Minggu Biasa- Pekan Wanita
Stola Hijau
Bacaan 1 : Kejadian 28 : 10 – 19
Bacaan 2 : Roma 8 : 12 – 25
Bacaan 3 : Matius 13 : 24 – 30, 36 – 40
Tema Liturgis : Keluarga yang Lestari dan Ikut Serta dalam Karya Tuhan Allah
Tema Khotbah: Wanita Berperan agar Keluarga Waspada dan Hati-hati terhadap Godaan Iblis
Penjelasan Teks Bacaan :
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)
Kejadian 28 : 10 – 19
Yakub mengadakan perjalanan dari Bersyeba ke Lus, sekitar 12 mil di sebelah utara Yerusalem. Yakub memutuskan untuk bermalam di tempat itu dengan mengambil sebuah batu sebagai alas kepalanya. Ketika sedang tidur, Ia mendapatkan kehormatan untuk memiliki hubungan khusus dengan Allah melalui sebuah mimpi. Dalam mimpinya, ia melihat para malaikat yang naik turun pada sebuah tangga yang mencapai langit. Allah hadir dan berdiri di sisiNya, menjanjikan bimbingan sepanjang hidupnya serta kebesaran pada masa yang akan datang. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” (ay. 15). Pesan yang begitu menguatkan dan melegakan. Tidak heran kalau kemudian Yakub berseru, “Tuhan ada di tempat ini …. alangkah dahsyatnya tempat ini!” (ay. 16, 17). Yakub sangat terharu karena mungkin baru pertama kali dalam hidupnya dia sadar akan kehadiran Allah di sisinya.
Roma 8 : 12 – 25
Paulus memperingatkan jemaat Roma bahwa orang yang memiliki Roh Kristus dalam hatinya memiliki status baru karena diangkat menjadi anak Allah (ay. 13-15). Dengan status anak Allah ini, setiap orang percaya dimungkinkan menyeru Allah sebagai Bapa. Roh Allah sendiri menyaksikan dalam hati orang percaya kesungguhan fakta pengangkatannya menjadi anak Allah (ay. 16). Sebagai anak-anak Allah maka orang percaya berhak untuk menerima janji Allah yaitu menikmati kemuliaan bersama dengan Kristus di sorga. Meskipun ketika berada di dunia yang fana ini, harus mengalami berbagai penderitaan (ay. 19-24).
Anak-anak Allah dikuatkan dan dimampukan untuk berani menghadapi kesengsaraan hidup dalam kefanaan tubuh dengan tetap berpegang pada janji Allah bahwa suatu hari kelak akan dibebaskan dari belenggu penderitaan yang memenjarakan tubuh. Dalam situasi yang sulit, Roh Kudus akan memberikan pertolongan kepada anak-anak Allah untuk mengungkapkan keluhan yang tak terucapkan di dalam doa (ay. 26).
Matius 13 : 24 – 30, 36 – 40
Di daerah Galilea tumbuh semacam lalang yang daunnya hampir sama dengan daun gandum. Akan tetapi, bulir lalang itu sangat berlainan dengan dengan bulir gandum. Seseorang baru dapat membedakannya ketika gandum dan lalang itu mulai berbulir. Para petani menyebut lalang itu sebagai musuh karena menganggu pertumbuhan gandum. Meskipun demikian, ketika hambanya mengusulkan untuk mencabut lalang itu, dia melarang karena tidak mau kalau gandum ikut tercabut. Gandum dan lalang dibiarkan tumbuh bersama hingga masa menuai tiba, barulah mereka dipisahkan. Lalang akan diikat dan dibakar.
Apa maksud Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan ini? Selama firman Tuhan masih ditaburkan di dunia, selama itu pula iblis berusaha untuk menghancurkannya. Artinya kebaikan itu akan terus tumbuh bersama dengan kejahatan. Tetapi bila saat menuai tiba, gandum akan dipisahkan dari lalang. Lalang akan diikat berberkas-berkas lalu dibakar. Fokus pengajaran Tuhan Yesus melalui perumpamaan ini ialah penghakiman akhir. Tuhan Yesus sendiri yang akan memisahkan gandum dari lalang, kebaikan dari kejahatan.
