Bacaan : Efesus 2 : 1 – 7 | Pujian : KJ. 341
Nats: “… dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, …” (Ay.6)
Dalam dunia bisnis, ada salah satu bisnis yang bagi sebagian wiraniaga sangat sulit untuk dipasarkan, yakni asuransi jiwa. Mungkin sang wiraniaga telah banyak menawarkan produk-produk asuransi unggulan, namun sedikit sekali orang yang mau membelinya. Asuransi selalu berbicara tentang masa depan. Meski disebutkan tentang manfaat finansial yang bisa diberikan di masa yang akan datang, namun masyarakat menjadi tidak tertarik karena dua hal mendasar, yakni: pertama, asuransi jiwa selalu berbicara tentang kematian dan yang kedua penerima manfaat finansial adalah orang lain (baca: keluarga) dan bukan ybs, dan yang ketiga adalah adanya keragu-raguan apakah keluarga yang ditinggalkan akan benar-benar menerima manfaat dari asuransi tersebut.
Menyaksikan karya keselamatan dari Allah, yang dimanifestasikan dalam pengorbanan Kristus di kayu salib serta kebangkitanNya yang membawa keselamatan bagi manusia itu seperti berbicara tentang asuransi, yang juga berbicara tentang masa depan pasca kematian. Paulus bersaksi bahwa pada dasarnya dirinya adalah orang yang patut dimurkai namun malah memperoleh anugerah keselamatan dari Allah. Tentu Paulus tidak berbohong tentang hal ini. Dia begitu yakin akan keselamatan yang dinyatakan oleh pengorbanan Kristus. Namun yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah: “Apakah orang lain dapat percaya begitu saja tentang hal itu?” Memang benar dalam Ibrani 11:1 dinyatakan bahwa iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Hal inilah yang dilihat oleh Paulus dengan mata imannya yang tajam.
Memang untuk dapat menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi, maka seseorang harus dapat melihat dengan ketajaman dan kedalaman mata imannya. Sebab janji keselamatan itu seperti asuransi jiwa yang tak dapat kita lihat saat ini manfaatnya namun kita yakini akan kita peroleh di masa depan. Maka marilah kita sendiri, sebelum bersaksi tentang Kristus, terlebih dahulu mengolah iman kita sedemikian rupa sehingga pada saatnya kita juga mampu bercerita seperti Paulus yang dengan yakin menyaksikan imannya. (DK)
“Yesus Kristus adalah anugerah terindah bagi dunia”