Bacaan: Yesaya 10 : 12 – 20 | Pujian: KJ. 374
Nats: “Namun pada waktu itu sisa orang Israel dan orang yang terluput di antara keturunan Yakub, tidak akan bersandar lagi pada bangsa yang mengalahkannya, tetapi akan bersandar pada TUHAN, Yang Maha Kudus, Allah Israel, dengan setia.” (Ayat 20)
Memiliki sahabat dekat memang sangatlah mendamaikan dan menyenangkan. Serasa kita memiliki ruang untuk saling menguatkan dan meluapkan segala cerita serta pergumulan yang ada. Seorang sahabat bisa menjadi sandaran ketika kita sedang berbeban berat. Akan tetapi sahabat tetaplah manusia yang memiliki keterbatasan, sehingga tidak semua hal bisa ditanggung dan disandarkan padanya. Bahkan terkadang beberapa hal perlu kita hadapi sendiri. Lalu ketika tidak ada lagi tempat bersandar, siapa yang menjadi sandaran kita? Ketika kita harus berjalan menghadapi semuanya sendiri, apakah kita bisa melaluinya dengan baik?
Bacaan saat ini menunjukkan bagaimana Yesaya menyampaikan nubuat Allah tentang bangsa Israel dan bangsa Asyur. Bangsa Asyur akan mendapat hukuman dari Allah atas keangkuhan dan kesombongannya. Memang pada sisi lain mereka adalah alat Tuhan Allah untuk menghukum bangsa Israel, tetapi Asyur tidak menyadari misi Allah yang memakainya. Alhasil ketidaksadaran itu membuat mereka meninggikan diri terhadap Allah. Hal itulah yang membuat Allah menjatuhkan hukuman pada Asyur. Sedangkan bagi bangsa Israel ada peringatan untuk tidak menyandarkan diri pada Asyur, karena mereka akan terkena murka Allah, sebaliknya mereka harus menyandarkan diri pada Tuhan Allah yang akan melindungi mereka. Hukuman Allah terhadap Asyur membuka ruang bagi bangsa Israel untuk kembali kepada Allah, bersandar kepada-Nya dan menyadari akan kesalahan mereka.
Jika dulu petunjuk Allah banyak hadir dalam tradisi lisan melalui nubuatan yang disampaikan oleh para nabi, maka saat ini petunjuk Allah hadir dalam bentuk tulisan yang kita kenal dengan Alkitab. Di Alkitab tertulis segala sesuatu tentang Allah, perintah-Nya, kebijaksanaan-Nya dan segala karya-Nya. Ketika kita tidak memiliki tempat bersandar, mari kita menjadikan Firman Tuhan dalam Alkitab sebagai sandaran kita untuk merespon segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Melalui Firman-Nya, Allah hadir sebagai sahabat yang menguatkan dan menghadirkan kedamaian bagi kita. Allah hadir memberikan petunjuk, kekuatan, dan keteguhan bagi kita. Dengan demikian janganlah khawatir, kita pasti bisa melalui setiap pergumulan dan menjalani kehidupan dengan baik, karena Allah selalu hadir dan dekat dengan kita. Firman-Nya dalam Alkitab menjadi wujud kehadiran-Nya dalam kehidupan kita. Amin. [KYP].
“Engkaulah tempatku bersandar selama-lamanya.”