Salah Sangka Pancaran Air Hidup 2 Februari 2024

2 February 2024

Bacaan: Ayub 36 : 1 – 23 | Pujian: KJ. 416
Nats: “Aku akan meraih pengetahuanku dari jauh dan membenarkan Pembuatku.” (Ayat 3)

Salah sangka atau salah menilai orang lain mungkin pernah kita lakukan, dimana kita menilai seseorang dari “kacamata” kita sendiri. Kita menilai dia baik tetapi nyatanya dia tidak baik. Kita menilai dia jahat tetapi sesungguhnya dia baik. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Salah satunya mungkin karena kita tidak mengenal seseorang itu secara lebih dalam.

Seperti itulah yang dialami oleh Elihu saat melihat keadaan yang dialami oleh Ayub. Elihu memahami penderitaan dan sakit yang dialami oleh Ayub merupakan hukuman Allah atas dosa dan kejahatan yang diperbuatnya. Kita tahu Ayub adalah seorang yang saleh, yang takut kepada Allah tetapi mengalami kehidupan yang tragis. Allah mengizinkan iblis untuk mencobai Ayub, dan akhirnya dia mengalami hidup yang mengerikan: anak-anaknya (10 orang) mati, hartanya seketika ludes, dan dia mengalami sakit penyakit yang parah. Bahkan istri dan sahabat-sahabatnya mengajaknya untuk mengutuki Tuhan. Untuk apa lagi berbuat kesalehan kalau yang diterima adalah penderitaan dan kesengsaraan.

Mungkin kita di masa sekarang ini sering berprasangka, seperti isteri dan sahabat-sahabat Ayub. Mungkin kita berpikir, kita sudah ke gereja, rajin berdoa, selalu berbuat baik, tetapi mengapa kita seringkali mengalami penderitaan dan pergumulan. Kita berprasangka bagaimana mungkin orang yang berbuat jahat, bahkan tidak pernah ke gereja, apalagi berdoa, tetapi hidupnya baik-baik, bahagia, dan panjang umurnya. Bukankah seharusnya, orang yang berbuat baik akan mendapatkan hal yang baik, sedangkan yang jahat harusnya mendapatkan hukuman. Apa jawaban Tuhan terhadap pertanyaan ini? Ada baiknya kita belajar dari kisah seorang anak yang buta sejak lahir. Banyak orang berprasangka bahwa anak itu buta karena dosa orangtuanya. Tetapi Yesus mengatakan bahwa kemuliaan Allah hendak dinyatakan di atas dirinya. Seperti itulah yang dialami oleh Ayub, bahwa Kemuliaan Tuhan hendak dinyatakan melalui hidupnya. Akhirnya sahabat-sahabat Ayub salah sangka dan iblis kalah. Ayub tetap teguh di jalan Tuhan.

Bagaimana dengan kita sekarang ini? Bukan hanya karena penderitaan atau pergumulan orang bisa berbalik dari Tuhan, tawaran dunia yang menggiurkan, perasaan takut yang berlebihan juga bisa membuat kita meninggalkan Tuhan. Karena itu, tetaplah setia beriman kepada Tuhan karena ada rencana indah dibalik setiap penderitaan dan pergumulan yang kita alami. Amin. [DBAS].

“Manusia melihat rupa, Allah melihat hati”

Renungan Harian

Renungan Harian Anak