Bacaan: Mazmur 62 : 6 – 13 | Pujian: KJ. 440
Nats: “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari Dialah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan pernah goyah.” (Ayat 2-3)
Burung hantu seringkali dipahami sebagai burung pertanda kematian. Konon jika burung hantu hinggap di atap atau di pagar rumah, salah satu penghuni rumah tersebut akan meninggal dalam waktu dekat. Pemahaman ini membuat sebagian orang yang mendengarkan suara burung hantu, merasa takut dan memilih untuk menutup mata, telinga, dan tubuh dengan selimut supaya tidak mendengarkan suara burung hantu tersebut. Kedatangan burung hantu merupakan salah satu hal yang membuat diri kita tidak tenang. Demikian halnya dengan kehidupan ini, perjumpaan kita dengan masalah atau pergumulan hidup, yang dapat membuat kita takut dan tidak tenang bahkan dapat menyebabkan depresi.
Melalui Mazmur 62 ini, Sang Pemazmur Daud merasakan kegetiran dan ketakutan dalam hidupnya. Saat itu Daud mengalami ketakutan dan ketidaktenangan. Hal ini terjadi karena dia berusaha melarikan diri dari Absalom yang merebut kekuasaannya. Dia merasa sedih karena Absalom yang adalah anak kesayangannya, justru mengkhianatinya dan membuatnya tidak tenang. Perasaan takut dan tidak tenang ini berubah menjadi tenang saat Daud bersandar dan berlindung kepada Tuhan, disebutkan di ayat 2 – 3: “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.”
Mungkin kita pernah mengalami keadaan seperti yang dialami oleh Daud, merasakan ketakutan dan ketidaktenangan. Ketika mengalami hal yang demikian apakah yang akan kita lakukan? Berani menghadapi masalah kita ataukah menghindar dari masalah? Belajar dari pengalaman Daud, kita tahu bahwa orang yang kita sayangipun atau orang terdekat kita bisa mendatangkan ketakutan dan membuat kita tidak tenang. Mari belajar dari Daud yang meletakkan pergumulannya kepada Tuhan. Ketenangan sejati datang bukan dari hal-hal duniawi, tetapi ada pada Tuhan. Tuhan tidak pernah menjajikan langit selalu biru dan jalan selalu mulus, tetapi Dia menjanjikan pengharapan dan penyertaan bagi kita yang selalu bersandar kepada-Nya. Daud merasakan ketenangan sejati itu ketika ia menyandarkan hidupnya kepada Tuhan, begitu juga dengan kita, mari terus bersandar kepada Tuhan agar kehidupan kita merasakan ketenangan dan kedamaian. Amin. [LEN].
“Dekat dan bersandar kepada Allah membuat kehidupan kita tenang dan aman.”