Bacaan: 1 Korintus 12 : 27 – 31 | Pujian: KJ. 258
Nats: “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.” (Ayat 27)
Pengalaman dalam membangun kembali sebuah bangunan yang dirobohkan mengajarkan kepada saya bagaimana bekerja dalam satu tim. Awalnya, ketika melihat lokasi, gambar bangunan serta ketersediaan dana awal membuat saya bingung: bagaimana merobohkan bangunan lama? Bagaimana membangun fondasi? Tukangnya siapa? Bagaimana kecukupan dananya? Karena terlalu banyaknya yang dipikirkan terkadang sampai tidak bisa berpikir lagi alias buntu. Sampai kemudian salah satu dari anggota tim mengusulkan untuk membagi pekerjaan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Lalu kami pun merekapitulasi pekerjaan yang akan dilakukan serta berbagi tugas : (1) Menangani pembuatan fondasi; (2) Mengatur ketersediaan material; (3) Merobohkan dan membersihkan bangunan lama; (4) Penggalian dana dan yang lainnya. Anggota tim bekerja sesuai dengan tugas dan kemampuannya masing-masing. Keruwetan perlahan-lahan dapat terurai dan pada akhirnya pembangunan itupun dapat terselesaikan dengan baik.
Melalui bacaan hari ini, Paulus mengingatkan bahwa kita semua adalah anggota tubuh Kristus yang membentuk kesatuan tubuh Kristus. Dalam jemaat, Allah menetapkan ada orang yang menjadi rasul, nabi, dan pengajar. Selain itu, Allah juga menetapkan orang dengan karunia yang berbeda-beda, seperti karunia mengadakan mujizat, menyembuhkan, melayani, memimpin, menyanyi, dan berkata-kata dalam bahasa Roh. Semuanya ditetapkan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Setiap orang percaya memiliki karunia yang berbeda untuk maksud dan tujuan yang Allah tetapkan. Bukan untuk dibandingkan dan dipertandingkan melainkan untuk saling melengkapi.
Hal yang perlu diwaspadai dalam menjaga kesatuan tubuh adalah bahaya otonomi. Otonomi berarti berjalan sendiri tanpa koordinasi. Apa jadinya jikalau di antara kita berupaya saling mengunggulkan diri dengan kemampuan kita masing-masing? Tentunya yang terjadi adalah kekacauan. Relasi persekutuan menjadi tidak nyaman. Kesatuan tubuh Kristus dalam gereja menjadi terpecah. Akibatnya, sebagian orang menjadi enggan lagi terlibat dalam pelayanan, sebagian lagi berperan lebih hebat dari yang lain. Kita lupa bahwa kita ini satu tubuh di dalam Tuhan. Oleh karena itu, mari kita mengingat bahwa setiap kita memiliki peran yang berbeda, maka kita perlu bekerjasama dengan baik antara satu dengan yang lain sebagai satu kesatuan tubuh Kristus, agar dapat membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi semua. Amin. [RA].
“Perbedaan adalah sarana untuk saling memberi ruang dan saling melengkapi.”