Akrab dengan Tuhan dan Sesama Khotbah Minggu 1 Juli 2018

19 June 2018

Bulan Keluarga
Minggu Biasa – Stola Hijau

 

Bacaan 1         : ll Samuel 1:17-27
Bacaan 2         : ll Korintus 8:7-15
Bacaan 3         : Markus 5:21-43

Tema Liturgis  : Bergandengan Tangan Untuk Mewujudkan Cinta Kasih Allah
Tema Khotbah: Akrab dengan Tuhan dan sesama

KETERANGAN BACAAN
(Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah)

ll Samuel 1:17-27

Sebagai pemusik, Daud menulis puisi ini dan menyanyikannya. Puisi ini tidak bersifat pribadi melainkan nasional. Raja pertama telah mati, saat itulah bangsa bersedih. Sering bangsa Israel belajar sejarah melalui puisi semacam ini. Kesedihan Daud semakin dalam karena Yonatan sahabat karibnya juga mati. Puisi ini berisi perasaan Daud yang mendalam dan ditulis dalam bahasa Ibrani.

Ayat 19 menggambarkan perasaan Daud atas Saul dan Yonatan yang terbunuh dan gugur. Bangsa Filistin benar benar menaklukkan Israel dan membunuh rajanya. Masa itulah saat tersulit dalam sejarah nasional Israel.

Gat dan Askelon adalah dua kota penting di Filistin. Daud tidak berharap penduduk di dua kota itu tahu kemenangan Filistin atas Israel. Di zaman itu, kemenangan suatu bangsa atas bangsa lain juga berarti kemenangan allah bangsa itu atas allah bangsa lainnya.

Masih kuat dalam ingatan Daud, kenangan kegagahan Saul dan Yonatan dalam setiap peperangan. Bagi Daud keduanya lebih cepat dari burung rajawali dan lebih kuat dari singa.

Persahabatan Daud dan Yonatan sungguh istimewa. Kesetiaan mereka satu sama lain melebihi kesetiaan keluarga mereka.

ll Korintus 8:7-15

Paulus mengingatkan orang Korintus bahwa Allah telah memberikan banyak ketrampilan kepada mereka. Karunia itu yang pertama IMAN, kedua KEMAMPUAN BERBICARA, ketiga PENGETAHUAN, juga KEMAMPUAN MEMBANTU dan KASIH.

Paulus mengingatkan mereka akan apa yang telah dilakukan oleh Yesus. Ia yang semula kaya mernjadi miskin (bandingkan dengan Filipi 2:5-11). Yesus mentaati kehendak Allah sampai menderita untuk kita dan mati di salib. Itu sebabnya kita bisa kaya dalam kebenaran yang diberikan Allah kepada kita. Kalau Kristus sudah memberikan kekayaannya kepada kita , maka sepatutnya kita juga memberikan hal yang sama kepada orang lain.

Paulus menasehati mereka untuk menyelesaikan pelayanan yang sudah mereka mulai. Allah senang dengan kerelaan mereka dalam memberi. Paulus berharap mereka berbagi kehidupan dengan sesama (bandingkan dengan Keluaran 16:18)

Markus 5:21-43

Yairus adalah orang penting, kepala rumah ibadat. Ia tahu kerja Yesus di Kapernaum. Ia juga tahu banyak tokoh masyarakat yang membenci Yesus. Perlu keberanian untuk datang kepada Yesus. Namun juga kerendahatian. Yairus sangat mencintai anaknya, itu sebabnya dengan berani dan percaya ia datang kepada Yesus.

Ada seorang perempuan yang karena sakitnya (pendarahan)  ia tidak bersih secara rohani. Ia tersingkir dari pergaulan masyarfakat. Semakin hari penyakitnya semakin parah. Orang yang tersentuh dia akan tertular tidak bersih. Itulah sebabnya, hanya dengan diam diam ia mendekati dan menyentuh jubah Yesus. Namun Yesus tahu dan memahami semuanya.

Yesus menegur perempuan itu dengan sebutan “Anakku”. Sebutan ini menunjukkan bahwa Yesus menerima perempuan itu dengan baik. Perempuan itu tidak dianggap kotor, bahkan bersih dan layak  menjadi anggota keluarga Yesus. Sebutan itu juga sekaligus menyempurnakan kesembuhan perempuan itu  lahir batin.

Berita kematian anak Yairus menghilangkan harapan banyak orang akan keselamatan anak itu. Namun Yesus mengatakan bahwa semuanya akan baik akhirnya. Apa yang disebut orang kematian dalam kisah ini disebut Yesus dengan istilah tidur. Orang mengira ini humor, tetapi Yesus serius dalam hal ini. Selaras dengan kata katanya bahwa anak itu tidur, maka Yesuspun membangunkan anak itu, dan anak itupun bangun!

Nampak disini, Yesus senang manusia tahu bahwa  Allah itu Mahakuasa dan juga Mahakasih. Allah senang manusia hidup dalam ketidaktakutan dan damai sejahtera. 

BENANG MERAH TIGA BACAAN

Keakraban sesama manusia ataupun manusia dengan Allah, begitu indah dan menyelesaikan semua masalah yang ada

 

RANCANGAN KHOTBAH:  Bahasa Indonesia
(Ini hanya sebuah rancangan. Sila dikembangkan sendiri sesuai konteks jemaat)

Pendahuluan

Seseorang menjadi lengkap sebagai manusia ketika dia berhubungan dengan orang lain. Hubungan itu mempunyai tingkat tingkat mutunya. Tingkat yang tinggi dari hubungan seseorang dengan orang lain disebut sahabat akrab. Sebagaimana kehidupan, persahabatan / keakraban juga mengalami pasang surut karena hubungan itu hidup. Sejak awal hingga akhirnya, persahabatan atau keakraban sejati akan terus menghadapi tantangan yang tidak ringan.

Isi

Dalam sejarah manusia, hubungan manusia dengan manusia atau manusia dengan Tuhannya mempunyai kisah yang bermacam macam. Hubungan Yonatan dan Daud merupakan salah satu persahabatan terhebat dan  terindah dalam sejarah manusia.

Paulus menghayati hubungan manusia dengan manusia yang bernama Yesus itu sebagai satu satunya contoh suci tentang persahabatan (kemanunggalan). Persahabatan itu senilai nyawa sahabat itu sendiri.

Kisah Yairus merupakan sudut tersendiri tentang keakrabannya dengan Yesus. Dia tahu sifat kasih Yesus, dia tahu kerja Yesus, dan dia juga tahu resiko kalau dia akrab dengan Yesus. Yairus tahu kalau banyak pejabat yang membenci Yesus. Namun cintanya yang begitu besar akan anaknya (keselamatan anaknya), menyebabkan resiko itu diambilnya dan ia datang kepada Yesus dalam kerendahan hatinya. Cinta, kerendahan hati dan iman Yairus itu tidak bertepuk sebelah tangan di hadapan Yesus. Keakraban Yesus dengan Yairus yang baru dikenalnya, membuat Yesus menyebut anak Yairus itu tidur (membesarkan hati Yairus) walaupun anak itu sebenarnya sudah mati. Selanjutnya, proses penyelamatan anak Yairus menampakkan betapa tingginya penghargaan Yesus atas iman Yairus, orang yang rendah hati itu.

Cerita perempuan yang sakit pendarahan itu melengkapi  tema keakraban yang membuahkan keselamatan. System berpikir bahwa orang dengan penyakit tertentu itu tidak bersih secara rohani (najis), telah memecah belah hubungan manusia yang sakit itu dengan sesamanya. Namun iman dan pengharapan (juga kerendahan hati) perempuan yang sakit itu menyebabkan niatnya untuk akrab dengan Yesus (walau sembunyi sembunyi) tidak terbendung. Kesaktian Yesus menyembuhkan perempuan itu, walaupun mungkin lebih tepat disebut kuasa kasihNya.

Penutup

Pertalian dua pihak yang didorong oleh iman , pengharapan, kasih dan kerendahan hati itu terbukti menghasilkan keindahan dan keselamatan manusia. Persahabatan itu karunia Allah, yang patut diperjuangkan terus menerus. Keakraban itu sebuah nilai martabat manusia.

