Bacaan : Markus 9 : 9 -13 | Pujian: KJ 399
Nats: “Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan …” [ayat 10]
Ada beberapa orang yang menghindari menggunakan kata sambil dalam pengantar ucapan syukur ibadah, alasannya kata sambil lebih berkonotasi “sambilan”, sambil lalu saja alias bukan pekerjaan utama. Jadi jika dikatakan “Jemaat terkasih marilah kita mengumpulkan persembahan sambil menyanyikan KJ no ….” akan dimengerti bahwa menyanyikan KJ no … sekian itu “hanya” sebagai sambilan, bukan fokus utama. Betulkah begitu?
Ayat 10 menceritakan sikap para murid “yang memegang pesan tadi” sambil “mempersoalkan …” Kata sambil dalam konteks ini menunjukkan kegiatan tambahan yang dilakukan para murid. Namun tidak bisa dinilai bahwa kegiatan tambahan ini dilakukan sambil lalu, atas dasar keterpaksaan alias “aras-arasen”. Justru sebaliknya para murid ini melakukan kegiatan tambahan karena didasari semangat, antusiasme tinggi atau bahkan saking exited-nya. Hati yang gembira adalah obat yang manjur, namun semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22). Pengalaman spiritual yang baru saja mereka rasakan bersama Tuhan Yesus di gunung itulah sumber inspirasi yang menyemangati mereka. Para murid terdorong untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang telah ditetapkan Tuhan Yesus, yaitu “memegang pesan tadi”. Topik “bangkit dari antara orang mati” mengusik pikiran dan rasa penasaran para murid.
Orang Kristen melakukan kasih dengan menolong, peduli, empati, mengumpulkan bantuan, sabar, rendah hati (atau buah-buah Roh sesuai Galatia 5) itu memang sudah seharusnya, alias wajar! Tidak ada yang istimewa! Tidak perlu berharap dipuji dan disanjung. Karena memang berbuat kasih sudah ditetapkan oleh Tuhan Yesus. Tantangannya justru bagaimana berbuat lebih dari itu? Orang Kristen berbuat kasih sambil ……. ! Titik-titik (atau bagian yang kosong ini) yang perlu diisi dalam perbuatan sehari-hari, sehingga orang Kristen bisa berbuat lebih dari kasih. Atau kasih yang lebih …? Ingat lo… kasih Tuhan Yesus toh nyawa (pertaruhannya nyawa). Namun kasih kita, baru mempertaruhkan uang dan harta (yang fana) saja sudah berharap disanjung-sanjung… [Onewan]
Jika kebaikan dibalas kejahatan, itu adalah zalim. Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itu adalah mulia dan terpuji. (La Roche)