minggu depan aku harus berjalan tanpa sepatu. Engkau tahu Tuhan sepatu ini akan rusak, tetapi tidak mengapa yang penting saya masih bisa sekolah. TuhanKu kata orang-orang kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, karena itu beberapa temanku sudah berhenti sekolah. Tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi. Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Sakit sekali, tetapi aku bersyukur karena masih memiliki seorang ibu. Dan rasa sakit ini pasti akan hilang. Lihatlah lukaku ini Tuhan ??? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini bekas lukanya (sambil memegang bekas lukanya) Tolong jangan marahi Ibuku ya..??? memang dia sedang lelah dan kuatir memikirkan kebutuhan makanan juga biaya sekolahku .. Itulah mengapa dia memukulku.
Doa anak ini membuat kita sadar bahwa anak ini memberi pelajaran yang luar biasa untuk melihat sisi lain dari kehidupannya yang berat atau penuh kesusahan. Bagaimana anak ini bisa menerima keadaan yang tidak beruntung namun dekat sekali berhubungan dengan Tuhannya, tidak pernah menggerutu, sambat, tapi tetap bersyukur kepada Tuhan.
Dengan melihat kondisi kehidupan kita sekarang ini, tantangan hidup semakin berat, persaingan dan juga ekonomi yang berat, tarif listrik yang naik, biaya sekolah yang mahal dan sebagainya, membuat kita terkadang menggerutu, sambat, dan bahkan marah kepada Tuhan.
Isi
Sebagai mana orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, orang percayapun oleh Tuhan diijinkan untuk menerima penderitaan kehidupan. Penderitaan yang dialami oleh orang percaya sering kali membawa pada pengaruh imannya kepada Tuhan. Dengan mengalami penderitaan kadar iman kepada Tuhan semakin menurun dan bahkan sampai hilang atau meninggalkan Tuhannya. Kepanikan dan kebingungan dalam menghadapi penderitaan serta kesusahan itu, tidak akan mengurangi penderitaan yang kita alami dan justru akan memperberat penderitaan itu.
Sebagaimana perasaan yang dialami para murid ketika Yesus memberitahukan akan meninggalkan mereka. Mereka bingung, panik, tidak tahu apa yang harus dilakukan, bahkan mereka tidak menanyakan kemana Yesus akan meninggalkannya. Yang ada dalam pikiran mereka adalah ketika bersama gurunya Yesus Kristus itu, maka semua permasalahan kehidupan akan diatasi Yesus, karena Yesus sering membuat mukjizat. Tapi setelah Yesus tidak ada, maka tidak ada lagi orang yang diharapan menyelesaikan permasalahan hidupnya dan membawa mereka pada kejayaan. Namun, kepanikan dan kebingungan itu bukanlah jawaban untuk menyelesaikan permasalahan serta lepas akan penderitaan. Justru kepanikan, sambat dan kebingungan akan memperberat masalah atau penderitaan itu.
Dengan kepergian Yesus, beliau menjanjikan penghibur berupa Roh Kudus. Dengan tercurahnya Roh Kudus akan diri orang percaya, merupakan penggenapan janji Allah kepada umatNya untuk menyelamatkannya. Dengan demikian yang harus kita lakukan adalah:
- Percaya sepenuhnya akan janji Tuhan akan menyelamatkan umatNya. Dengan percaya sepenuhnya itu akan membuat hidup kita tenang dan damai. Kita tahu akan hal ini, namun sering tidak bisa percaya sepenuhnya kepada Tuhan, karena kekuatiran lebih besar menguasai hidup kita. Sebagaimana Paulus menggambarkan orang beriman adalah orang yang mengalami penderitaan dan tetap memiliki pengharapan akan pemenuhan janji Allah. Sehingga percaya sepenuhnya kepada Tuhan jawaban menghadapi penderitaan dan kesusahan hidup.
- Roh Kudus akan menjadi penghibur hidup orang percaya, termasuk memampukan kita lepas akan penderitaan. Untuk itu bersyukur harus menjadi gaya hidup orang percaya. Bersyukur tidak hanya dalam keadaan yang menyukakan saja, namun juga dalam keadaan yang kurang baik pun tetap bersyukur.
