Bacaan: Yeremia 23 : 16 – 22 | Pujian: KJ. 413
Nats: “Aku tidak mengutus nabi-nabi itu, namun mereka langsung pergi; Aku tidak berfirman kepada mereka, namun mereka bernubuat.” (Ayat 21)
Kata “sesat” dalam KBBI artinya: tidak melalui jalan yang benar; salah jalan; keliru; berbuat yang tidak senonoh; menyimpang dari kebenaran. Secara langsung kata ini dapat diartikan sebagai orang yang salah jalan sehingga tidak sampai pada tujuannya. Namun, dalam keyakinan agama, kata sesat bermakna sangat negatif karena berpengaruh pada perilaku hidup seseorang yang tidak lagi mengikuti ajaran agamanya. Banyak hal yang bisa membuat seseorang menjadi sesat dalam ajaran agama. Baik itu karena pemikiran-pemikiran pribadi, karena pengalaman-pengalaman hidup, maupun karena ajaran yang menyimpang yang didengarkan dan diikuti seseorang dalam hidupnya.
Kesesatan dalam berpikir dan beriman juga dialami oleh bangsa Israel ketika dalam kehidupan bangsa Israel mulai banyak bermunculan nabi-nabi palsu yang menyerukan bahwa mereka adalah utusan Allah. Namun dalam pengajarannya, para nabi palsu ini justru mengajarkan orang-orang Israel untuk hidup menuruti hawa nafsu, kedegilan, keserakahan, bahkan menganiaya orang yang lebih lemah untuk keuntungannya pribadi. Para nabi ini bukan utusan Tuhan Allah namun mereka memakai nama Allah untuk menguatkan keberadaannya. Mereka disukai orang karena mengajarkan banyak hal yang disukai orang pada saat itu. Mereka menyebarkan kebencian terhadap sesama, mengizinkan orang berbuat dosa, berlaku tidak adil terhadap orang yang lebih lemah, dan banyak hal lain yang membuat kehidupan bangsa Israel semakin jauh dari Tuhan.
Dalam kekacauan inilah nabi Yeremia diutus Tuhan Allah untuk menyampaikan firman-Nya. Yeremia menegaskan bahwa nabi-nabi yang mengajarkan kesesatan hidup tidak berasal dari Allah. Mereka hanya giat bekerja untuk mengenyangkan perut mereka sendiri dan mengajar untuk dipuji dan disenangi orang. Firman Tuhan terkadang memang tidak menyenangkan untuk didengar, bahkan terkadang menohok kita sebagai manusia yang berdosa. Namun demikianlah Allah mengajar kita supaya kita dapat berlaku bijak dalam kehidupan. Setiap ajaran dari Allah menjaga kehidupan kita agar tidak tersesat. Maka meskipun terkadang firman Tuhan itu terasa berat untuk dilakukan dan terkesan tidak menyenangkan, marilah kita tetap setia dan berusaha mewujudkannya, sehingga kehidupan kita tidak tersesat dan tidak menyesal di kemudian hari. Amin. [RES].
“Kebaikan lebih sulit dilakukan dibandingkan kejahatan.”