Bacaan: Markus 1 : 29 – 39 | Pujian: KJ. 60:4
Nats: “Ia mendekat dan sambil memegang tangannya Ia membangunkannya, dan demam itu meninggalkan dia dan perempuan itu melayani mereka.” (Ayat 31)
“Kulihat Ibu Pertiwi, sedang bersusah hati. Air matanya berlinang, Mas Intannya terkenang. Hutan gunung sawah lautan, simpanan kekayaan. Kini Ibu sedang lara, merintih dan berdoa.” Bumi sering digambarkan seperti sosok Ibu, yang pengasih dan penyayang, dan akan memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Demikian juga dengan bumi, selalu memenuhi segala kebutuhan, baik untuk makan, minum, dan berteduh agar kita tetap hidup. Namun kalimat, “Kini Ibu sedang lara, merintih dan berdoa, mengandung makna bahwa kondisi bumi kita sedang tidak baik-baik saja. Sebab kata lara dalam KBBI berarti sedih, susah hati, dan juga sakit. Laranya Ibu Pertiwi disebabkan karena sikap kita yang sering merusak alam ini.
Gambaran ibu mertua Simon yang sedang sakit demam dalam bacaan hari ini, sejajar dengan kondisi Ibu Pertiwi yang bisa sakit juga, karena hutan gundul, resapan air hujan berkurang, sampah plastik menumpuk dan mengakibatkan banjir. Demikian juga Ibu Mertua Simon yang sedang sakit, kondisinya lemah, imunitas tubuhnya menurun, tidak bisa beraktivitas dengan baik. Dalam kondisi demikian, ibu mertua Simon pasti membutuhkan tindakan pengobatan. Tuhan Yesus yang mengetahui ibu mertua Simon sakit, Ia bergegas menghampirinya dan memegangnya, hingga terjadilah kesembuhan. Ketika pemulihan terjadi pada ibu mertua Simon, hal itu membuatnya dapat melayani Tuhan lagi. Tindakan Tuhan Yesus ini memberi teladan: ketika ada yang sakit, maka harus segera bertindak menolongnya bukan malah mengabaikannya.
Dalam penghayatan bulan Penciptaan ini, mari kita mengingat terus-menerus tugas dan panggilan kita sebagai ciptaan untuk merawat ciptaan lainnya. Ketika Ibu Pertiwi ini sedang sakit karena perbuatan kita sendiri, marilah mengingat teladan Tuhan Yesus. Kita harus cepat bertindak, melakukan sesuatu untuk memulihkan kerusakan alam ini. Tindakan kita untuk memulihkan Ibu Pertiwi (alam) yang sedang sakit, tentu akan membawa dampak yang baik bagi kita yang hidup di dalamnya. Oleh karena itu, mari kita menjaga lingkungan di sekitar kita bebas dari sampah, mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon, tidak membuang sampah di sungai, dll. Jika tidak bertindak sekarang, mau sampai kapan Ibu Pertiwi ini sakit? Kiranya kita senantiasa mau bertindak memulihkan bukan mengabaikan. Amin. [Adin].
“Alam tidak butuh kata-kata mutiara, tapi alam butuh aksi nyata.”