Kitapun Diperhitungkan Renungan Harian 25 Februari 2018

25 February 2018

Bacaan: Roma 4 : 13 – 25  |  Pujian: KJ. 416 : 1, 3
Nats:
Kata-kata ini, yaitu “hal ini diperhitungkan kepadanya,” tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; … karena kita percaya kepada Dia (ayat 23-24a)

“Percaya” – Kata yang sederhana, mudah dipahami tetapi sulit sekali untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat saya kanak-kanak, saya hafal sekali dengan cerita Abraham. Pemahaman saya sebatas pemahaman anak-anak. Setelah saya dewasa saya memahami dari sudut pandang yang berbeda. Mengapa Abraham disebut sebagai bapak orang percaya? Mengapa ia sampai mendapat julukan seperti itu?

Pertama, ada ketaatan yang luar biasa. Pada saat ia disuruh keluar dari tanah Ur-Kasdim ke negeri yang tidak diketahui, Abraham memilih berangkat. Dia meninggalkan tanah kelahiran dan saudara-saudaranya.

Kedua, pada saat ia percaya terhadap janji Allah tentang keturunannya yang akan banyak seperi bintang di langit dan pasir di pantai. Sulit sekali dilogika dengan usia Abraham dan Sara yang sudah tua, namun Abraham memilih percaya akan janji yang diberikan Tuhan itu. Tidak ada dasar untuk berharap, tetapi Abraham berharap juga dan percaya (ayat 18).

Ketiga, pada saat sudah mempunyai anak. Anak yang diperoleh pada saat usia sudah tua harus dipersembahkan kepada Tuhan. Suatu hal yang sangat luar biasa. Dia penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan janji-Nya (ayat 21). Dia tidak membantah, tidak bersungut-sungut.

Taat, memegang janji, dan yakin bahwa Tuhan berkuasa melaksanakan janjiNya. Itu yang dilakukan Abraham. Tentu bukan waktu yang pendek dan tanpa perjuangan dia melewati masa-masa sulit itu. Itulah bentuk iman Abraham yang luar biasa sehingga disebut bapak orang percaya.

Bagaimana dengan kita? Dengan perjalanan hidup kita? Mampukah kita setia dan taat meskipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi? Mampukah kita melakukan kehendak Tuhan meski tidak masuk akal? Jangan bimbang terhadap janji Allah, tetap percaya dan memuliakan Allah, sehingga hal yang diperhitungkan sebagai kebenaran bukan untuk Abraham saja, tetapi juga untuk kita. (DYRA)

“Hanya Allah yang patut kita percaya.”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak