Bacaan : 1 Petrus 4 : 1 – 6 | Pujian : KJ. 425
Nats: “Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.” (Ay. 6)
Seorang kawan pendeta dari GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah) bercerita bahwa bagi orang Suku Pamona, yang tinggal di Sulawesi Tengah dan Selatan, menghargai leluhur yang telah meninggal adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Orang Pamona percaya bahwa roh leluhur dapat memberi berkat, dapat menemani yang masih hidup, bahkan bisa memberikan umur panjang. Jika tidak dihargai, maka roh leluhur juga dapat mendatangkan malapetaka dan kutukan. Hal tersebut menunjukkan seolah orang yang meninggal punya cerita dan dunia mereka sendiri yang masih terhubung dengan dunia orang hidup.
Bacaan kita hari ini, khususnya ayat 6 menyatakan tentang pekabaran Injil bagi orang mati. Apakah hal tersebut berarti bahwa kita juga perlu melakukan khotbah dan ibadah di makam? Atau paling sederhana seperti yang biasa dilakukan di Jawa dengan tujuh harian, 40, 100, 1000 hari dan sejenisnya, lalu mendoakan mereka yang telah meninggal? Atau kita bisa menyampaikan Injil kepada roh-roh sehingga mereka bertobat? Atau perkataan tersebut hanya sekadar kiasan? Hal ini bisa menjadi diskusi yang panjang sekali. Namun satu hal yang pasti adalah Petrus percaya bahwa kematian bukanlah akhir sebuah cerita seseorang. Ada dunia dan kehidupan lain setelah kematian. Kematian adalah pintu menuju dunia orang-orang yang menunggu masa penghakiman.
Nyatanya kita tidak tahu pasti bagaimana dunia orang mati, yang kita ketahui hari ini adalah dunia orang hidup. Pesan Petrus ini bukan hanya bisa dibaca terkait orang mati saja, tetapi juga bisa dibaca bagi orang hidup. Kehidupan setelah kematian menunjukkan bahwa kita perlu melakukan hidup kita dengan awas, kita tidak bisa sembrono dan hidup semaunya sendiri. Di sisi lain, berita Injil adalah berita yang menyukacitakan yang bisa membawa kita dalam kehidupan bersama Allah. Maka jagalah Injil yang kita terima dengan sungguh-sungguh, hiduplah hari ini dengan tuntunannya. Tidak perlu menunggu sampai kita mati, hari ini pun kita bisa terus berusaha mewujudkan kasih dan karya Tuhan dalam hidup kita setiap hari. (gid)
“Jagalah hidupmu seturut Injil Kristus, hari ini sampai engkau dipanggil pulang oleh Tuhan!”