Ibadah Yang Utuh Pancaran Air Hidup 2 Juni 2024

2 June 2024

Bacaan: Markus 2 : 23 – 3 : 6  |  Pujian: PKJ. 182
Nat: “Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” (Ayat 27)

Dalam buku materi katekisasi calon sidi “Sayalah GKJW” khususnya pada materi ibadah, terdapat cerita ilustrasi yang menarik: Ada seorang, sebut saja namanya Darma Agung. Dia sering berbuat baik (suka memberi dan menolong orang lain). Tetapi jarang datang dalam kebaktian-kebaktian, sebab bagi dia menurut Alkitab: ibadah yang sejati adalah dengan memperhatikan dan menolong orang menderita. Ada seorang lain lagi, sebut saja namanya Bakti Aji. Dia rajin dalam kebaktian-kebaktian (Minggu di gereja, Persekutuan Doa, Kebaktian di kelompok-kelompok atau wilayah). Tetapi dia ini kurang peduli kepada orang menderita, pemarah dan sombong.” Lantas, siapakah yang benar-benar beribadah? Darma Agung atau Bakti Aji? Bacaan kita pada hari ini mengandung jawabnya.

Diceritakan bahwa hari Sabat dikuduskan untuk memperingati hari istirahat Allah dengan bercermin pada peristiwa penciptaan. Hari Sabat dikhususkan dengan beristirahat dari pekerjaan sehari-hari supaya manusia dapat memfokuskan diri beribadah kepada Allah. Namun Tuhan Yesus melalui aksi-Nya menyerukan perenungan kritis. Bila pada mulanya Sabat dibuat untuk manusia supaya manusia bisa memusatkan dirinya beribadah kepada Allah. Bagi Tuhan Yesus, ibadah bukan hanya dilakukan pada tataran relasi dengan Tuhan saja, namun juga melalui kesediaan mengambil peran yang membebaskan bagi sesama sebagai wujud ibadah yang utuh. Ibadah yang dilakukan seyogyanya tidak menahan orang percaya untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik di tengah kehidupan. Demikian pula ragam perbuatan baik kiranya tidak memudarkan relasi kita dengan Allah yang dihayati dalam setiap peribadahan yang dibangun. Justru melalui relasi yang erat dengan Allah itu, setiap orang percaya menjadi semakin termotivasi dan terarah dalam menyatakan kasih dan kebaikannya bagi dunia.

Pada Pekan UEM (United Evangelical Mission) saat ini, kita semakin disemangati untuk dapat terus merawat relasi kita bersama Allah dan menghadirkan diri di tengah dunia. Marilah kita sebagai GKJW ikut serta bahu-membahu bersama UEM, terus berusaha  mewujudkan ibadah yang utuh bagi seluruh ciptaan, menjadikan dunia tempat yang lebih indah bagi semua dari waktu ke waktu. Tuhan memberkati. Amin. [xie].

Everything is possible for the one who believes.

Renungan Harian

Renungan Harian Anak