Bacaan: Mazmur 63 : 1 – 9 | Pujian: KJ. 370 : 1
Nats: “Jiwaku melekat pada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.” (Ayat 9)
Ada seorang anak kecil bernama Maria yang pada suatu hari ingin bermain di luar rumah bersama dengan temannya. Namun pada hari itu, awan sudah mulai menggumpal menjadi mendung yang sangat gelap. Karena mendung di luar sudah terlihat gelap dan hujan turun dengan sangat deras, ibunya berkata kepada Maria “Jangan bermain di luar dulu Maria, ini lagi hujan deras. Kalau kamu keluar sekarang, kamu bisa sakit. Sabar dulu, nanti kalau hujan sudah reda kamu bisa keluar.” Maria akhirnya menunggu di dalam rumah, meskipun hatinya kesal karena tidak bisa bermain. Beberapa saat kemudian, hujan yang lebat itu reda dan kembali terang. Hati Maria menjadi senang lalu ia bermain keluar dengan teman-temannya sambil melihat keindahan pelangi yang muncul di langit.
Bacaan firman Tuhan hari ini merupakan Mazmur Daud ketika ia sedang lari dari pemberontakan puteranya, Absalom. Daud tampaknya merasa ketakutan dengan situasinya sehingga ia terpaksa melarikan diri ke padang gurun. Ketika ia berada di padang gurun, Daud menghadapi tantangan yang berat, dimana ia kesulitan mencari makanan dan minuman. Sulitnya bertahan hidup di padang gurun ditambah berat kehidupannya, membuat Daud merasa terbeban. Diungkapkan dalam Mazmurnya bahwa dirinya haus mencari Tuhan dan kerinduannya seperti tanah yang kering. Begitu beratnya beban yang ia pikul, meskipun seperti itu, Daud tetap berpengharapan kepada Tuhan. Ia tidak melepaskan diri dari Tuhan. Disebutkan pada ayat 8-9, pergumulan dalam tubuh dan jiwanya tidak melemahkan imannya kepada Sang Pencipta. Artinya Daud tetap berpikir positif, ia yakin Tuhan berkuasa menguatkan dirinya dan memberikan pertolongan dari permasalahannya.
Dari Mazmur Daud ini, kita diajarkan untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, meskipun beban kehidupan selalu ada. Kita diajak untuk meneladani Daud yang tetap setia memikul bebannya atas dasar kebenaran, serta memohon pertolongan Tuhan. Kehidupan yang penuh dengan tantangan ini seringkali membuat iman kita goyah serta membuat pikiran kita mempertanyakan kehendak dan rancangan Tuhan. Namun dibalik itu semua, sejatinya ada rancangan Tuhan yang indah. Terkadang kita harus bersabar untuk melihat rancangan yang indah itu. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa kuat memikul beban kehidupan dan terus berpengharapan kepada Tuhan. Amin. [GSC].
“Jika jatuh adalah hujan dan bangkit adalah matahari, kita butuh keduanya untuk melihat pelangi.”