Bacaan : Ibrani 11 : 1 – 12 | Pujian : KJ. 405 : 1 – 5
Nats: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ay. 1).
Dengan iman kita percaya bahwa Allah menciptakan alam semesta dengan Firman-Nya. Firman Allah memiliki kuasa yang mengagumkan dan dengan iman, kita merespon firman-Nya berdasarkan pengalaman iman tokoh masa lalu, karya mujizat Allah yang terjadi masa kini, dan pengharapan akan janjiNya di masa yang akan datang. Percaya bahwa Allah ada merupakan sebuah awal. Allah ingin agar kita tidak berhenti hanya memiliki pengetahuan tentang keberadaan-Nya saja, tetapi secara personal kita juga memiliki hubungan yang dinamis dengan-Nya, sebab hal itulah yang akan mengubah hidup kita. Allah menjamin bahwa semua yang secara tulus mencari Allah dan berkarya dalam iman akan diberi berkat.
Nuh mengalami penolakan sebab ia dianggap berbeda (aneh) oleh orang di sekitarnya. Allah memerintahkannya untuk membuat sebuah bahtera yang sangat besar di tengah-tengah musim kering saat itu. Meskipun perintah Allah tampak aneh, namun Nuh taat melakukannya. Ketaatan dan kepatuhan Nuh membuatnya tampil beda dan dianggap aneh oleh banyak orang saat itu. Begitu juga akan terjadi pada kita, jika kita taat kepada Allah, jangan heran dan kaget apabila orang lain (mereka) menganggap kita ‘beda’ (aneh). Ketaatan kita kepada Allah membuat ketidak-taatan mereka kelihatan. Ingat, jika Allah meminta kita melakukan sesuatu, Ia akan memberi kita kemampuan yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan tugas itu.
Titik awal iman adalah percaya dalam perspektif Allah, yakni: ‘Ia adalah yang Ia katakan’ dan ‘Ia akan melakukan apa yang Ia katakan’. Jika kita percaya bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya meskipun sebelumnya kita tidak melihat wujud janji-janji itu, kita telah mendemonstrasikan iman sejati. Seperti Nuh yang taat membuat bahtera, pun demikian Abraham yang hidup oleh iman. Ia meninggalkan rumah dan pergi ke negeri lain tanpa bertanya dan ia rela mengorbankan Iskak anaknya. Maka jangan kaget jika Allah juga meminta kita untuk meninggalkan kenyamanan, lingkungan, dan harta untuk mengikuti kehendak-Nya. Amin. (Esha).
“Jadilah pribadi yang memiliki dinamika luar biasa karena iman kepada Kristus!”