Bacaan : Kisah Para Rasul 11 : 1 – 18 | Pujian : KJ. 428
Nats: Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” (Ay.18)
Istilah endowment effect adalah sebuah istilah yang menggambarkan sebuah situasi dimana seseorang menganggap bahwa barang atau sesuatu yang dimilikinya menjadi berharga hanya karena barang atau sesuatu tersebut adalah miliknya. Endowment effect (selanjutnya kita sebut EE) menyebabkan sesorang menjadi posesif. Menurut KBBI kata “posesif” adalah sikap seseorang yang merasa menjadi pemilik (atas barang atau sesuatu). EE dialami oleh setiap manusia, tidak perduli apapun latar belakangnya. Biasanya EE ini akan dialami setiap orang ketika berusia 18 bulan hingga 4 tahun. Pada usia-usia tersebut, anak-anak akan mengklaim apapun yang disenanginya sebagai miliknya, ini ditandai dengan pernyataan: “Ini milikkku!” Meskipun EE ini cenderung terjadi di usia kanak-kanak, namun bukan tidak mungkin orang tua sekalipun juga mengalaminya.
Klaim bahwa keselamatan itu hanya menjadi milik orang-orang tertentu, dalam hal ini bangsa Israel (Yahudi) sebagai umat pilihan, rupanya masih terbaca dalam peristiwa yang terjadi setelah pembaptisan terhadap Kornelius dan keluarganya. Seketika setelah Petrus pulang dari Kaisarea, ia dihujani dengan pertanyaan bertubi-tubi tentang pewartaan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Sebenarnya mereka hendak melarang Petrus untuk mewartakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. “Ini milikku!”, kira-kira demikian maksud mereka.
Rupanya kehendak Tuhan itu berbeda. Sebagai bangsa terpilih tidak seharusnya membuat mereka (bangsa Yahudi) yang telah menerima Kristus, lantas mengklaim menjadi pemilik tunggal Kristus itu sendiri. Allah adalah Allah yang universal, milik setiap umat manusia. Maka paradigma sebagai bangsa terpilih yang eksklusif harus dirubah menjadi inklusif. Bukan tertutup dan menutupi berkat namun terbuka dan menjadi jalan berkat. Bukankah kita juga pernah terjebak bersikap posesif dan mempertahankan EE dalam sikap kehidupan beriman kita? Mari kita memperbaharui diri sebagai pewarta Injil Kristus yang bersikap terbuka! [DK]
“Belajarlah bersikap terbuka, bukan tertutup”