- Hidup dalam kebenaran. Penderitaan dan kesusahan hidup tidak membuat hidupnya orang percaya hidup dalam ketidakbenaran. Iman seperti ini yang harus kita pertahankan dalam kehidupan kita ini. Karena kita tahu kita pun akan mengalami yang namanya penderitaan dan kesusahan hidup, namun itu tidak akan mampu mengubah kita untuk tetap menjadi pengikut dan saksi Tuhan yang baik.
Penutup
Mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan mengalami penderitaan dan kesusahan hidup. Percaya sepenuhnya akan karya Tuhan serta penyelamatannya, bersyukur terus dalam keadaan apapun juga serta menjadi gaya hidup kita, selalu mencoba semaksimal mungkin tetap melakukan kebenaran dan kebaikan, sehingga dalam keadaan apapun juga kita bisa menjadi saksiNya di dunia ini.
Nyanyian: KJ. 450:1,2
—
RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi
Pembuka
Wonten satuggaling carios bab lare alit ing salah satunggaling panggenan ingkang tansah setya tuhu ndedonga saben wekdal ing gesangipun. Satuggaling dinten lare niku ndedonga dumateng Gusti:
Paduka mangertos Gusti, ujian matematika kula dinten menika sanget mboten sae, ananging kula tetap ngaturaken syukur awit kula mboten nyotho (mencontek) meski kathah kanca-kacanipun ingkang nyonto (mencontek).
Bapak kula sami ngraosaken paceklik lan namung roti menika ingkang saged kula maem. Matur suwun Gusti kagem roti menika! Kala wau kula ningali anak kucing ingkang keluwen lan kula paringi roti kula ingkang pungkasan menika dateng anak kucing menika, ananging lucune kula mboten ngraosaken keluwen. Gusti mirsani bilih menika sepatu kula ingkang pungkasan ugi, minggu ngajeng mbok menawi mboten saged damel sepatu malih awit sampun risak, ananging mboten menapa Gusti, ingkang baken kula taksih saged sekolah. Gusti, miturut tiyang-tiyang sedaya, kawula sami badhe ngraosaken panen ingkang mboten sae, saengga kathah kanca-kanca kula ingkang mandeg mboten sekolah. Mugi Gusti mbiyantu supados kanca-kanca saged sekolah malih. Oh inggih Gusti, dinten menika ibu kula nyabok (memukul) kula malih. Raos ipun sakit saestu Gusti, ananging kula saos syukur awit taksih gadahi ibu ing gesang menika. Raos sakit menika meski bakal ical. Menika sakitipun Gusti, Gusti pirsani??? Kula pitados Gusti saged paring kesarasan nanging Gusti sampun paring ukuman dateng ibu kula, mbok menawi ibu pas sisah, kawatir mikiraken kebetahanipun gesang dan sekolah kula.
Pandonga anak menika dadosaken kita sadar bilih lare menika maringi patuladhan gesang ing sae sanget, kagem ningali gesang menika mboten setunggal sisih mawon ananging ugi wonten sisih sanesipun. Kados pundi lare alit menika saged nampi kahanan ingkang mboten sae ing gesangipun lan ugi tetep celak kaliyan Gustinipun, mboten nate sambat, nggremeng lan tansah saos syukur dumateng Gusti.
Kanthi ningali kahanan gesang samangke, bilih kasunyatan gesang ingkang awrat, saingan kathah bab ekonomi lan tanggungan gesang ingkang ugi san soyo mindak awrat, kados dene tarif listrik ingkang mindak terus, ongkos sekolah ingkang awis, lan sapiturutipun, dadosaken kita kadang sambat, nggremeng, satemah protes dateng Gusti Allah.
Isi
Kadosdene tiyang ingkang mboten pitados, tiyang pitados dateng Gusti Allah ugi Gusti parengaken ngraosaken nampi kasangsaranipun gesang. Kasangsaran ingkang dipun alami dening para tiyang pitados menika ugi saged dadosaken kapitadosanipun tiyang pitados ewah. Kasangsaran menika saged dadosaken kapitadosanipun sami mandap, utawi merosot, ngantos-ngantos wonten ugi ingkang nilaraken Gustinipun. Kita sedaya mangertosi bilih menawi kita bingungi, panik, nalika ngraosaken kasisahan lan kasangsaranipun Gesang, mboten bakal ngirangi kasisahan utawi kasangsaran menika, satemah kasangsaran menika sansaya awrat karaoasaken.
Kados dene ingkang dipun raosaken dening para sakabatpun Gusti Yesus, nalika Gusti Yesus maringi ngertos badhe nilaraken para sakabat. Para sakabat sami bingung, panik, mboten mangertos menapa ingkang kedah dipun tindakaken. Para sakabat ugi mboten gadah pikiran lan pitakenan dateng Gusti badhe tindak pundi. Ingkang wonten ing pikiranipun para sakabat inggih menika nalika taksih sesarengan kaliyan Gusti Yesus, sedaya perkawis gesang saged dipun uwali awit saking Gusti Yesus asring damel Mukjizat, satemah saged mbeta para sakabat wonten ing gesang ingkang kebak kamulyan. Ananging, kabingungan, panik, sanes wangsulan ingkang saged mungkasi perkawisipun gesang. Satemah panik, bingung, sambat menika saged dadosaken perkawisipun gesang sansaya awrat.
Saksampinipun Gusti nilaraken para sakabat, wonten Juru Panglipur arupi Roh Suci. Kanthi lumunturipun Roh Suci dumateng tiyang pitados, dadosaken janjinipun Gusti sampun kagenepaken dumateng umatipun supados kaslametaken. Kanthi mekaten ingkang kedah kita lampahi inggih menika:
- Pitados saestu dateng Janjinipun Gusti ingkang badhe paring keslametan dateng umatipun. Kanthi pitados saestu dateng Gusti menika dadosaken gesang kita tentrem rahayu. Kita sampun mangertosi bab menika, nanging ewet badhe nglampahi ingkang mekaten, awit gesang kita sampun dikuawaosi dening kuwatir. Kados dene Rasul Paulus ingkang paring gambaran bilih tiyang pitados menika kados tiyang ingkang ngraosaken kasusahan, ananging taksih gadahi pangajeng-ajeng bilih janjinipun Gusti menika nyata ing pigesangan. Pramila pitados ingkang saestu dumateng Gusti menika wangsulanipun nalika ngadepi kasisahan lan kasangsaranipun gesang.
- Roh Suci badhe dados juru panglipur gesangipun tiyang pitados, kalebet ugi ngiyataken tiyang pitados uwal saking kasangsaranipun gesang. Pramila gesang ingkang kebak saos syukur kedah dados gaya hidup tiyang pitados. Saos syukur mboten namung nalika wonten ing kahanan ingkang bingahaken kemawon, nanging ugi nalika wonten ing kasisahan ugi tansah saos syukur dumateng Gusti Allah.
- Gesang wonten ing kesaenan. Kasisahan dan kasangsaranipun gesang mboten dadosaken gesangipun tiyang pitados wonten ing piawon. Kapitadosan ingkang kados mekaten menika kedah kita uri-uri lan kita rimati wonten ing gesang menika. Awit kita mangertosi bilih kita mesti bakal ngrasosaken kasisahan lan kasangsaranipun gesang, ananging mboten bakal ngirangi kapitadosan kita dumateng Gusti Allah lan dados saksinipun ingkang sae.
Panutup
Kersa mboten kersa, seneng mboten seneng, kita mesti bakal ngraosaken ingkang naminipun kasisahan lan kasangsaranipun gesang. Pitados ingkang saestu dumateng prakaryanipun Gusti Allah, tansah saos syukur wonten ing kawontenan menapa kemawon sae kawontenan ingkang sae utawi awon lan saos syukur menika kedah dados gaya hidup, tansah tumindak ingkang sae, kita saged dados saksinipun Gusti ing donya menika. Gusti paring kekiyatan lan mberkahi kita sedaya. Amin.
Pamuji: KPK. 187:1,2