Bacaan : Kisah para Rasul 27 : 39 – 44 I Pujian: KJ. 426 : 1,2
Nats: “Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan paulus…” (ayat 43a)
Di bulan November tahun 2017, terjadi kasus seorang ibu yang membunuh anaknya anaknya yang berusia lima tahun karena anak itu sering mengompol. Banyak pihak yang berpendapat seandainya orang sekitar rumah ibu tersebut bisa mencegah dan tidak abai, anak tersebut pasti terselamatkan. Anak yang lemah dan ada di bawah kekuasaan ibunya memang tidak mungkin melaporkan kekerasan yang ia alami. Benar ada ungkapan bijak mengatakan “kejahatan bukan hanya terjadi karena perbuatan orang jahat, tetapi juga ketidakpedulian orang-orang baik”. Ketidakpedulian dapat mematikan.
Kapal yang ditumpangi Rasul Paulus bersama tahanan lain kandas ketika mencapai daratan. Karena khawatir para tahanan akan melarikan diri, para prajurit bermaksud membunuh mereka semua. Namun Yulius, sang perwira pasukan, ingin menyelamatkan Rasul Paulus. Ia memerintahkan agar orang yang pandai berenang mendahului yang lain menuju darat, sedangkan yang lain akan menyusul dengan menggunakan puing-puing kapal. Perintahnya dituruti oleh semua tahanan, sehingga semua tahanan menjadi selamat termasuk Paulus. Kepedulian Yulius telah menyelamatkan mereka.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa sebanyak 4.294 kasus (2011-2016) kekerasan terhadap anak dilakukan oleh keluarga dan pengasuh. Rumah tidak lagi selalu menjadi tempat teraman bagi anak-anak. Melalui bacaan diatas, anak diumpamakan seseorang yang sedang menaiki perahu yang terombang-ambing menuju sebuah tempat (tujuan hidupnya). Berbagai situasi sulit pasti dijumpai dalam perjalanan (badai masalah keluarga, gelombang model pola asuh dengan “pukulan sayang” dan “hukuman masuk akal”, dll). Di tengah situasi yang demikian, penyelamatan anak perlu dilakukan oleh orang-orang di luar rumah. UNICEF (Lembaga Dana Anak PBB) perwakilan Indonesia di tahun 2015 mengkampanyekan “Semua anak adalah anak kita”. Gerakan ini mengajak setiap orang untuk bergotong royong mengakhiri kekerasan terhadap anak karena kepedulian dapat menyelamatkan. (nw)
“Untuk membawa perubahan dalam kehidupan orang lain, anda tidak perlu pintar, kaya, cantik atau sempurna. Anda hanya perlu peduli”