Khotbah Minggu 11 Desember 2016

30 November 2016

MINGGU, 11 DESEMBER 2016
MINGGU HUT GKJW
STOLA  HIJAU

 

Bacaan 1         : Yesaya 35:1-10
Bacaan 2         : Yakobus 3:1-12
Bacaan 3         : Matius 11:2-19

Tema Liturgis  : Menjadi berkat bagi yang lainnya
Tema Khotbah : Menjadi berkat bagi yang lainnya

 

Keterangan Bacaan

Yesaya 35:1-10

Mimpi yang indah, Allah memberkati umatNya.
Padang gurun yang kering akan berbunga
Kemuliaan Allah akan nampak
Kecemasan berganti dengan kekuatan dan keteguhan
Keselamatan dikabarkan dari mulut ke mulut
Pemulihan kesempurnaan terjadi
Yang lemah menjadi sangat kuat
Kesegaran tumbuh di mana-mana
Kekudusanpun hadir di situ
Damai sempurna hadir pada orang-orang yang sudah ditebus

Yakobus 3:1-12

Guru (mengajar kerohanian) mempunyai peranan penting di gereja mula-mula. Nasehat Yakobus menandakan ada beberapa orang ingin menjadi guru dengan dasar yang tidak benar. Ada orang yang senang dengan jabatan berpengaruh namun sebenarnya tidak layak untuk jabatan itu. Guru di gereja itu adalah guru yang berbicara (mengajar) bagi Tuhan (bukan bagi diri sendiri). Mengajar atau berbicara sebagai guru itu sulit, karena mengendalikan mulut itu sangat tidak mudah (bandingkan Matius 12: 34). Pada satu waktu, dengan mulut kita memuji Tuhan – tetapi pada saat lain, dengan mulut yang sama kita mengotori kesucian Tuhan. Kalau itu terjadi, maka bisa berarti bahwa pujian kita pada Tuhan itu bohong – karena kita sebenarnya kotor.

Mulut diumpamakan seperti mulut kuda (tempat besi pengendali), kemudi kapal (yang mengarahkan jalan kapal) dan api (yang perlu dikendalikan).

Matius 11:2-19

Dalam penderitaannya (di penjara) Yohanes Pembaptis bimbang apakah Yesus benar Mesias? Keteguhan iman kadang diuji dalam penderitaan seseorang. Ternyata Yesus membebaskan pikiran Yohanes tentang diriNya. Yohanes disilahkan menyimpulkan sendiri semua yang sudah dikerjakan Yesus (bandingkan Yesaya 35:5,6; 61:1-3).

Sementara itu, Yesus sendiri menilai bahwa Yohanes pembaptis begitu hebatnya sampai orang berduyun-duyun mencarinya di gurun. Yohanes luar biasa keberaniannya di dalam menyampaikan kebenaran. Dalam hal seperti itu Rajapun dilawannya (bandingkan Matius 14:1-12). Bagi Yesus, Yohanes jauh lebih baik dibandingkan semua nabi. Namun ditambahkan, bahwa yang terkecil di Surga itu lebih besar dari pada Yohanes.

Selanjutnya, Yohanes juga diperkenalkan sebagai Elia yang akan datang seperti dinubuatkan dalam Maleakhi 4:5. Yesus berkehendak, orang menerima penjelasanNya tentang Yohanes ini. Soalnya bagi orang yang tidak percaya, Yohanes yang hidup  bertarak itu dikatakan kerasukan setan – sementara Yesus yang hidup bebas itu digolongkan sahabat orang berdosa. Ukuran yang tepat dalam menetapkan seseorang itu benar atau tidak adalah perbuatannya, bukan yang lain.

Benang Merah 3 Bacaan

Hidup sejahtera adalah impian yang pasti dari orang beriman. Dalam menggapainya orang patut mengendalikan diri secara penuh dan berjuang tanpa rasa takut karena disertai Tuhan.

 

RANCANGAN KHOTBAH:  Bahasa Indonesia

Pendahuluan

Sidang Majelis Agung pertama, Sabtu 12 Desember 1931 di Mojowarno dimulai jam 08.00 pagi, dihadiri oleh 29 anggota.  Di awal sidang itu pembacaan Alkitab diambil dari Filipi 4: 4-9 (Peringatan 50 tahun Majelis Agung  Greja Kristen JAWI Wetan):

4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. 8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Itulah mimpi Greja Kristen Jawi Wetan di awal berdirinya.

 

Isi

Seperti mimpi di Yesaya 35:1-10, mimpi GKJW adalah sebuah iman, keyakinan penuh akan terwujudnya impian tersebut pada saatnya. Baik yang Belanda maupun yang Jawa, atau semua yang hadir dalam sidang tersebut, menghayati bersama impian orang percaya seperti dalam kitab Filipi tadi. 88 tahun sejak baptisan pertama pribumi di Surabaya, Injil sudah hidup di hati orang Jawa dan tiba saatnya diwujudkan dalam hadirnya sebuah gereja di Jawa Timur.

