Menderita Sebagai Pengikut Kristus Pancaran Air Hidup 6 Juni 2024

6 June 2024

Bacaan: 1 Petrus 4 : 7 – 19  ǀ  Pujian: KJ. 445
Nats: Jika ia menderita sebagai orang Kristen, janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.” (Ayat 16)

Semoga ketika saudara mendengar judul renungan ini tidak membuat saudara terkejut. Ya, karena judul renungan kita saat ini tidak seperti harapan banyak orang, yaitu hidup yang menyenangkan dan penuh kedamaian ketika menjadi pengikut Kristus. Seringkali, banyak orang mengikut Kristus karena ingin mendapat berkat, keselamatan, kelimpahan dan semua yang baik dari Tuhan. Tetapi seringkali mereka lupa bahwa menjadi seorang pengikut Kristus juga harus siap menanggung penderitaan dan penghinaan, seperti yang dialami oleh Sang Kristus sendiri. Akibatnya, ada banyak orang Kristen, yang mudah meninggalkan imannya dan menyalahkan Tuhan, ketika terjadi banyak penderitaan dan penghinaan di dalam hidupnya.

Firman Tuhan yang kita baca hari ini menunjukkan bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat (Ay. 7). Oleh karena itu, jangan heran jika terdapat banyak penderitaan dan penghinaan, ketika kita teguh dalam iman kepada Sang Kristus. Jangan sampai kita malu, karena memiliki iman kepada Sang Kristus (Ay. 16). Sebab hanya Dialah Tuhan Allah kita yang sejati dan Juru Selamat dunia ini. Rasul Petrus ingin mengatakan bahwa siapa yang menderita karena kesetiaan kepada Kristus, ia akan mendapat pertolongan dan kekuatan dari Tuhan. Karena Roh Kudus berdiam atas mereka dengan cara yang istimewa. Kehidupan mereka akan penuh dengan kehadiran Roh yang menolong dan memberikan berkat. Seperti yang tertulis di ayat 14, “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.”

Hidup beriman sejatinya adalah keberanian kita mengambil resiko, sembari mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam berbagai pergumulan hidup yang berat serta menyedihkan, penderitaan dan penghinaan, marilah kita tetap mengarahkan diri kita kepada Tuhan sebagai kompas, arah, orientasi dan harapan kita. Mungkin kita akan meratap dan menangis dalam doa, namun hal ini bukanlah teriakan anti iman, justru itu merupakan bukti iman kita yang teruji. Iman yang dewasa, bukan iman anak-anak yang hanya mau segala sesuatu yang baik dan manis saja. Amin. [YAH].

“Jika jalanmu penuh derita, terus saja melangkah. Sebab kamu sudah berada di jalan yang sama, seperti yang pernah dilalui oleh Sang Kristus.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak