Bacaan : Kejadian 37 : 29 – 36 | Pujian : KJ. 445
Nats: “Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan …” (Ay. 35a)
Setiap orang pasti punya sesuatu yang sangat disayanginya, bisa benda kesayangan, hewan peliharaan atau juga orang-orang terdekat. Akan sangat menyakitkan jika kehilangannya, karena itu kita akan berusaha menjaganya dengan segala cara. Dan tanpa sadar terkadang kita “menggenggam” terlalu erat sehingga saat kehilangannya, maka sangat sulit untuk bangkit kembali. Ada sebuah ungkapan: “Jangan mencintai seseorang dengan segenap jiwa cukup segenap hati saja. Jadi saat kau kehilangannya hanya sakit hati tidak sampai sakit jiwa.” Lucu tapi sangat masuk akal.
Yakub, sangat mengasihi Yusuf dibandingkan dengan anak-anaknya yang lain bahkan terkesan pilih kasih. Yusuf sangat dimanjakan, sangat dikasihi dan selalu didahulukan. Yusuf sangat berharga, dia segalanya bagi Yakub (Kej. 37:3-4). Yakub terlalu erat “menggenggam” Yusuf sehingga melupakan jika satu saat hal tersebut bisa menyakiti mereka berdua dan juga anak-anaknya yang lain. Yakub yang selalu berfokus pada Yusuf, membuatnya melupakan kehadiran anak-anaknya yang lain dan pada akhirnya membuat mereka membenci Yusuf sehingga mereka merencanakan hal yang jahat terhadapnya (Kej. 37:18). Dan saat peristiwa itu terjadi, Yakub menjadi sangat terpuruk, tidak mau dihiburkan, dia ingin berkabung sampai meninggal (ayat 35). Yakub melupakan bahwa masih ada anak-anaknya yang lain yang membutuhkan kasih sayangnya sebagai seorang ayah. Kesedihannya yang mendalam juga membuat dia tidak bisa berpikir jernih dan mencari tahu kebenaran tentang kematian Yusuf. Dia langsung percaya pada perkataan anak-anaknya.
Dalam hidup ini kita bisa saja terjebak untuk “menggenggam” sesuatu terlalu erat. Sesuatu yang kita anggap sangat penting dan tanpa sadar membuat kita melupakan hal-hal yang lain, bahkan bisa juga melupakan Tuhan. Berhati-hatilah karena satu saat tindakan tersebut bisa menyakiti diri kita dan juga mereka yang kita kasihi, karena bisa saja rasa kehilangan itu menyebabkan kita terpuruk dan sulit untuk bangkit lagi. Jangan genggam apapun di dunia ini dengan terlalu erat, karena itu semua bukan seutuhnya milik kita. Itu hanya “titipan” Tuhan yang sewaktu-waktu bisa diambilnya kembali. [eS]
“Jangan genggam terlalu erat, satu saat itu bisa menyakitimu”