Benang Merah Tiga Bacaan:
Di dunia ini, kebaikan selalu tumbuh berdampingan dengan kejahatan. Akan tetapi, tidak perlu kuatir karena Tuhan senantiasa menyertai, memberikan perlindungan dan kekuatan bagi setiap orang percaya. Seperti yang telah dirasakan oleh Yakub melalui mimpinya bahwa Allah menjanjikan bimbingan sepanjang hidupnya serta kebesaran pada masa yang akan datang. Paulus pun juga mengungkapkan hal yang sama, anak-anak Allah dikuatkan dan dimampukan untuk berani menghadapi kesengsaraan hidup dalam kefanaan tubuh dengan tetap berpegang pada janji Allah bahwa suatu hari kelak akan dibebaskan dari belenggu penderitaan yang memenjarakan tubuh. Saat waktunya sudah tiba maka Tuhan akan memisahkan kebaikan dan kejahatan.
RANCANGAN KOTBAH : Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan, silahkan dikembangkan sesuai konteks Jemaat)
Pendahuluan
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan,
Pernahkah anda tertipu dan membeli barang palsu? Bagaimana perasaan saudara ketika tahu bahwa apa yang saudara beli merupakan barang palsu? (beri kesempatan kepada warga jemaat untuk menjawab). Saat ini, banyak sekali barang-barang ASPAL (Asli tapi PALsu) yang beredar di pasaran. Jika tidak jeli dalam memilih maka bisa saja kita tertipu dengan barang-barang yang terlihat seperti asli namun sejatinya palsu dengan harga yang murah. Memang agak susah untuk membedakan barang asli atau palsu. Dibutuhkan adanya keahlian dan trik-trik khusus untuk membedakannya. Di lain pihak, banyak orang yang lebih suka barang yang palsu karena harganya murah. Akan tetapi, tetap saja yang asli jauh lebih baik karena yang palsu lebih cepat rusak.
Isi
Saudara-saudara yang terkasih,
Di daerah Galilea, tumbuh semacam lalang yang daunnya hampir sama dengan daun gandum. Ketika kedua tumbuhan itu masih kecil, hampir tidak ada bedanya. Hal ini, membuat para petani mengalami kebingungan ketika harus membedakan antara gandum dan lalang. Akan tetapi, ketika bulir-bulirnya sudah mulai muncul maka baru dapat dibedakan karena bulir lalang sangat berlainan dengan dengan bulir gandum. Saat inilah, seseorang baru dapat membedakannya. Di sisi lain, akar lalang selalu berkaitan erat dengan akar gandum sehingga ketika lalang dicabut maka dengan sendirinya gandum pun akan ikut tercabut. Para petani menyebut lalang sebagai musuh karena menganggu pertumbuhan gandum. Gandum dan lalang merupakan tanaman yang tidak asing lagi di Galilea. Oleh karena itu, Tuhan Yesus menggunakannya dalam perumpamaan untuk menggambarkan mengenai Kerajaan Allah.
Apa maksud Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan ini? Selama firman Tuhan masih ditaburkan di dunia, selama itu pula iblis berusaha untuk menghancurkannya. Artinya kebaikan itu akan terus tumbuh bersama dengan kejahatan. Tetapi bila saat menuai tiba, gandum akan dipisahkan dari lalang. Lalang akan diikat berberkas-berkas lalu dibakar. Fokus pengajaran Tuhan Yesus melalui perumpamaan ini ialah tentang penghakiman akhir. Tuhan Yesus sendiri yang akan memisahkan gandum dari lalang, kebaikan dari kejahatan. Umat Tuhan adalah benih gandum yang tumbuh dari hasil taburan tuan pemiliknya, Tuhan Yesus Kristus. Meskipun demikian, iblis tidak tinggal diam. Ia juga menabur benih kejahatan di dunia ini. Keadaan ini, menuntut umat Tuhan untuk selalu waspada dan berhati-hati karena mungkin sulit untuk membedakan mana teman mana lawan; mana yang beriman sejati, mana yang beriman semu.
Dalam masa yang sulit ini, umat Tuhan tidak perlu kuatir karena Tuhan senantiasa menyertai, memberikan perlindungan dan kekuatan bagi setiap orang percaya. Seperti yang telah dirasakan oleh Yakub melalui mimpinya bahwa Allah menjanjikan bimbingan sepanjang hidupnya serta kebesaran pada masa yang akan datang. Paulus pun juga mengungkapkan hal yang sama, anak-anak Allah dikuatkan dan dimampukan untuk berani menghadapi kesengsaraan hidup dalam kefanaan tubuh dengan tetap berpegang pada janji Allah bahwa suatu hari kelak akan dibebaskan dari belenggu penderitaan yang memenjarakan tubuh. Meskipun demikian, umat Tuhan harus tetap waspada dan hati-hati terhadap Iblis.
Penutup
Saudara-saudara yang terkasih,
Sikap waspada dan hati-hati ini harus ditanamkan sejak dini mulai dari keluarga karena keluarga merupakan komunitas terkecil yang ada di dalam kehidupan yang membentuk jati diri seseorang. Dalam keluarga inilah, wanita mengambil peranan yang sangat penting. Wanita hadir sebagai seorang istri, teman hidup bagi suami yang siap untuk berdiskusi, memberikan pertimbangan dan memotivasi. Wanita juga hadir sebagai seorang ibu yang siap memberikan didikan dan bimbingan iman bagi anak-anaknya. Jika didikan iman di dalam keluarga sudah berakar dengan kuat maka ketika masa menuai tiba keluarga kita akan tetap menjadi gandum yang berbulir dengan baik. Dalam pekan wanita GKJW ini, para wanita diingatkan kembali mengenai perannya di tengah keluarga karena Iblis masih menebarkan benih-benih kejahatannya tidak terkecuali di dalam keluarga. Amin. (DES).
Pujian : KJ. 341 Kuasa-Mu dan Nama-Mulah
—
RANCANGAN KHOTBAH : Basa Jawi
Pambuka
Para sedherek ingkang ditresnani Gusti,
Punapa panjenengan nate kapusan lan tumbas barang ingkang palsu? Kados pundi raosing batos panjenengan nalika pirsa bilih barang kalawau palsu? (dipun paringi wekdal kagem warganing pasamuwan kagem maringi wangsulan). Jaman sakmangke kathah sanget barang-barang ASPAL (Asli tapi PALsu) ingkang wonten ing peken. Menawi mboten tliti nalika badhe tumbas saged kapusan awit barang palsu punika menawi dipun pirsani kados dene barang asli ananging sejatosipun barang palsu kanthi regi ingkang mirah. Pancen radi ewet nalika kedah mbentenaken pundi barang ingkang asli lan palsu. Kasunyatan dipun betahaken cara khusus supados mboten kapusan. Ananging, kathah tiyang ingkang langkung remen barang ingkang palsu awit reginipun langkung mirah. Senaosa mekaten, panggah kemawon bilih ingkang asli langkung sae awit ingkang palsu gampil risak.
Isi
Para sedherek ingkang kinasih,
Wonten ing daerah Galilea, tuwuh taneman alang-alang ingkang nggadahi ron meh sami kalian ronipun gandum. Nalika taneman punika taksih alit ketinggal sami. Prekawis punika ndadosaken para tani kewedan mbentenaken pundi ingkang alang-alang lan pundi ingkang gandum. Ananging nalika taneman punika sampun medal wewulene saged dipun pilah pundi ingkang alang-alang pundi ingkang gandum. Ing sanesipun, oyodipun alang-alang punika tuwuh kanthi mbuleti oyodipun gandum pramila menawi badhe njabut alang-alang, gandumipun ugi katut kejabut. Gandum lan alang-alang kalebet taneman ingkang limrah wonten ing Galilea pramila taneman punika dipun agem Gusti Yesus dados pasemon kagem nggambaraken bab Kratoning Allah.
