Kasih Yang Memulihkan: Kembali Ke Pelukan Bapa Pancaran Air Hidup 30 Maret 2025

30 March 2025

Bacaan: Lukas 15 : 1 – 3, 11b – 32  |  Pujian: KJ. 389
Nats: “Lalu bangkitlah ia dan pergi kepada ayahnya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya berlari menemui dia lalu merangkul dan mencium dia.” (Ayat 20)

Seorang ayah yang baik selalu siap menyambut anaknya dengan tangan terbuka, tak peduli seberapa jauh anak itu tersesat. Suatu ketika, seorang pria yang sudah lama terpisah dari ayahnya memutuskan untuk kembali. Dalam perjalanan, dia diliputi rasa takut dan malu, membayangkan bagaimana ayahnya akan merespons. Namun, ketika ia tiba di rumah, sang ayah berlari menyambutnya dengan penuh kasih. Pria itu tersentuh dan sadar bahwa kasih ayahnya jauh lebih besar dari semua kesalahannya. Kisah ini mengingatkan kita pada kasih Allah yang tidak pernah berhenti menunggu kita kembali kepada-Nya.

Bacaan dari Lukas 15:1-3, 11b-32 menceritakan perumpamaan tentang anak yang hilang. Dalam kisah ini, seorang anak bungsu meminta bagian warisannya dan meninggalkan rumahnya untuk menjalani hidup yang liar. Ketika semua hartanya habis dan ia jatuh miskin, ia menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk kembali kepada ayahnya. Ayahnya yang penuh kasih, tidak marah atau menolaknya, justru sang ayah berlari menyambutnya, memeluknya, dan merayakan kepulangannya dengan pesta besar. Sementara itu, kakaknya merasa iri dan kesal karena ayahnya seolah-olah lebih mengasihi si bungsu yang telah berbuat salah. Namun, sang ayah menegaskan bahwa sukacita besar terjadi karena “anak ini telah mati, kini hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” (Luk. 15:32).

Masa Pra-Paskah adalah waktu yang tepat bagi kita untuk merenungkan kembali perjalanan hidup kita dan memeriksa apakah kita sudah menjauh dari kasih Allah? Seperti anak bungsu dalam perumpamaan, kita sering kali memilih jalan kita sendiri, melupakan kasih Bapa yang setia. Namun, Allah selalu menunggu kita kembali. Dalam kehidupan sehari-hari, kita diajak untuk berani mengakui kesalahan, bertobat, dan kembali kepada-Nya. Bukan hanya itu, kita juga diajak untuk meneladani sikap sang ayah yang penuh kasih, dengan bersedia memaafkan dan menerima kembali mereka yang tersesat. Amin. [YN].

“Kasih Bapa selalu menanti, meski sejauh apapun kita pergi, Ia setia memulihkan dan mengembalikan kita ke dalam pelukan-Nya.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak