Bacaan: Markus 9 : 30 – 37 | Pujian: KJ. 185 : 1
Nats: “Jika seseorang ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Ayat 35b)
Tanggal 3 Desember 2023 lalu terjadi erupsi gunung Marapi, Sumatera Barat. Salah satu korban bernama Muhammad Adan, tewas setelah menyelamatkan pendaki lainnya. Kondisinya saat itu mengalami cidera parah, di mana satu kakinya putus dan kaki lainnya patah. Saat ditemukan oleh tim SAR, Adan justru meminta kepada tim SAR untuk menyelamatkan pendaki perempuan bernama Zafira. Padahal, Adanlah yang pertama kali ditemukan oleh tim SAR, namun Adan memilih mengalah dan mengatakan kepada tim SAR jika dirinya kuat untuk menunggu. Ketika tim SAR berhasil mengevakuasi Zafira dan kembali menjemput Adan, dia dinyatakan sudah tidak bernyawa.
Injil Markus 9:30-37 menceritakan perjalanan Yesus menuju Kapernaum. Di sana Ia memberitahukan penderitaan-Nya. Namun para murid tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Yesus, karena selama perjalanan, mereka membicarakan tentang siapa yang paling besar di antara mereka. Mereka tidak fokus dengan perkataan Yesus, mereka hanya berpikir tentang siapa yang dekat dengan Yesus, dia adalah yang terbesar. Pemikiran para murid dalam konteks duniawi memang benar, karena sebagai manusia tentu berupaya menjadi yang paling besar atau berkuasa. Pemikiran seperti inilah yang hendak diluruskan Yesus. Yesus mengatakan bahwa kehormatan dan kemuliaan itu bukan terletak pada jabatan seseorang, tetapi terletak pada sikap melayani orang lain dengan penuh kasih. Tuhan mengasihi kita bukan karena kita berharga secara duniawi, tetapi sebaliknya, kita berharga karena Tuhan mengasihi kita.
Sadar atau tidak sadar, terkadang pikiran kita juga seperti pada murid. Kita ingin menjadi yang terbesar dan mempunyai kuasa. Namun melalui Injil Markus yang menjadi bacaan kita saat ini, Tuhan Yesus menyadarkan kita bahwa menjadi penting itu bukan karena jabatan atau kedudukan tinggi, menjadi besar itu bukan karena posisi paling depan, melainkan kita yang mau melayani dan berkorban bagi orang lain. Seperti kisah Adan yang mau mendahulukan orang lain, pesan Tuhan Yesus untuk kita adalah “yang terbesar harus menjadi pelayan untuk semua orang.” Mari kita menjadi besar dengan saling melayani dan melakukan kasih kepada sesama kita. Amin. [L].
“Jangan pernah mencederai martabat kita sebagai Imago Dei hanya karena ingin menjadi yang terbesar.” – Paulus