Punapa ingkang dipun kersakaken Gusti Yesus gegayutan kaliyan pasemon punika? Sadangunipun sabdanipun Gusti dipun sebar wonten ing donya punika, Iblis ugi nyebaraken wiji kadurjanan. Artosipun kaluhuran punika tansah tuwuh sinarengan kalian kadurjanan. Ananging, menawi sampun wancinipun panen, gandum bakal dipun pisah saking alang-alang. Alang-alang bakal dipun dadosaken setunggal lan dipun obong. Punapa dene ingkang dados inti wonten ing pasemon punika nggih bab pengadilan ingkang pungkasan. Gusti Yesus piyambak ingkang bakal misahaken gandum saking alang-alang, kaluhuran saking kadurjanan. Umatipun Gusti punika minangka wiji gandum ingkang tuwuh saking tanemanipun sang tuan tanah, nggih punika Gusti Yesus Kristus piyambak. Senaosa mekaten, Iblis mboten mendel kemawon. Iblis ugi nyebar wiji kadurjanan wonten ing ndonya punika. Kahanan ingkang kados mekaten punika, kedah ndadosaken umatipun Gusti tansah waspada lan ngati-ati amargi pancen ewed anggenipun mbentenaken pundi rencang pundi mungsuh, pundi ingkang nggadahi iman ingkang sejatos, pundi ingkang imanipun palsu.
Wonten ing wekdal ingkang ewed punika, umatipun Gusti mboten sisah kuatos amargi Gusti tansah nganthi, paring pangreksa lan kakiyatan kagem saben tiyang pitados. Kados dene ingkang sampun dipun raosaken dening Yakub lumantar impenipun bilih Gusti Allah paring prajanji bakal nuntun ing salami gesangipun sarta maringi kamulyan ing mangsa ingkang badhe kelampahan. Mekaten ugi Rasul Paulus nedahaken prekawis ingkang sami, inggih punika para putranipun Gusti Allah badhe kakiyataken anggenipun ngadepi kasangsara ing gesang. Mekaten ugi para umat ingkang netepi ing prajanji lan setya dhateng Gusti ing dinten wekasan bakal uwal saking kasangsaran lan kasisahan. Senaosa kados mekaten, umatipun Gusti kedah tetep waspada lan ngatos-atos tumraping Iblis.
Panutup
Para sedherek ingkang kinasih,
Sikap waspada lan ngati-ati kedah dipun wiwiti saking brayat kita piyambak-piyambak awit brayat punika minangka komunitas paling alit ingkang wonten ing gesang punika. Brayat punika ingkang mbentuk jati dirinipun manungsa. Wonten ing brayat punika, tiyang estri nggadahi peranan ingkang aji sanget. Tiyang estri minangka semah, rewang gesang kagem tiyang jaler ingkang siap diskusi, maringi pertimbangan lan paring motivasi. Tiyang estri ugi dados ibu ingkang siap maringi piwulang lan panduan iman dhateng para putra-putrinipun. Bilih piwucal bab iman ing satengahing brayat sampun ngoyod kanthi saestu, nalika mangsa panen, brayat punika saged dados gandum ingkang ngedalaken wewulen ingkang sae. Ing pekan wanita GKJW punika, para tiyang estri sami dipun emutaken malih bab peranipun wonten ing satengahing brayat awit Iblis taksih nyebaraken wiji kadurjanan mboten kejawi wonten ing satengahing brayat. Amin. (DES)
Pamuji : KPJ. 445 Mugi Gusti Karsa Angutus