Bacaan: Mazmur 126 : 1 – 6 ǀ Pujian: KJ. 358
Nats: “Orang yang pergi dengan menangis sambil membawa kantong benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkas gandumnya.” (Ayat 6)
Dalam kehidupan ini, kita patut mengakui bahwa tidak selalu kita dapat merasakan kehadiran Allah. Ada saat kita merasa seolah-olah Allah tidak hadir dalam hidup kita, khususnya dalam pergumulan yang terasa berat dan menekan. Entah ketika kita berhadapan dengan pergumulan ekonomi, pekerjaan, mencari jodoh yang tak kunjung datang, persoalan keluarga, dlsb. Tak jarang dari berbagai pergumulan tersebut, muncul keragu-raguan di dalam hati kita. Pikiran kita mulai bertanya, “Mengapa saya harus mengalami masa sulit seperti ini? Dimana Tuhan, ketika semua itu terjadi?” Jika pada saat ini, kita sedang berada di fase yang demikian, maka kita perlu merenungkan pengalaman iman dari Sang Pemazmur.
Mazmur yang kita baca hari ini, berlatar belakang kembalinya umat Israel dari pembuangan di Babel. Pada bagian pertama (Ay. 1-3), dilukiskan bagaimana bersukacitanya bangsa Israel setelah pulang dari pembuangan. Pada bagian kedua (Ay. 4-6), dituliskan respons umat atas karya Allah di masa lampau dan permohonan Sang Pemazmur supaya Allah memulihkan keadaan bangsa Israel. Melalui Mazmur ini, sang Pemazmur mengajarkan kepada para pembacanya: penyertaan dan pertolongan Allah senantiasa terjadi, bahkan ketika kita sedang menghadapi situasi yang sulit dan nampak mustahil untuk dilalui. Pengalaman berada di tanah pembuangan, memang merupakan pengalaman yang penuh penderitaan dan tetesan air mata. Namun nyatanya, Allah tidak pernah berhenti menyertai dan memelihara hidup umat-Nya.
Perjalanan bersama Allah, diandaikan Pemazmur seperti orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, namun akan menuai dengan sorak-sorai (Ay. 5). Sang Pemazmur telah membuktikan sendiri betapa pertolongan dan berkat Allah itu berlimpah. Secara khusus bagi kita orang percaya yang terus bertekun melekatkan diri kepada Allah dan bersabar menanti karya agung Allah atas hidup kita. Sekalipun kita belum menemukan jalan keluar atas setiap pergumulan hidup kita saat ini, tetaplah percaya kepada Tuhan Allah. Ia yang menolong bangsa Israel keluar dari tanah Babel, adalah Allah yang sama. Ia akan menolong kita keluar dari berbagai pergumulan hidup yang kita alami saat ini. Percaya saja dan terus berharap kepada-Nya! Amin. [YAH].
”Pertolongan dan pemeliharaan-Nya sungguh nyata, bagi mereka yang percaya pada-Nya.”