Bacaan: Wahyu 18 : 11 – 20 | Pujian: KJ. 436
Nats: “Sudah lenyap buah-buahan yang diingini hatimu, dan segala yang mewah dan indah telah hilang dari hadapanmu, dan tidak akan ditemukan lagi.” (Ayat 14)
MC Hammer adalah seorang ternama di bidang musik tahun 1980-an. Ia merilis 11 album studio, yang membuatnya menjadi seorang yang sangat kaya raya, dengan pendapatan 319,5 miliar setiap tahunnya. Tetapi hasil kekayaannya itu hanya ia gunakan untuk hidup bersenang-senang: membeli rumah mewah, memilki 200 pembantu, membeli 19 kuda, dsb. Dan akhirnya kekayaan itu tidak bertahan lama, karena Mc Hammer dituduh sebagai seorang plagiat. Tentu ia merasakan sedih, karena kesenangannya hanya sesaat dan harta kekayaannya habis tak tersisa.
Bacaan kita saat ini menunjukkan bangsa Babel yang ada pada masa kejayaan, karena memiliki kemewahan dan kemegahan duniawi, serta sukses di bidang perdagangan. Namun pada akhirnya mereka tidak dapat mempertahankan kejayaan mereka tersebut. Sebab mereka melakukan perdagangan dengan cara korupsi, melakukan kekejaman, pencabulan rohani, dan penyembahan berhala. Mereka lebih memilih hidup bersenang-senang dan hidup dalam kemewahan. Akhirnya bangsa Babel dihancurkan atau dibinasakan oleh Allah. Semua menjadi lenyap, seperti yang disebutkan pada ayat 14, “buah-buahan yang diingini hatimu, dan segala yang mewah dan indah telah hilang dari padamu, dan tidak akan ditemukan lagi.” Hal ini membuat raja, pedagang, nahkoda, pelayar hanya mampu melihat dan berdiri dari kejauhan. Mereka meratap sebab segala kekayaan dan kemewahan mereka telah dihancurkan dalam sekejap.
Pada bulan penciptaan ini, kita diingatkan kembali bahwa kita adalah makhluk diciptaan Tuhan. Keberhasilan dan pencapaian hidup kita adalah dari Tuhan. Ingatlah bahwa seluruh alam semesta ini ada di bawah kuasa-Nya. Jika Tuhan Allah Sang Pencipta dengan mudah memberi kepada kita, maka dengan mudah pula Ia mengambilnya dari kita kapan saja. Karena itu, segala sesuatu yang telah diberikan Tuhan kepada kita, mari kita terima dengan sukacita. Jika Tuhan memberi berkat yang lebih kepada kita, mari kita gunakan pemberian Tuhan itu dengan sebaiknya-baiknya. Mari kita menjadi saluran berkat bagi sesama, sebab Tuhan menuntun dan mengarahkan hidup kita supaya berkenan di hadapan-Nya. Amin. [Ber].
“Sia-sia menumpuk harta tetapi melupakan pemberi-Nya”