Bacaan: Yeremia 50 : 1 – 17 | Pujian: KJ. 246 : 1
Nats: “Mereka datang dan menggabungkan diri dengan TUHAN, dalam perjanjian kekal yang tidak akan dilupakan!” (Ayat 5b)
Kita seringkali mendengar sebuah peribahasa yang mengatakan, “Semakin berisi, maka padi akan semakin merunduk.” Peribahasa ini memiliki filosofi seseorang yang semakin banyak ilmu, wawasan, pengetahuan, dan pengalamannya, maka ia akan semakin rendah hati. Dia tidak akan merendahkan orang lain dengan kemampuan atau kepandaian yang dia miliki. Yang menjadi pertanyaan bagi kita, “Apakah ‘bulir-bulir’ yang mengisi kehidupan kita menjadikan kita semakin merunduk atau sebaliknya?”
Nabi Yeremia diutus Tuhan Allah untuk menubuatkan kehancuran Babel. Kehancuran Babel ini ditandai beberapa peristiwa. Pertama, terkejutnya Merodakh Dewa Babel. Ini menyatakan ketidakmampuan dan ketidakberdayaan dewa bangsa Babel untuk melindungi mereka lagi. (Ay. 2-3, 9-10). Kedua, berhentinya pertanian di Babel, yang artinya berhenti pula denyut kehidupan bangsa Babel (Ay. 16). Babel tidak mempunyai kekuatan lagi untuk mempertahankan kerajaannya (Ay. 10). Ketiga, jika dahulu bangsa-bangsa lain termasuk Yehuda dihancurkan oleh bangsa Babel, kini Babel sendiri akan dihancurkan oleh bangsa dari Utara (Media). Tuhan membangkitkan bangsa Media sebagai alat-Nya untuk menghancurkan Babel. Bangsa Media tinggal di Utara Babel dan pernah menjadi sekutu Babel dalam penghancuran kota Niniwe (Asyur). Di kemudian hari bangsa Media bergabung dengan Persia untuk mengalahkan Babel. Bangsa Babel dihukum Allah karena kesombongan mereka, karena lebih mengandalkan kekuatan mereka sendiri, serta menyembah berhala. Jika bangsa Babel dipakai Tuhan untuk menghukum bangsa Yehuda, kini bangsa Babel dihukum Tuhan sendiri karena kesombongan dan dosa mereka.
Pada Pekan Adiyuswa saat ini, mari kita menyadari bahwa setiap hari selalu ada peristiwa dan pengalaman baru dalam hidup kita. Setiap peristiwa dan pengalamam itu semestinya tidak menjadikan diri kita sombong, namun mengajarkan kita untuk semakin rendah hati dan bijaksana. Marilah kita menjadi seperti padi, yang semakin bulirnya terisi akan semakin menunduk. Mari kita melibatkan Tuhan Allah dalam setiap perjalanan kehidupan kita, agar kita tidak mudah jatuh ke dalam dosa, dan hidup kita penuh damai sejahtera. Amin. [L].
“Tetaplah mengandalkan Tuhan dalam segala hal.”