Mengenal Allah Lebih Dalam Pancaran Air Hidup 26 Januari 2024

26 January 2024

Bacaan: Ulangan 12 : 28 – 32 | Pujian: KJ. 246
Nats: “Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia. Janganlah engkau menambah atau menguranginya.” (Ayat 32)

Sebagai warga GKJW tentu kita tidak asing dengan ajaran kepercayaan Kejawen. Perjumpaan antara ajaran kepercayaan Kejawen dan ajaran agama-agama yang masuk ke tanah Jawa tidak bisa dihindari, sehingga agama-agama yang masuk ke tanah Jawa memiliki corak yang berbeda dan unik. Keunikan yang sering kita lihat dari adanya percampuran unsur-unsur kepercayaan lokal dalam aktifitas keagamaan. Misalnya: Undhuh-undhuh, ibadah syukur/penghiburan 3 harian, 7 harian, 40 harian dan seterusnya. Beberapa contoh  itu dapat membuat umat semakin kenal dekat dengan Allah Sang Pencipta, tetapi tidak semua perjumpaan itu berhasil membawa umat pada kedalaman pengenalan akan Allah.

Dalam bacaan kita saat ini, kita diperlihatkan umat Israel yang mengalami perjumpaan dengan kepercayaan orang Kanaan. Umat Israel mengalami ketertarikan terhadap hal-hal baru yang mereka jumpai dan belum mereka kenal secara mendalam. Saat itu, umat Israel diingatkan untuk tidak mengikuti kepercayaan orang Kanaan supaya mereka tidak terjerat dalam pengajaran yang menjauhkan diri mereka dari Allah. Pada tahap ini umat Israel diajak untuk bersikap bijak merespon setiap perjumpaan. Di ayat 28 dibuka dengan perintah, “Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu” dan ayat 32 ditutup dengan kata, “Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia.” Artinya umat Israel diajak untuk mengenal Allah dalam setiap pengalaman dengan akal dan terang firman Allah. Lalu yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan corak spiritualitas Kristen kita saat ini?

Kita sebagai warga GKJW hidup dalam konteks Jawa Timur, budaya Jawa turut mewarnai corak spiritualitas Kristen kita. Lantas apakah ini sebuah penyimpangan? Tentu saja tidak. Tugas kita adalah mengolah nilai-nilai itu dan melihatnya dalam terang Firman Tuhan. Kita tidak asal menerima dan menggabungkan nilai-nilai budaya tersebut dengan nilai-nilai kekristenan, bukan sekedar otak-atik gathuk. Kita perlu melakukan refleksi dan olah rasa yang mendalam supaya tidak berujung pada jerat dan kesesatan. Melalui proses refleksi yang didasari Firman Tuhan inilah kita diajak untuk mengenal Allah dalam konteks budaya kita. Selamat berproses dalam pengenalan akan Allah di tengah perjumpaan kita dengan budaya dan setiap pengalaman hidup yang kita alami. Amin. [Kyp].

“Allah mengijinkan kita mengenal-Nya melalui apapun.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak