Bacaan: Lukas 18 : 35 – 43 | Pujian: KJ. 332 : 1, 2
Nats: “Lalu kata Yesus kepadanya: Melihatlah sekarang! Imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Ayat 42)
Hal yang paling membahagiakan bagi seorang yang sedang sakit adalah sembuh dari sakit yang ia derita. Kesembuhan menjadi pengharapan dan kelegaan bagi setiap orang yang sedang bergumul dengan sakit yang dialami, terlebih jika sakit itu sudah lama, dan bertahun- tahun dia derita. Oleh karena itu, banyak orang berupaya untuk sembuh dan pulih dari sakitnya, baik itu dengan pergi ke dokter, ke klinik, ke rumah sakit untuk mendapatkan obat dan perawatan medis. Ada juga yang menggunakan ramuan herbal dan menjalani terapi sebagai upaya mendapatkan kesembuhan dan pemulihan dari sakit yang dialami.
Bacaan kita pada saat ini menceritakan Yesus yang menyembuhkan seorang buta di dekat kota Yerikho. Dikisahkan Yesus hampir tiba di Yerikho, di sana Dia melihat ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Pada saat Yesus lewat di depannya, berserulah dia, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegurnya agar dia diam, namun justru dia berseru semakin keras. Yesus berhenti dan menyuruh para murid membawa orang buta itu pada-Nya. Lalu Yesus bertanya, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu, “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Yesus berkenan menyembuhkan orang buta itu, “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Maka melihatlah orang buta itu dan mengikut Yesus sambil memuliakan Allah.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, karya dan mujizat Tuhan Yesus dapat kita rasakan dan terjadi pada kita. Hal sederhana yang kita rasakan: kita masih diberikan kesempatan hidup hari ini, dapat bernafas, dapat bekerja, dapat beraktifitas, semua adalah wujud penyertaan Tuhan atas hidup kita. Jika saat ini kita juga menghayati Pekan Adi Yuswa, kita diingatkan bahwa Tuhan juga menyertai dan memelihara kehidupan para warga Adi Yuswa. Di tengah kelemahan fisik, keterbatasan ragawi dalam melakukan aktivitas, Tuhan Yesus setia menyertai dan menolong mereka yang lemah. Mari kita terus percaya pada mujizat dan kuasa Tuhan Yesus yang terus terjadi dalam kehidupan kita. Mari kita senantiasa berjalan dengan iman, percaya kepada Tuhan Yesus yang berkuasa menyembuhkan kita, Ia juga yang akan menolong kita. Sekalipun mungkin raga kita lemah, badan kita sakit, tetapi iman kita senantiasa kuat di dalam Tuhan. Amin. [AR].
“Hati yang gembira adalah obat, seperti obat hati yang senang.”