Bacaan : Mazmur 40 : 1 – 11 | Pujian : KJ. 64 : 1 – 3
Nats: “Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami” (Ay. 6)
Sudah menjadi hal yang bisa dimaklumi, bahwa kekristenan sering dikotomi dalam memahami keajaiban perbuatan Tuhan. Ada kelompok kekristenan yang mengaku bahwa perbuatan Tuhan yang ajaib itu nyata sampai sekarang dalam mukjizat-mukjizat yang hebat (luar biasa). Kelompok lainnya menganggap bahwa perbuatan Tuhan yang ajaib itu tidak harus dilihat dari hal-hal yang luar biasa, dengan mensyukuri nafas hidup pemberianNya saat bangun tidur, itu sudah cukup bagi kita mengakui keajaiban perbuatanNya. Semoga tidak ada yang bertanya, benar yang mana ya?
Mari kita meneladani pemazmur dalam bacaan kita hari ini. Pemazmur merasakan pertolongan Tuhan baik dalam hal biasa maupun hal yang luar biasa, dari menetapkan langkahnya sampai menariknya dari lobang kebinasaan (ayat 3). Puncaknya dia mengakui banyak perbuatan ajaib Tuhan dalam hidupnya (ayat 6). Justru yang menarik bagi kita, saat kita menghayati bahwa keajaiban perbuatan Tuhan dalam hidup kita akan sama seperti Pemazmur, jika kita juga konsisten seperti dia. Yakni tertulis di ayat 9-11, kita melakukan kehendakNya, menaruh Firman Tuhan dalam hati kita, mengabarkan dan melakukan keadilan dan kebenaran, serta kesetiaan dan keselamatanNya, dalam hidup kita sehari-hari.
Keajaiban perbuatanNya itu dapat berupa apa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin berupa kegembiraan, kesehatan, orangtua, saudara dan sahabat, dan juga mukjizatNya yang hebat-hebat. Pertanyaannya, apakah kita pernah bersyukur atas setiap perbuatan ajaibNya itu? Dan apakah kita tetap bersyukur, jika seandainya Tuhan mengambil semuanya itu dari kita? Bukankah semua itu milikNya dan Ia bebas mengambilnya kembali kapanpun Ia mau? Bersyukurlah selalu kepadaNya, karena Dia tidak akan pernah mengecewakan kita semua. (tes).
“Syukur kami atas setiap perbuatan ajaibMu, ya Tuhan”