SOS (Semua Orang Susah)

3 July 2016

Bacaan: Galatia 6:1-10      |     Pujian: 462
Nats:
“Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (ayat 2)

Pemimpin yang baik, lemah lembut, jujur, mendapat makian dari sebagian masyarakat karena dianggap terlalu lembek. Pemimpin yang baik, tegas, berani, jujur, juga mendapat makian dari sebagian masyarakat karena dianggap terlalu kasar. Susah jadi pemimpin! Tapi susah juga jadi masyarakat! Lebih susah lagi jadi pribadi yang sibuk melihat kesusahan orang lain tanpa menolong. Ah, semua orang susah di jaman ini. Maka perlukah semakin mempersusah diri dengan komentar-komentar yang menyakiti sesama, tidak bermakna, jauh dari efek membangun.

Bersyukurlah kita, berkesempatan membaca Galatia 6:1-10 hari Minggu ini. Setidaknya, firman Tuhan inilah yang menjadi rem atas mulut kita supaya mampu mengatakan kalimat-kalimat yang menolong orang lain supaya berpengharapan saat mengalami kesesakan. Firman Tuhan inilah yang menjadi rem atas jempol kita, supaya mampu mengetik kata-kata yang baik, supaya dapat menolong pembaca lebih bersukacita di tengah kesulitan hidupnya. Firman Tuhan inilah yang menjadi rem atas mata kita, supaya pandangan kita bisa menolong orang lain agar mendapatkan kesejukan jiwa di tengah kepenatan hidupnya. Firman Tuhan inilah yang menjadi rem atas pikiran kita, supaya memikirkan cara yang nyata untuk menolong orang lain dari kelemahannya.

Lingkungan kita dalam kondisi darurat, setiap saat kita melihat ketidakpedulian, cacian, makian, hinaan. Di sanalah kita ada untuk mengubah dunia ini melalui hal yang sederhana yang kita bisa. Supaya SOS: Semua Orang Susah, bisa kita gantikan dengan SOS: Semua Orang Sukacita dengan kehadiran kita yang siap menolong melalui apa yang ada pada kita. Mari kita mulai dengan memberikan pertolongan-pertolongan kecil yang bisa kita lakukan bagi sesama. Misalnya, dengan memberi kesempatan orang lain (lebih-lebih pejalan kaki) menyeberang jalan di depan kita. Tuhan Yesus pasti sangat menghargai pertolongan kecil yang mau kita berikan bagi orang lain. Jangan tahan tanganmu terulur bagi orang lain!  [Dee]

“Tragedi kehidupan adalah sesuatu yang mati di dalam diri seseorang pada saat dia hidup” (Albert Eisntein)

Renungan Harian

Renungan Harian Anak