Gotong Royong Pancaran Air Hidup 28 Oktober 2025

28 October 2025

Bacaan: 1 Petrus 5 : 1 – 11  |  Pujian: KJ. 357
Nats: “Demikian juga, orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberi anugerah kepada orang yang rendah hati.” (Ayat 5)

Dalam kehidupan, sering kali kita mendengar istilah gotong royong. Gotong royong merupakan kegiatan yang mencerminkan kebersamaan dan hidup saling menanggung beban. Apakah hal ini juga berlaku di tengah gereja, dalam hidup pelayanan? Atau justru perlahan kita mulai doyong, sempoyongan, lemah, dan kehilangan semangat, karena tidak lagi berjalan bersama?

Rasul Petrus dalam suratnya mengajak kita sebagai pembaca saat ini untuk hidup saling menopang dan melayani dengan ketulusan hati. Di tengah pelayanan, sudah sepatutnya kita menghidupi gotong royong rohani: “Bersama kita teguh, bersama kita bertumbuh.” Dalam suratnya, setidaknya tiga hal yang disampaikan Rasul Petrus. Pertama, hendaknya kita melayani dengan kerendahan hati. Petrus menasihati para penatua dan orang muda agar menghidupi pelayanan dengan kerendahan hati. Tidak ada ruang kesombongan dalam melayani. Dalam gereja kita, hidup organisasi kita bukan atasan dan bawahan, ketua bukanlah bos dan anggota bukanlah suruhan, semua berjalan bersama melayani Tuhan. Sebuah pertanyaan reflektif bagi kita, apakah kita sudah saling menghargai dan melayani, atau masih ada iri hati, dengki, bahkan hidup dalam persaingan untuk mencari nama baik? Kedua, hendaknya kita menyerahkan segala khawatir kita kepada Tuhan. Petrus mengingatkan bahwa kita tak berjalan sendiri. Kita diminta untuk merendahkan hati dan menyerahkan segala khawatir kita kepada Tuhan. Kita juga harus berhati-hati sebab si iblis datang seperti singa mengaum mencari mangsanya. Disinilah kita perlu menghidupi gotong royong rohani, kita hadir untuk saling menjaga dan menguatkan. Mari merefleksikan diri, apakah dalam pergumulan pribadi dan pelayanan, kita sudah saling menopang atau justru saling meninggalkan dan enggan peduli? Ketiga, ada pemulihan dari Allah. Tuhan tidak pernah ingkar janji. Ia hadir untuk menguatkan, meneguhkan, dan menolong kita. Namun, proses ini tidaklah instan. Dibutuhkan kerendahan hati, kebersamaan, dan kesetiaan dalam hidup persekutuan. Mari kita hidupi komunitas saling menopang, menyadari bahwa pelayanan bukanlah kompetisi dan ambisi. Musuh terbesar kita adalah ketidaksatuan dalam persekutuan. Ingatlah Tuhan memanggil kita untuk saling menguatkan dan menjadi saksi-Nya dalam hidup bersama sebagai keluarga Allah. Amin. [SWS].

“Gotong royong bukan sekedar slogan, akan tetapi panggilan.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak