Kerasnya Hati Renungan Harian 4 September 2020

4 September 2020

Bacaan :  Keluaran 10 : 21 – 29 | Pujian :  KJ. 466a
Nats
: “Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga dia tidak mau membiarkan mereka pergi” (Ay. 27)

Seorang kapten pada sebuah kapal sedang berlayar di malam yang gelap. Rupanya, kapal tersebut berada dalam satu jalur berlawanan dengan sebuah sinar terang, yang disangkanya sebuah kapal lain. Lantas sang kapten berkirim pesan melalui radio, menuntut kapal lain itu untuk merubah jalurnya. Tetapi ia justru menerima sebuah pesan jawaban yang memerintahkan kapal sang kapten-lah yang harus mengubah jalurnya. Kapten berulang kali mengirim pesan agar yang disangkanya kapal lain itulah yang justru harus mengalah dan merubah haluan. Bahkan dalam pesan yang dikirimnya, sang kapten menjelaskan jika dirinya memiliki jabatan tinggi dan salah satu orang terpandang dalam komunitasnya. Tetapi akhirnya, ia mendapat jawaban. Sebuah pesan pendek diterima oleh radar sang kapten, “Aku adalah sebuah mercusuar. Itu pilihan Anda, pak.”

Karakter yang sangat keras, sejak awal menyelimuti kepribadian dan kehidupan Firaun. Sehingga kita tidak lagi kaget ketika memperhatikan bahwa Firaun mengeraskan hati terhadap perintah Tuhan. Di mana Musa dan Harun diperintahkan Tuhan Allah untuk membawa orang-orang Israel keluar dari Mesir dan beribadah kepada-Nya. Kekerasan hati seorang Firaun bukanlah karena Tuhan Allah yang berkehendak untuk membuat Firaun sebagai sosok yang jahat dan angkuh. Justru hal itu terjadi karena Firaun enggan untuk mendengar secara terus-menerus bimbingan Roh Allah terhadap hidupnya. Dari kekerasan hati dan sikap keras kepala yang telah ada dalam diri Firaun inilah, lantas dipakai oleh Tuhan Allah untuk mewujudkan kehendak serta menyatakan kuasa-Nya yang tiada tertandingi. Hal itulah yang kemudian mengakibatkan Firaun mendapatkan berbagai tulah, salah satunya gelap gulita. Keadaan gelap yang menyelimuti Mesir diperkirakan terjadi karena badai pasir gelap yang berhembus dari gurun pada awal musim semi.

Mengeraskan hati hanya membuat keadaan semakin buruk. Sebab dengan mengeraskan hati, kita menutup diri terhadap kuasa Allah yang bertindak untuk menuntun dan mengarahkan hidup ini. Justru kita dibawa semakin jauh dari kebenaran dan hidup yang benar. Oleh karenanya, setiap manusia yang telah diperlengkapi oleh kuasa dan kehendak bebas dari Tuhan, gunakanlah hal tersebut dalam arahan kuasa dan hikmat Allah. Tentunya dengan diawali kesediaan untuk terus membuka diri mendengar sapaan-Nya. [garlic]

“Mengeraskan hati membawa manusia terhadap dosa”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak