Bacaan: Imamat 5 : 1 – 13 | Pujian: KJ. 168c
Nats: “Apabila seseorang berbuat dosa, yakni jika ia mendengar kata-kata kutuk, dan ia adalah saksi karena melihat atau mengetahui tetapi tidak memberi keterangan, maka ia harus menanggung kesalahannya itu.” (Ayat 1)
Menurut psikolog Paul Ekman, manusia memiliki 6 emosi dasar, yaitu marah, jijik, bahagia, sedih, terkejut, dan takut. Takut merupakan emosi negatif yang sangat tidak menyenangkan apabila itu kita alami, sebab ketika kita merasa takut maka pola pikir kita juga turut berperan aktif dalam mengikat emosi ini. Takut merupakan salah satu emosi yang implikasinya sangat luas dan sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : takut menegur dan takut menjadi saksi atas perbuatan tidak baik yang orang lain lakukan.
Bacaan firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa: “Apabila seseorang berbuat dosa, yakni jika ia mendengar kata-kata kutuk, dan ia adalah saksi karena melihat atau mengetahui tetapi tidak memberi keterangan, maka ia harus menanggung kesalahannya itu.” (Ay. 1) Bagian ini menjelaskan bahwa, ketika kita mengetahui seseorang berbuat dosa dan kita tidak menegurnya atau kita tidak mau memberikan kesaksian atas kesalahannya, maka kitapun juga ikut berdosa. Kita ikut berdosa karena kita tidak membantu sesama kita untuk menyadari dan mengakui kesalahannya. Ketika seseorang tidak mengakui dan menyadari akan kesalahannya maka pertobatan itu tidak akan terjadi dan dosa akan terus dilakukan.
Ketika kita takut dalam menegur dan menjadi saksi pada orang yang melakukan kesalahan, berarti kita bisa menyebut diri kita egois. Karena kita lebih mementingkan diri sendiri, kita takut kehilangan komunitas kita. Meskipun komunitas itu, komunitas yang sedang difase tidak sehat. Diam dan ketakutan itu menutupi banyak kemungkinan–kemungkinan akan hal baik ada dan bertumbuh. Ketakutan ini akhirnya mengurangi kualitas diri kita untuk menjadi pengikut Kristus yang taat. Maka bersama, marilah kita menjaga kualitas diri yang baik. Bersama kita kalahkan rasa takut itu. Mari berani untuk menegur orang lain yang berbuat salah dengan kasih. Sebab dengan kita menegur dan mengingatkannya, kita ikut menyelamatkan orang itu dari perbuatan jahat lainnya. Kiranya kita dimampukan dan diberikan keberanian melakukannya. Amin. [JV].
“Tuhan mampukanlah kami untuk menegur sesama kami ketika sesama melakukan kesalahan.”