Dengan Keunikannya, Perempuan menjadi Tangan Tuhan dalam Menyatakan Berkat Khotbah Minggu 18 Juli 2021

5 July 2021

Minggu Biasa – Pekan Wanita
Stola Hijau

Bacaan 1: Yeremia 23 : 1 – 6
Bacaan 2:
Efesus 2 : 11 – 22
Bacaan 3:
Markus 6 : 30 – 34; 53 – 56

Tema Liturgis: Yesus Kristus Sang Pemimpin Keluarga yang Selalu Menyertai dan Memberkati
Tema Pekan Wanita:
Hidup dalam Iman dan Hikmat
Tema Khotbah:
Dengan Keunikannya, Perempuan menjadi Tangan Tuhan dalam Menyatakan Berkat

Penjelasan Teks Bacaan
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

Yeremia 23 : 1 – 6
Dalam perikop ini Yeremia menubuatkan tentang celaka dan hukuman atas pemimpin rohani Yehuda (para imam dan nabi palsu) yang demi kepentingan pribadi telah memperkaya diri tanpa memperhatikan sama sekali keadaan bangsa itu. Mereka akan dibinasakan dan bangsa itu akan dibuang. Pernyataan celaka/ nubuat penghukuman selalu menakutkan. Tetapi nubuat celaka dalam bagian ini berbeda dengan banyak ucapan celaka dalam kitab Yeremia. Sebab bagian ini justru merupakan pengantar menuju pemberitaan tentang harapan yang lebih baik.

Apa yang akan dilakukan oleh Allah adalah Allah sendiri akan memulihkan dengan “mengumpulkan sisa-sisa dan akan membawa mereka kembali ke padang mereka.” (ayat 3). Berikutnya Allah sendiri yang akan mengangkat gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka dengan sepantasnya. Allah berjanji untuk membangkitkan seorang raja dari keturunan Daud yang akan menjadi Tunas adil: raja ini akhirnya dan sepenuhnya akan melakukan apa yang yang benar dan adil. Tunas (yaitu keturunan raja) Daud dipotong ketika Allah membinasakan kerajaan Daud pada tahun 586 SM. Inilah wujud kasih Allah kepada umat-Nya Israel bahwa Allah berkenan memulihkan kehidupan mereka. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa kasih Allah juga diwujudkan dalam bentuk ucapan celaka/ nubuat penghukuman kepada para pemimpin rohani. Sebab nubuat celaka ini dimaksudkan Allah supaya mereka yang salah segera bertobat dan memimpin dengan keadilan.

Efesus 2 : 11 – 22
Kepada jemaat Efesus, Rasul Paulus mengingatkan bahwa kedatangan Kristus ke dalam dunia menjadi sebuah berita sukacita. Sebab Dia yang disebut Damai Sejahtera telah merobohkan tembok pemisah, yakni perseteruan.

Rasul Paulus menjelaskan ada 3 hal yang dilakukan Kristus melalui kayu salib-Nya, yakni: (1) Membatalkan hukum Taurat. (2) Menciptakan umat yang baru dengan dasar kepercayaan akan Kristus. (3) Mendamaikan orang Yahudi dan non-Yahudi sehingga mereka menjadi umat kepunyaan Allah. Umat yang telah didamaikan oleh Kristus disebut sebagai anggota keluarga Allah dan kawan sekerja Allah. Dengan Kristus sebagai Batu Penjuru maka umat Tuhan yang telah dipersatukan akan mengalami damai sejahtera. Umat Tuhan yang telah dipersatukan menjadi tubuh Kristus akan mengalami hidup yang tertib serta kudus.

Markus 6 : 30 – 34; 53 – 56
Perjalanan dari kota yang satu ke kota yang lain untuk mengajar dan menyembuhkan orang sakit cukup menguras tenaga. Seperti itulah yang dirasakan oleh Yesus dan para murid-Nya. Ayat 31 cukup jelas menyatakan hal tersebut. Oleh karenanya Yesus dan para murid merasa perlu untuk beberapa saat lamanya mengambil waktu untuk beristirahat dan menjauh dari kerumunan. Namun karena wibawa dan kuasa-Nya yang berbeda dari pengajar-pengajar lainnya pada jamannya, ini menjadi ketertarikan besar bagi banyak orang untuk terus mengikuti-Nya. Mereka tidak peduli dengan niat Yesus untuk menyingkir sementara karena lelah dan lapar.

Demi melihat Yesus, mereka mengabaikan rasa lelah dan laparnya sendiri. Belas kasih-Nya kepada orang lain yang membutuhkan, lebih besar menguasai hati-Nya daripada kepentingan diri sendiri. Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada mereka yang mengikuti-Nya. Mereka itu seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Tercerai berai, kelaparan, kehausan, terancam bahaya, tak mempunyai pengharapan, dan bingung akan hidupnya. Belas kasih Yesus mengalahkan segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang berbeban.

