Bacaan : Keluaran 7 : 14 – 25 | Pujian : KJ. 33 : 1, 3
Nats: “Firaun berpaling, lalu masuk ke istananya dan tidak mau memperhatikan hal itu juga.” (Ay. 23)
Suatu hari seorang pemuda menanam pohon di depan rumahnya. Mula-mula pohon itu kecil, namun semakin lama pohon tersebut tumbuh semakin besar. Bahkan karena semakin besar, pohon tersebut mengganggu orang yang lewat di depan rumahnya. Beberapa orang mengingatkan sang pemuda untuk menebang pohon miliknya atau setidaknya memangkas ranting-ranting yang menghalangi jalan, namun sang pemuda berkeras hati dan tidak mengindahkan perkataan para tetangga. Pohon tumbuh semakin besar dan semakin besar, hingga semakin menutupi jalan dan mengganggu orang-orang yang lewat di depan rumahnya. Sampai suatu hari, ketika pemuda itu lewat di bawah pohon miliknya, dia tertimpa ranting pohon tersebut. Akhirnya dengan berat hati ia mulai memotong pohon itu. Betapa kagetnya ia, karena pohon miliknya itu ternyata sudah tumbuh sangat besar, sehingga tidak cukup mudah baginya untuk memangkas ranting-ranting yang ada. Coba seandainya ia tidak berkeras hati dan mendengar perkataan para tetangga dari dulu, pohon itu belum begitu besar tentu dengan mudah ia memangkasnya.
Firaun berkeras hati untuk menahan orang Israel yang hendak pergi meninggalkan Mesir. Bahkan ketika Tuhan menurunkan tulah berupa air yang berubah menjadi darah, Firaun tetap menutup hati dan tidak mengindahkan peringatan Tuhan melalui Musa dan Harun. Alhasil beragam tulah pun diturunkan kemudian untuk mengingatkan Firaun yang mengeraskan hatinya.
Kadangkala kita mengeraskan hati kita saat diingatkan oleh orang lain. Dan penyesalan datang kemudian. Tuhan bisa mengingatkan kita melalui siapa saja, kita hanya perlu membuka hati untuk mendengarkan-Nya. Pada saat kita diingatkan hendaknya kita tidak berkeras hati tetapi mau mendengarkan. Sekiranya nasehat atau saran yang diberikan kepada kita itu baik dan berguna bagi diri kita, tidaklah salah kita melakukan nasehat atau saran itu, terlebih jika itu adalah perintah dan kehendak Tuhan bagi kita, maka jangan keraskan hati. (ANS)
“Tuhan bisa mengingatkan melalui siapa saja, mari membuka hati untuk-Nya”