Bacaan: Yesaya 2 : 1 – 15 | Pujian: KJ. 441
Nats: “Manusia yang memandang dengan congkak akan direndahkan, orang yang angkuh akan ditundukkan; hanya TUHAN sajalah Yang Maha Tinggi pada hari itu.” (Ayat 11)
Pernahkah saudara menyaksikan film Titanic? Dalam salah satu adegan yang mengiringi berlayarnya kapal Titanic, ada orang-orang yang mengatakan bahwa kapal ini dibuat dengan sangat luar biasa dan tidak dapat tenggelam bahkan Tuhan sendiri tidak bisa menenggelamkan kapal tersebut. Tetapi pada pelayaran perdananya dari Inggris menuju New York, di tengah perjalanannya kapal Titanic menabrak puncak gunung es, dan pada akhirnya tenggelam. Hal ini bertolak belakang dari kelakar kesombongan yang menyebutkan kapal Titanic tidak dapat tenggelam. Mereka menyombongkan diri di atas Tuhan dan pada akhirnya semua berbalik kepada mereka.
Bacaan kita hari ini menceritakan keberadaan para pemimpin umat Israel yang sombong. Mereka merasa tidak membutuhkan Tuhan dan mempercayakan diri mereka kepada hal-hal duniawi. Salah satunya adalah saat Kerajaan Israel yang pecah menjadi dua, yakni Israel dan Yehuda bekerja sama dengan bangsa lain dan melupakan Tuhan. Yang terjadi selanjutnya adalah kekalahan Israel, disusul dengan kekalahan Yehuda. Oleh karena itu, Nabi Yesaya menyuarakan agar umat Israel tidak meninggikan diri karena memiliki sekutu yang kuat dan memiliki armada perang yang kuat. Bangsa Israel merasa tidak memerlukan Allah dalam menghadapi tantangan yang dihadapinya. Karena itu, nabi Yesaya mengingatkan mereka dalam ayat 11-12, “Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan.”
Di tengah suasana bulan kesaksian dan pelayanan saat ini, kita diingatkan untuk menjadi saksi Allah di dunia. Untuk itu semangat meninggikan diri dan menyombongkan diri bukanlah sebuah contoh bersaksi dan melayani yang baik dalam hidup ini. Melalui pengalaman umat Israel dan Nabi Yesaya, kesombongan hanya akan membawa manusia kepada kejatuhan. Karena manusia telah melupakan darimana dan mau kemana dirinya hidup. Mari kita menyadari bahwa kita ada, itu karena Tuhan. Dan hanya kepada Tuhan sajalah kita menyerahkan hidup kita, sebab apa yang kita miliki saat ini hanya sementara, tidak abadi. Amin. [BWP].
“Hanyalah debu hidupku, hilang lenyap dihembus sang bayu” –
Ampuni aku dalam cinta-Mu