Intervensi Ilahi?

21 November 2017

Bacaan : 1 Tesalonika 5 : 12 – 18 | Pujian: KJ 370 : 1 – 3
Nats: “Tetaplah berdoa!” [ayat 17]

Hari Senin 19 Juni 2017 saya menerima tamu, seorang remaja putri dari Belanda. Secara kebetulan istri saya bertemu dengannya di Bogor seminggu sebelum ia mampir ke rumah kami. Dia berada di Indonesia dalam rangka berlibur, sebagai seorang ‘backpacker’ (pelancong dengan tas punggung yang besar) dan bukan seorang turis dengan kantong tebal. Menurut saya, remaja putri tersebut banyak omongnya, ramah, berkepribadian menarik, dan menyenangkan untuk teman mengobrol. Saya menangkap kesan bahwa dia sudah lama meninggalkan gereja. Ia menceritakan pengalamannya selama tiga hari pertama di Jakarta, di mana ia menghadapi berbagai kesulitan, di antaranya adalah kehilangan surat-surat penting serta uang Rp. 2 juta,- di kamar hotel. Ia lantas pergi ke gereja dan berdoa! Ayah dan ibunya diminta juga berdoa di Belanda. Ajaib! Seusai berdoa, surat-surat penting ditemukan tidak jauh dari hotel, sedangkan uangnya memang hilang! Saya merenung, ternyata peristiwa-peristiwa, apalagi kesulitan, bisa menuntun seseorang untuk mengingat bahwa kita membutuhkan campur tangan ‘Yang Ilahi’.

Paulus menolong kita untuk mengingat bahwa ada pihak-pihak di sekitar kita yang dapat membantu kita tentang ‘Yang Ilahi’ tersebut, di antaranya adalah pendeta, guru Injil, penatua, diaken, dan setiap pelayan gerejawi. Bagaimana kita mengekspresikan rasa hormat dan terima kasih kita kepada mereka? Bagaimana kita dapat memberikan dukungan bagi berlangsungnya tanggungjawab mereka? Barangkali, jika kita sensitif pada kondisi sekitar kita dan menawarkan solusi yang tepat bagi setiap situasi, kita dapat mewujudkan rasa hormat, terima kasih, dan dukungan yang efektif.

Hidup dalam sukacita, doa tanpa henti sebagai sikap ketergantungan kita pada Allah, bersyukur, dan dengan sadar melakukan perintah Allah, membuat kita dapat melihat sesama dalam perspektif baru.

Paulus mengajar kita, jika kesulitan menghadang kita, kita dapat tetap bersyukur atas kehadiran Allah dan kebaikan-Nya yang akan menyelesaikan dan menyempurnakan kita melalui kesulitan-kesulitan. Amin. [Esha]

“Ku mau berjalan dengan Juruslamatku”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak