Bacaan : Amos 5 : 12 – 14 | Pujian: KJ 436
Nats: “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup.” [ayat 16]
Dalam situasi politik masa kini, ada istilah yang cukup populer yakni pencitraan. Seorang tokoh politik berbuat sesuatu yang luar biasa bahkan terkesan tidak wajar agar memperoleh simpati dari masyarakat yang melihat aktivitasnya. Ada yang pergi ke pasar lalu makan di warung kumuh bersama rakyat. Ada yang menggendong anak kecil, untuk menunjukkan diri sebagai pribadi yang lembut dan penyayang. Semua dilakukan agar citra pribadi yang baik itu melekat dan ia memperoleh keuntungan atas citra baik yang ditunjukkan.
Nabi Amos hidup dalam lingkungan yang penuh kemewahan dan kemapanan. Di kiri dan kanannya, rakyat hidup dalam kemapanan dan tak berkekurangan. Namun sayang kemewahan dan kemapanan itu adalah semu adanya. Di balik kemewahan dan kemapanan itu terdapat ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang biasa terjadi. Tentu ini membuat hati nabi Amos terusik. Latar belakangnya sebagai gembala mendorongnya untuk mengambil sikap, dan mengingatkan masyarakat agar bersikap adil dan tidak sewenang-wenang.
Kebaikan itu harus dinyatakan dengan ketulusan, diberikan dengan sadar dan tanpa berharap imbalan. Seharusnya kebaikan itu dilakukan sebagai wujud syukur atas pemeliharan Tuhan dan kasih setiaNYA. Bahasa lainnya adalah, karena kita telah menerima kebaikan Tuhan, maka sudah sepatasnyalah kita menebar kebaikan kepada sesama tanpa pilih-pilih. Untuk melakukan itu semua, diperlukan hati yang dipenuhi Roh dan bukan kedagingan atau keduniawian. Jika hati kita dipenuhi Roh, maka semua kebaikan yang kita lakukan kepada sesama akan berbuah kehidupan yang baik.
Pada akhirnya, jangan memperjualbelikan kebaikan dengan harapan agar memperoleh imbalan yang seimbang, apalagi memperjualbelikan kebaikan dengan harapan mempermudah hidup. Pesona kebaikan itu akan muncul alami jika dilakukan dengan ketulusan dan bukan dengan motivasi tersembunyi. Sebaliknya jika kita memiliki motivasi yang lain, sebaik apapun kita memerankan adegan itu, orang lain tak akan memberikan penghargaan kepada kita! [Oka]
“Memperjual-belikan kebaikan adalah tindakan seorang penjilat yang tidak peduli pada keadilan.”