Nyanyian: KJ 402

RANCANGAN KHOTBAH: Basa Jawi

Pambuka

Saben manungsa punika tansah mbetahaken tiyang sanes. Inggih pancen makaten sipatipun manungsa. Sesambetanipun manungsa kaliyan tiyang sanesipun punika Saged awujud warni warni, miwiti ingkang lumrah ngantos ingkang paling sae. Sesambetan ingkang paling raket lan sae punika dipun sebut sedulur sinarawedi. Ananging kados limrahipun pigesangan manungsa, sesambetan antawisipun manungsa satunggal kaliyan sanesipun punika inggih mbetahaken pangupaya ingkang mboten enteng, murih  kasaenanipun.

Isi

Sesambetanipun Yonathan kaliyan Daud ing Kitab Suci paring gegambaran bab sesambetan ingkang dipun wastani sedulur sinarawedi. Daud dipun sengiti dening Sang Prabu Saul, Ramanipun Yonathan, Nanging Yonathan langkung tresna dhumateng Daud sanajan tetep saos pangurmatan dhumateng ramanipun. Sesambetanipun Yonathan kaliyan Daud punika elok sanget. Miturut Daud, kasetyanipun Yonathan ing bab memitran, langkung sae tinimbang kasethaning brayatipun Daud pribadi.

Rasul Paulus mastani bilih sesambetan ingkang sae antawisipun manungsa kaliyan Yesus Kristus punika minangka berkah peparingipun Allah. Tiyang ingkang ngaturi wangsulan katresnan dhumateng Allah punika saged kawastanan mboten namung raket dhumateng Allah nanging malah nunggil kazliyan Allah. Sedaya punika saged kelapahan makaten awit katresnanipun Allah ingkang suci lan sampurna dhumateng manungsa.

Cariyos bab Yairus ingkang kumowantun sowan ing ngarsanipun Yesus, mratelakaken bilih katresnanipun dhumateng anakipun pancen kelangkung ageng. Sanadyan kathah golongan masyarakat ingkang mboten sarujuk kaliyan piyambakipun, nanging imanipun Yairus meksa piyambak ipun tetep sowan dhumateng Yesus.Ing ngriki kita saged ningali bilih Yairus punika nggadhahi iman ingkang tangguh, katresnan ingkang ageng lan sifat andhap asor ingkang ngeramaken. Kosokwangsulipun, Yesus inggih ngetingalaken pakaryan ingkang ngeramaken. Gusti nyebut anakipun Yairus punika tilem, sanadyan sejatosipun sampun tilar.  Anggenipun Yesus nangekaken lare punika ugi ngetingalaken agenging katresnanipun dhumatheng Yairus.

Cariyos bab tiyang estri ingkang nandang nggrajag getih, nambahi pangertosan kita ngengingi bab pentingipun gesang raket kaliyan Allah. Ing wiwitan tiyang estri punika kasebat najis dening masyarakat. Piyambakipun mboten wanton nyelak tiyang sanes, punapa malih dhateng Yesus Kristus. Nanging awit agenging pangajeng ngajeng kepingin saras lan pitadosipun dhumateng kasektenipun Yesus, sanadyan tetep andhap asor piyambakipun kanthi kendel wantun ndemek jubahipun Yesus. Inggih sipat pitados, pangajeng ajeng ingkang ageng, andhap asor lan kendel punika ingkang murugaken tiyang estri kalawau saged raket kaliyan Yesus lan wilujeng saking sakit penyakitipun. Tembung ngger saking Yesus nalika nyebut tiyang estri punika mratelakaken bilih Yesus nampi tiyang punika kanthi kebak katresnan. Tiyang punika mboten namung saras nanging ugi suci malih (mboten najis).

Panutup

Dosa punika misahaken manungsa kaliyan Allah lan manungsa sanesipun. Inggih awit dosa manungsa lajeng sangsara lan nemahi warni warni karibetan dalah pati. Injil dinten punika mratelakaken bilih Allah mulihaken sesambetanipun kaliyan manungsa lan punika ateges ugi sesambetanipun manungsa kaliyan manungsa sanes. Kita perlu sinau malih bab  sesambetan punika. Sipat ingkang dipun perlokaken kangge sinau punika inggih sipat pitados dhumateng Allah, tresna dhumateng sesami, kendel lan andhap asor.

Pamuji: KPJ. 96

Renungan Harian

Renungan Harian Anak