Bacaan: 2 Korintus 1 : 12 – 19 | Pujian: KJ. 363
Nats: “… hati nurani kami memberi kesaksian kepada kami bahwa hidup kami di dunia ini … dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah …” (Ayat 12 )
Ketulusan hati seseorang memang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang, namun pasti bisa kita rasakan dengan hati. Setiap ketulusan yang diberikan oleh seseorang, akan lebih mudah menyentuh perasaan, memberikan kesan indah, dan rasa penuh syukur. Karena ketulusan selalu muncul dari lubuk hati yang paling dalam. Melalui ketulusan, kita mampu menerima segala sesuatu apa adanya. Seseorang yang memiliki sikap tulus, ia akan rela berkorban bagi orang lain dan ia tidak mengharapkan imbalan atas apa yang dilakukannya. Orang yang tulus akan selalu dihargai dan sukses karena dedikasinya.
Paulus menunjukkan sikap yang tulus dalam pelayanannya kepada jemaat Korintus. Ketulusan dan kemurniaannya, ia tunjukkan ketika ada segilintir orang Korintus yang mencoba merendahkan kewenangannya sebagai rasul Tuhan. Ia menyatakan bahwa kebenaran perkataan dan perbuatannya dapat diuji (Ay. 13). Paulus juga menunjukkan bahwa dalam pelayanannya, ia sepenuhnya bergantung pada kekuatan kasih karunia Allah, bukan pada dirinya sendiri. Maka, Paulus membuat surat kepada jemaat Korintus, berusaha menulis apa yang membuat mereka memahami isi hati Paulus. Mereka juga perlu mengerti mengapa Rasul Paulus mengubah rencananya untuk mengunjungi mereka. Ini bukan karena Paulus plin-plan tetapi demi kebaikan bersama. Dengan harapan supaya ada ruang bagi mereka untuk menyelesaikan masalah-masalah internal mereka. Dengan demikian kunjungan Paulus ke Korintus akan mendatangkan sukacita. Peristiwa itu tidak membuat Rasul Paulus mendendam atau marah kepada jemaat Korintus. Sebaliknya, ia begitu mengasihi jemaat ini dan menyatakan kasihnya dengan memberikan penjelasan yang benar kepada jemaat Korintus supaya pemberitaan tentang Allah bisa terus berlangsung dan jemaat Korintus memahami kebenaran yang ada dalam Kristus.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kadangkala kita pun dihinggapi rasa kesal, marah, dan jengkel ketika kita merasa diremehkan. Tetapi, Rasul Paulus mengajarkan kepada kita untuk memiliki ketulusan dan kemurnian dalam menunjukkan kasih Allah kepada sesama. Dengan kekuatan kasih karunia-Nya, mari kita melayani mereka dengan penuh kasih dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya. Amin. [RA].
“Pelayanan sejati akan terlihat dalam ketulusan kita saat melayani Tuhan dan sesama.”