Bacaan: Mazmur 130 : 1 – 8 | Pujian: KJ. 26
Nats: “Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.” (Ayat 5)
Siapakah di dunia ini yang tidak pernah berbuat dosa? Sekecil apapun nampaknya manusia seringkali melakukan pelanggaran baik sengaja maupun tidak disengaja. Hal tersebut membuat manusia tidak berkenan di hadapan Tuhan karena dosa yang ia perbuat.
Kala itu Sang Pemazmur berseru kepada Tuhan atas segala penderitaan hidup yang ia alami. Ia berseru kepada Tuhan atas segala kesalahan dalam hidupnya, ia menyesali dosa yang ia perbuat dan enggan untuk berbuat dosa lagi. Dalam seruan doanya ini, Sang Pemazmur memohon pengampunan kepada Tuhan. Ia berkata tentang dosa dan pengampunan, kasih setia dan pembebasan. Ia mengakui segala dosa manusia, tak seorang pun benar di hadapan-Nya, demikianlah juga Sang Pemazmur. Ia sungguh menyadari bahwa kuasa Tuhan dahsyat. Tuhan mampu menghukum orang yang berbuat dosa. Namun, Tuhan adalah Allah Sang Pengampun, Ia bersedia mengampuni orang berdosa yang datang kepada-Nya. Orang berdosa yang datang memohon pengampunan akan diampuni-Nya (Ay. 4). Tidak hanya memohon pengampunan dosa saja, Sang Pemazmur juga memiliki semangat besar akan pengharapan di dalam Tuhan. Sang Pemazmur berharap agar Tuhan melepaskannya dari kegelapan, karena Tuhanlah surya pagi yang datang mengusir kegelapan (Ay. 6). Tuhan yang berkenan menerangi langkah kehidupan umat-Nya.
Dari apa yang diungkapkan Sang Pemazmur dalam setiap pengharapan akan pengampunan Tuhan, Sang Pemazmur hendak mengajak kita untuk teguh berharap dan percaya kepada Tuhan. Hanya di dalam Tuhanlah ada kasih setia dan pengampunan. Tuhan yang membebaskan Israel dari dosa dan kesalahan mereka adalah Tuhan yang juga membebaskan kita dari dosa dan kesalahan kita. Itulah keyakinan iman Sang Pemazmur yang diwartakan kepada kita sebagai umat percaya masa kini. Kita diajak untuk memulai hidup baru. Sang Pemazmur mengajak kita untuk keluar dari jurang kegelapan menuju hidup dalam terang Tuhan. Kini marilah kita bersama memiliki keteguhan iman sebagaimana yang dinyatakan Sang Pemazmur. Kita nyatakan hal tersebut dalam hidup kita supaya kita mampu keluar dari dosa yang membelenggu hidup kita dan menjadi berkat atas kehidupan ini. Amin. [SWS].
“Tuhan itu Maha Kasih.”