Bacaan: Amos 8 : 11 – 13 │ Pujian: KJ. 52 : 1, 2
Nats: “Aku mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan untuk mendengarkan firman Tuhan.” (Ayat 11)
Happy tummy, happy life adalah istilah yang mungkin tidak asing kita dengarkan khususnya dalam kalangan anak muda. Tanpa disadari ternyata ungkapan happy tummy, happy life mengajak kita untuk melihat bahwa keadaan pencernaan seseorang mempengaruhi psikisnya. Contoh yang paling sering, ada seseorang yang ketika menghadapi masalah dalam hidupnya, nafsu makannya menurun. Melihat makan saja mungkin ia terasa mual. Sebaliknya ketika kehidupan terasa membahagiakan, nafsu makannya akan naik. Padahal makanan memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan, bukan hanya dalam sisi psikis saja. Tidak ada seorang pun dapat bertahan hidup jika tidak mengkonsumsi makan secara teratur setiap hari. Demikian juga ketika berbicara tentang kehidupan rohani kita, kita membutuhkan makanan rohani yang dikonsumsi secara teratur agar kehidupan rohani kita sehat.
Nabi Amos adalah nabi yang dikirimkan Tuhan Allah untuk menegur bangsa Israel dari segala perilaku mereka yang menyimpang dari kehendak-Nya. Ketika bangsa Israel ditegur oleh Nabi Amos, mereka semakin murka terhadap Amos karena sikap hidup dan perilaku mereka yang salah, dinyatakan kepada mereka melalui firman Tuhan. Apakah Allah tinggal diam? Tidak! Allah terus mengingatkan umat-Nya kala itu. Bacaan hari ini menggambarkan bagaimana Allah akan menghukum bangsa Israel dengan cara: (1) mereka akan haus dan lapar akan firman Allah, dan (2) mereka akan mencari Tuhan tetapi tidak akan mendapati-Nya. Mereka telah menyia-nyiakan kesempatan yang mereka miliki. Teguran-teguran Tuhan Allah yang disampaikan melalui Nabi Amos tidak mereka indahkan, mereka tetap berpaut pada dewa-dewa yang sia-sia. Ketika pada akhirnya mereka sadar mereka membutuhkan Tuhan, mereka baru mencari Tuhan.
Bila kita renungan dalam kehidupan sehari-hari, seberapa sering kita tidak mengindahkan perintah-perintah Tuhan? Ketika segala sesuatu lancar, bisa jadi kita terlena seperti bangsa Israel yang menyia-nyiakan firman Tuhan. Memperhatikan firman Tuhan rasanya jadi tugas yang berat, apalagi melakukannya. Mari saat ini, jangan pernah menunggu masa sukar tiba dan sesal kita terlambat, tetapi mari kita memohon belas kasihan Tuhan dan lebih memperhatikan firman-Nya saat ini. Amin. [Jojo].
“Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” (Yesaya 55:6)