Benang Merah Tiga Bacaan:
Belas kasih menjadi karakter Allah. Belas kasih juga menjadi misteri kekuasaan Allah dalam bertindak kepada umat-Nya. Dengan kuasa-Nya, Allah berkenan mengampuni, memberi hidup baru, dan mengubah konflik menjadi perdamaian. Demikian juga, belas kasih Allah menjadi cara Allah untuk menyembuhkan dan memulihkan umat-Nya. Kuasa Allah sungguh menjadi nyata dalam hidup, hanya jika umat Tuhan meresponnya dengan menempatkan Yesus sebagai yang utama, sebab Yesus adalah Allah.

 

Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan, silahkan dikembangkan sesuai konteks Jemaat)

Pendahuluan
Mendengarkan lagu “Teduhnya Wanita” oleh Raisa

Teduhnya Wanita

Tersiarkan kisah lelaki
Tangguh bagai ksatria
Namun saat ia tertatih
Takluk oleh dunia

Siapa yang jadi sandarannya
Bisakah kau hidup tanpa teduhnya wanita
Yang di setiap sujudnya terbisik namamu
Ia cerminan sisi terbaikmu
Lindungi hatinya
Sekalipun di dalam amarah

Tajam rasa racun dunia
Ia punya penawarnya
Kelembutannya kekuatannya

Bisakah kau hidup tanpa teduhnya wanita
Yang di setiap sujudnya terbisik namamu
Ia cerminan sisi terbaikmu
Lindungi hatinya
Sekalipun di dalam amarah

Bisakah kau hidup tanpa teduhnya wanita
Yang di setiap sujudnya…

 Bapak, Ibu, dan saudara yang dikasihi Tuhan. Rasanya banyak orang sepakat dengan isi/ pesan lagu tersebut, bahwa perempuan kekuatannya terletak pada kelembutannya. Sekuat apapun laki-laki (suami), ketika dia terpuruk sakit selalu membutuhkan kasih sayang perempuan (istri) yang akan merawat, mengurus, membalut luka dan sebagainya. Perempuan siapapun mereka, wanita karir ataupun ibu rumah tangga, memiliki peran serta pengaruh yang cukup besar dalam keluarga. Dia selalu dinanti kehadiran dan kelembutannya oleh semua anggota keluarga. Konon, perempuan cenderung menggunakan otak sebelah kanan. Perempuan dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, mudah tersentuh dan sangat melibatkan perasaan untuk segala sesuatunya, dibandingkan pria yang lebih mengedepankan logika. Perempuan bisa saja terlihat sangat tangguh, tetapi kenyataannya, perempuan adalah sosok yang mudah tersentuh dan rapuh. Untuk urusan hati, perempuan sangat mudah tersakiti. Jadi, penting bagi semua orang khususnya para pria memperlakukan perasaan perempuan dengan sangat hati-hati.

Terkesan cengeng? Ya… benar. Meski demikian perempuan tak selemah atau serapuh itu. Patah hati atau putus cinta yang dialami perempuan justru menguatkan perasaannya. Itu semua justru meningkatkan dirinya menjadi sosok yang tangguh. Meski terkesan cengeng ada banyak kelebihan lain yang dimiliki perempuan, dia lebih peka, lebih cepat tanggap merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain. Karena dia memakai hatinya dalam bertindak.

Isi
Banyak orang yang seharian mendengar ajaran Yesus tahu kemana arah perjalanan-Nya bersama murid-murid-Nya. Mereka tercatat 5000 orang laki-laki, tidak termasuk anak-anak dan perempuan. Dengan mengambil jalan darat segera mereka sampai ke tempat yang dituju oleh rombongan Yesus. Yang ingin mereka lakukan adalah mendengar ajaran-Nya serta berharap terjadinya perubahan hidup. Bebas dari penderitaan, salah satunya sembuh dari sakit (ayat 53-56). Banyak orang yang terkesan dan takjub atas ajaran dan mukjizat yang dilakukan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang percaya bahwa Yesus ini memiliki kuasa dan wibawa. Berbeda bahkan melebihi wibawa yang dimiliki oleh rabi atau pengajar-pengajar lain pada umumnya. Sebatas itu yang dipahami oleh orang banyak tentang sosok Yesus ini. Mereka belum cukup mampu untuk melihat lebih dalam lagi, mengapa Yesus melakukan semua hal itu.

Belas kasih, hati yang penuh belas kasihlah yang menggerakkan Yesus melakukan semua hal yang menakjubkan, baik pengajaran maupun mukjizat penyembuhan. Belas kasih Yesus mengartikan bahwa Ia ikut merasakan beban pergumulan dan rasa sakit yang sedang dialami oleh banyak orang yang mengikuti-Nya terus. Ia juga ikut merasakan betapa besar harapan mereka untuk mengalami pembaharuan dalam hidup. Belas kasih Yesus mencapai titik puncak pada kematian-Nya di kayu salib. Ya… hanya karena belas kasih itulah Yesus bertindak tanpa mengharapkan imbalan. Inilah yang sungguh membedakan antara Yesus dan pengajar-pengajar Yahudi lainnya pada masa itu. Sungguh menakjubkan, segala ucapan pengajaran dan tindakan nyata Yesus yang didasarkan pada hati yang penuh belas kasih membawa hidup baru bagi mereka yang berbeban hidupnya. Yang buta menjadi melihat dunia. Yang timpang menjadi berjalan kembali. Yang berseteru menjadi berdamai. Yang bisu menjadi berkata-kata. Yang putus asa menjadi berpengharapan kembali.

Salib Kristus menunjukkan pada kita bagaimana seharusnya kita hidup. Sebagaimana Kristus hidup di dunia untuk mengasihi kita, serta berkorban demi memberikan kebaikan bagi manusia, maka  kitapun hidup untuk membagikan kasih kepada orang lain dan memberikan diri kita kepada orang lain. Hanya Kristus dan belas kasih-Nya yang menjadi ukuran utama bagi setiap orang percaya dalam membangun relasi dengan sesamanya. Hanya dengan hidup melaksanakan kasih yang mau ‘berkorban’ seperti yang kita lihat dalam diri Kristus, kita akan menemukan arti hidup ini.

Penutup
Selamat untuk para perempuan!! Sebab perempuan memiliki peluang yang lebih besar untuk meneladan Kristus yang berbelas kasih bagi dunia. Belas kasih Kristus mengubah dunia, dari yang terikat menjadi yang merdeka. Dari duka menjadi tawa. Pesimis menjadi berpengharapan. Perempuan dengan kelembutannya, serta kecenderungannya mengedepankan hati/ perasaan (ini yang disebut keunikan perempuan) dimampukan memiliki peluang besar untuk menjadi berkat bagi sesamanya. Perempuan tetap perempuan, tidak akan pernah menjadi Kristus. Namun perempuan diberi kepercayaan dengan keunikannya untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam mengupayakan berkat bagi kehidupan. Mari hai perempuan Greja Kristen Jawi Wetan menyambut panggilan Tuhan ini dengan sukacita dan penuh kepercayaan diri. Teruslah membangun relasi yang mesra dengan Kristus sendiri. Amin. (ES).

Pujian: KJ. 426 : 1 Kita Harus Membawa Berita.


Rancangan Khotbah: Basa Jawi

Pambuka: Mirengaken lagu “Teduhnya Wanita” dening Raisa

Bapak, ibu lan para sederek ingkang dipuntresnani dening Gusti. Raosipun kathah tiyang ingkang sarujuk kaliyan isi/ pesen saking lagu punika, bilih kakiyatan tiyang estri punika saking kalembutanipun. Sapinten rosanipun tiyang jaler (semahipun), nalika nandang sakit mbetahaken sih katresnan tiyang estri (semahipun) ingkang setya ngrimati lan ngobati semahipun. Tiyang estri sintena kemawon, nggadahi profesi utawi ibu rumah tangga, punapa kemawon profesinipun, gadhah peran lan pengaruh ingkang ageng ing salebeting brayat. Tansah dipun tengga kawontenan lan kalembutanipun dening brayatipun. Tiyang estri punika langkung damel otak sisih tengen. Tiyang estri misuwur minangka piyantun ingkang alus, gampil trenyuh lan asring damel pangrasa kangge sedayanipun. Tinimbang tiyang jaler ingkang langkung damel logika. Tiyang estri punika katingal tangguh/ kiyat, nanging kasunyatanipun, tiyang estri punika piyantun ingkang kayasan mawi pangraos ingkang gampil trenyuh lan ringkih. Sesambetan bab manah, tiyang estri punika gampil pinilara. Punika tamtunipun dados kawigatosan kangge sedaya tiyang mliginipun tiyang jaler anggen reraosan bab perasaan tiyang estri, kedah ngati-ati.

Ketingal cengeng? Nggih leres. Senajan mekaten tiyang estri boten ringkih kados makaten. Semplahing manah utawi pedot katresnan ingkang dipun raosaken tiyang estri punika malah saged ngiyataken pangraosipun. Saged ndadosaken langkung kiyat ing dinten ngajeng. Sanadyan ketingal cengeng, nanging tiyang estri punika nggadahi kathah kaluwihan sanes, salah satunggilipun inggih punika langkung peka. Amargi langkung damel manah, pramila langkung tanggap ngraosaken punapa ingkang dipun raosaken liyan.

Isi
Tiyang kathah ingkang sadinten muput sami mirengaken piwucalipun Gusti Yesus, mangertos dhateng pundi arah lelampahanipun Gusti Yesus lan para sakabat. Kacatet wonten 5000 tiyang jaler, dereng kalebet para bocah lan tiyang estri. Mawi mendet jalur darat, tiyang kathah punika dumugi papan ingkang dipun tuju Gusti Yesus lan para sakabatipun. Tiyang kathah punika namung kepengin mirengaken piwucalipun Gusti Yesus lan sami ngajeng-ajeng wontenipun ewah-ewahan ing gesangipun. Kalis saking kasangsaran, saged saras saking sakit (Markus 6:53-56). Kathah tiyang ingkang gumun dhumateng piwucal lan mukjizat ingkang dipun tindakaken Gusti Yesus. Tiyang kathah punika pitados bilih Gusti Yesus punika nggadahi panguwasa lan kawibawan ingkang benten, malah nglangkungi kawibawanipun para rabi sanesipun. Saderma punika ingkang dipun mangertosi dening tiyang kathah punika bab Gusti Yesus. Tiyang kathah punika dereng saged ningali langkung lebet, kenging punapa Gusti Yesus nindakaken sedaya prekawis punika.

Welas asih lan manah ingkang kebak welas asih punika ingkang dados dasar anggenipun Gusti Yesus nindakaken sadaya prekawis ingkang ngedap-edapi punika, sae piwucal makaten ugi mukjizat kesarasan. Kanthi welas asih punika Gusti Yesus saged ngraosaken awrating pambengan gesang lan raos sakit ingkang dipun alami dening kathah tiyang ingkang sami ngetut Gusti Yesus. Gusti Yesus saged ngraosaken sapinten agenging pangajeng-ajengipun tiyang kathah punika kangge ngalami gesang enggal. Gusti Yesus nedahaken welas asihipun ngantos seda ing kajeng salib. Nggih… namung krana welas asih punika Gusti Yesus Yesus tumindak tanpa ngajeng-ajeng imbalan. Punika ingkang mbentenaken Yesus kaliyan para rabi Yahudi sanesipun ing jaman semanten. Saestu ngedap-edapi, sadaya dawuh piwucal lan tumindakipun Gusti Yesus ingkang adedasar welas asih. Punapa ingkang dipun tindakaken punika nuwuhaken gesang enggal kangge tiyang ingkang awrat gesangipun. Ingkang wuta saged ningali donya. Ingkang timpang saged mlampah malih. Pasulayan dados rukun. Ingkang bisu saged wicanten. Ingkang semplah nggadahi pangajeng-ajeng malih.

Salibing Sang Kristus punika nedahaken dhateng kita, kadospundi anggenipun kita nindakaken gesang. Kadosdene Sang Kristus gesang ing donya kangge nresnani lan ngurbanaken nyawanIpun kangge paring kawilujengan dhateng manungsa. Mekatena ugi kita gesang puruna andum katresnan kangge tiyang sanes. Namung Sang Kristus lan welas asihipun ingkang dados ukuran utami kangge para pitados anggenipun mangun sesambetan kaliyan tiyang sanes. Namung sarana gesang kanthi nindakaken katresnan kadosdene gesangipun Gusti Yesus, kita saged manggihaken maknanipun gesang punika.

Panutup
Wilujeng kangge para tiyang estri! Karana tiyang estri nggadahi peluang ingkang langkung ageng kangge nuladani Gusti Yesus ingkang welas asih tumrap donya. Sang Kristus ingkang kebak welas asih punika saged ngrubah donya. Saking tiyang ingkang kaiket dosa dados tiyang mardika. Tiyang ingkang sedih dados tiyang ingkang bingah. Tiyang ingkang nglokro dados tiyang ingkang kebak pangejang-ajeng. Tiyang estri sarana kaalusanipun lan pangraosipun nggadhahi peluang ageng kangge mujudaken berkah kangge tiyang sanes. Tiyang estri tetep tiyang estri, boten dados Gusti Yesus. Nanging tiyang estri punika dipun paringi kapracayan lumantar kaunikanipun, saged dados pirantinipun Gusti Allah ngupadi sih rahmat tumrap pigesangan. Mangga para tiyang estri GKJW, kita purun nyambeti timbalanipun Gusti punika kanthi sukabingah. Sumangga kita sami mangun hubungan ingkang celak kaliyan Sang Kristus. Amin. (ES)

Pamuji: KPJ. 68 : 1, 4 Allah Maasih.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak