Bacaan: Ayub 38 : 12 – 21 | Pujian: KJ. 7 : 1, 4
Nats: “Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu.” (Ayat 18)
Dalam kehidupan nyata sangat lazim jika seseorang mengalami kondisi terburuk dalam hidupnya, lalu dia depresi dan seketika itu juga hidupnya menjadi berantakan. Namun terkadang dengan kehancuran hidupnya, hal itu bisa menjadi salah satu langkah untuk menuju perbaikan. Inilah yang digambarkan dalam sebuah film berjudul “Limitless”, dengan tokoh utama yang bernama Eddie Morra. Pada awalnya, dia diceritakan sebagai penulis yang gagal. Setiap hari, dia habiskan waktunya untuk minum-minum dan pekerjaan yang tidak tentu arah. Sampai suatu saat dia mendapatkan obat misterius yang mampu menunjang sistem kerja otaknya bahkan mampu mencapai performa terbaiknya. Yang umumnya kemampuan kerja otak hanya bisa optimal pada 20%, obat tersebut mampu menjadikan performanya 100%. Singkat cerita, Eddie pun merasa di atas angin. Dia mampu mempelajari dan melakukan semua hal, dia tidak pernah mengenal lelah dan dia menjadi orang yang benar-benar sukses seketika waktu. Namun, pada bagian akhir film ini diceritakan, bahwa obat yang dikonsumsi oleh Eddie memiliki efek samping, di mana lambat laun obat tersebut akan menggerogoti kekuatan fisik setiap orang yang mengkonsumsinya. Ketidakterbatasan yang dirasakan oleh Eddie tetap ada batasnya.
Pernahkah kita bertanya, kenapa jika Allah menghendaki manusia hidup lebih baik, manusia diciptakan oleh Allah dengan segala macam keterbatasan? Pertanyaan itu menjadi pertanyaan yang juga ditanyakan oleh Ayub kepada Allah, pada saat dia mengalami penderitaan. Akan tetapi Allah justru tidak memberikan jawaban yang pasti kepada Ayub, apa yang menjadi maksud dan tujuan Ayub menjadi menderita. Allah justru memperlihatkan kepada Ayub, bahwa dia sama sekali tidak mampu menembus keterbatasan hidupnya sebagai seorang manusia yang tidak akan mampu mengerti jalan pikiran Allah. Oleh karena keterbatasannyalah, Ayub mampu mengagungkan Allah yang tidak terbatas.
Tuhan menciptakan kita dengan segala keterbatasan, agar kita dapat menyadari akan kemahakuasaan Allah yang tidak terbatas itu. Mari kita menyadari keterbatasan diri kita, sebab dalam keterbatasan diri kitalah, kuasa Allah dinyatakan. Amin. [YEP].
“Dari keterbatasan, kita akan senantiasa takjub akan ketidakterbatasan Tuhan”