Pengelihatan (Mimpi atau Visi) para leluhur GKJW itu menjadi daya dorong mereka dalam mewujudkan damai sejahtera masyarakat di bumi Jawa Timur. Pertama-tama mereka percaya kepada Yesus Kristus – Juruselamat – Sang Guru elmu sejati itu.  Berikut mereka percaya kepada sesama saudara yang bersekutu di dalam satu tubuh GKJW, sehingga dalam arti tertentu kemudian lahirlah gereja baru di Jawa Timur yaitu Greja Kristen Jawi Wetan. Selanjutnya mereka juga percaya kepada ciptaan Allah yang lain – bumi dan tumbuhan – yang antara lain menjadi sumber kesejahteraan melalui pembukaan hutan dan perintisan desa pemukiman serta sawah ladang yang diupayakan.

Perjalanan GKJW dari tahun 1931 (bahkan sebelumnya) sampai tahun 2016 ini, disamping penuh dengan berkat Tuhan yang tak terhingga – juga melalui tantangan iman yang luar biasa. Ketika Jepang datang tahun 1942, GKJW menjadi mandiri dalam arti sebenarnya – mengurus dirinya dengan serba keterbatasannya sendiri. GKJW terbelah dalam kelompok-kelompok yang saling curiga. Korban nyawa terjadi atas  beberapa tokohnya. Pelaksanaan ibadah tidak semudah dan senyaman ketika Jepang belum datang. Sifat curiga terhadap sesama saudara di dalam tubuh GKJW memang menjadi sumber perpecahan yang meninggalkan luka lahir dan batin cukup lama.

Namun sejarah membuktikan bahwa GKW mampu melewati masa kelam itu dengan baik dalam pertolongan Tuhannya. Nampak GKJW masih yakin bahwa mimpi di awal kehadirannya di Jawa Timur bukanlah sekedar mimpi, tetapi sebuah pengelihatan anugerah Allah. Kepastian hidup sejahtera bersama semua ciptaan lainnya terus diwujudkan dalam program kerja gereja, baik sebelum Pokok-pokok Rencana Kegiatan Pembangunan (1987-2016) ditetapkan, sesudahnya maupun nanti ketika Program Pembangunan Jangka Panjang (2017-2034) djalani.

Ulang tahun GKJW ke 85 hari ini, kita rayakan dengan menghayati firman Tuhan, yang menyatakan bahwa hidup kerja kita patut dilakukan dengan kendali yang benar. Diri kita (juga sebagai satu persekutuan Greja Kristen jawi Wetan) pertama-tama bukanlah milik kita sendiri, melainkan milik Allah yang menciptakan kita. Kendali kerja kita bukan semata-mata hasil olah pikir kita saja melainkan olah hidup seutuhnya bersama Sang Pemilik Kehidupan Kekal itu. Syukur kita adalah karena kita dihormati Allah untuk bekerja bersamaNya.

 

Penutup

GKJW menyebut program kerjanya dengan istilah Pembangunan.  Apa yang dibangun GKJW? Dari jumlah warga, GKJW terus bertambah. Dari jumlah jemaat, GKJW terus bertambah. Dari jumlah dana dan daya, GKJW juga terus bertambah. GKJW sedang membangun dirinya, tetapi bukan itu tujuan kehadiran GKJW di dunia. GKJW dipanggil untuk bersama sesama dan Tuhannya membangun Kerajaan Allah. Dalam arti tertentu, GKJW diajak Tuhan untuk membangun dunia sehingga semua ciptaanNya kembali menjadi sungguh amat baik. [DLS]

 

Nyanyian: KJ  309

 —

RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi

Bebuka

Sidang Majelis Agung ingkang wiwitan, Sabtu 12 Desember 1931 ing Mojowarno katindakaken dening 29 anggota lan dipun wiwiti jam 08.00 enjing. Ayat waosan ingkang ndhasari pambikaan sidang inggih punika Filipi 4:4-9:

4:4 Tansah padha bungaha sajroné padha dadi wong precaya. Padha bungah-bungaha.
4:5 Tangkepmu karo wong kabèh sing lembah-manah. Gusti bakal énggal rawuh.
4:6 Aja padha sumelang ing bab apa waé. Apa sing kokkarepaké aturna marang Gusti Allah sajroning pandonga, suwunen kanthi saos panuwun.
4:7 Temahan Gusti Allah bakal maringi katentreman sing ngungkuli nalaré manungsa, sing bakal gawé teteging ati lan pengangen-angenmu ana ing patunggilané Sang Kristus Yésus.
4:8 Wusana, para sedulurku, padha mikira prekara-prekara sing becik lan sing pantes dialem, yakuwi prekara-prekara sing nyata, sing luhur, sing bener, sing suci, sing éndah lan sing kajèn.
4:9 Kabèh sing padha koksinau lan sing koktampa saka aku padha lakonana, dadia sing rupa tembung, dadia sing rupa penggawé. Temahan Gusti Allah sing maringaké katentreman marang kita, bakal nunggil karo kowé.

Punika impenipun para leluhur Greja Kristen Jawi Wetan.

Isi

Kados pangimpen ing Yesaya 35:1-10, pangimpenipun GKJW mboten sanes inggih wujuding kapitadosanipun dhumateng Allah. Sedaya ingkang ndherek ing sidang wiwitan punika saestu pitados bilih punapa ingkang kaserat ing Filipi 4:4-9 kalawau saestu badhe maujud nyata ing lelampahanipun greja. Kaetang saking baptisan wiwitan taun 1843 ing Surabaya, sampun 88 taun Injil Kristus gesang ing lair batosipun tiyang jawi. Sampun dumugi wancinipun Injil punika maujud ing salebeting pakaryanipun greja ingkang nyata ing Jawi wetan.

Gegayuhanipun (cita-cita) para leluhur GKJW dados sumbering tekadipun warga GKJW mujudaken gesang rahayu ing satengahing masyarakat Jawi Wetan. Warga GKJW pitados bilih Yesus Kristus punika saestu Juruwilujeng ingkang sejati kangge sedaya umat. Salajengipun, warga GKJW ugi pitados dhumateng sesami pitados ing sedaya peranganipun pasamuwan ing Jawi Wetan. Kanthi kapitadosan ingkang makaten lajeng para pitados kalawau nunggil ing satunggaling bebadan ingkang wusananipun kawastanan Greja Kristen Jawi Wetan. Mboten kendel ing ngriku, para pitados ing GKJW lajeng ugi njembaraken gesang rahayu peparingipun Gusti kanthi mbikak wana, mbangun dhusun enggal kangge sinten ingkang mbetahaken.

Gusti pancen tresna dhumateng GKJW, lan paring tuntunan ingkang sekeca kangge lelampahanipun. Sanadyan makaten, mboten ateges bilih gesang iman patunggilanipun tiyang GKJW namung ngadhepi tantangan ingkang entheng-entheng kemawon. Nalika taun 1942, Jepang njajah Indonesia, patunggilanipun warga GKJW ngalami crah. Pasamuwan kaperang dados klompok-klompok ingkang mboten rukun satunggal lan satunggalipun. Akibat memengsahan punika lajeng wonten kurban nyawa, sawatawis pimpinan GKJW seda ing pakunjaran Jepang. Pangabekti mboten lumampah kanthi tentrem ayem kados limrahipun. Raos sengit- sinengitan antawisipun klompok-klompok ingkang memengsahan mboten gampil icalipun.

Nanging lelampahanipun GKJW salajengipun ngetingalaken bilih greja punika saged lulus ngadhepi tantangan jaman, awit panganthinipun Gusti. Kados pangimpen (Visi) ing wiwitan madegipun, warga GKJW pitados bilih prasetyanipun Gusti bab gesang rahayu kangge umatIpun mesthi badhe kelampahan. Makaten imanipun GKJW. Kapitadosan ingkang makaten maujud wonten ing warni-warni peladosanipun GKJW, wonten ing Pokok-pokok Rencana Kegiatan Pembangunan (PRKP 1987-2016) lan Program Pembangunan Jangka Panjang (PPJP 2017-2034) ingkang badhe dipun lampahi.

Ambal warsa GKJW ingkang kaping 85 dinten punika kita pengeti kanthi ngugemi bilih lelampahan kita kedah dipun kendhaleni dening pangandikanipun Gusti. Badan lan gesang kita punika sejatinipun sanes gadhahan kita piyambak, nanging kagunganipun Gusti. Mila ingkang ngendhaleni lampahing gesang kita (Greja Kristen Jawi Wetan) sampun samesthinipun sanes pikejeng kita piyambak, nanging karsaIpun Gusti Allah pribadi. Puji syukur dhumateng Panjenenganipun ingkang karsa paring kamulyan kangge kita kanthi paring wekdal supados kita ndherek ing pakaryanipun.

Panutup

Kita nyebut rancangan program kita punika kanthi tembung Pembangunan. Punapa ingkang dipun bangun? Tambah dinten warganing pasamuwan tambah kathah. Kita sampun mbangun tambahan warga. Tambah dinten cacahipun pasamuwan GKJW tambah kathah. Punika ateges kita sampun mbangun tambahan cacahipun pasamuwan. Makaten ugi ing babagan Dana lan paraga peladosing greja, tambah dinten tambah kathah. Punapa punika ateges kita sampun ngrampungi sedaya tanggel jawabipun patunggilan minangka greja timbalanipun Gusti? Timbalanipun GKJW mboten namung ingkang punika kalawau, awit Gusti nimbali kita sedaya supados sesarengan para pitados ing salumahing bumi kita mbangun sedaya titahIpun Allah ngantos wusananipun wangsul malih prayoga linuwih. [DLS]

Pamuji: KPK 168

Renungan Harian

Renungan Harian Anak