Bacaan: Kisah Para Rasul 3 : 17 – 26 | Pujian: KJ. 413
Nats: “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.” (Ayat 19)
Pernahkah saudara ditegur orang oleh sebab kesalahan yang tidak saudara sadari? Bagaimana respons saudara? Dalam situasi yang demikian tentu ada beragam respons kita terhadap teguran tersebut. Ada yang mau menerima dan berterima kasih karena sudah diingatkan. Ada yang tidak menghiraukan dan memilih untuk cuek. Akan tetapi, bisa juga ada yang menjadi marah karena merasa diri benar dan tidak merasa telah melakukan kesalahan. Tentunya, semua tergantung pada diri kita masing-masing dalam merespons teguran tersebut. Yang perlu kita pahami, sebuah teguran memiliki tujuan yang baik dan bukan semata-mata untuk mempermalukan ataupun untuk menjatuhkan seseorang.
Bacaan kita saat ini bercerita tentang khotbah Petrus di Serambi Salomo, khususnya di tengah orang banyak yang saat itu keheranan karena mujizat penyembuhan yang sudah ia lakukan. Kepada mereka yang keheranan itu, Petrus dengan tegas menyampaikan: “Karena itu, sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.” Teguran Petrus bukanlah teguran yang tidak memiliki dasar. Ia menyadari bahwa orang-orang saat itu sedang hidup dalam ketidaktahuan mereka tentang Tuhan Yesus dan perlu untuk dituntun keluar dari ketidaktahuan tersebut. Mereka sudah terpengaruh oleh para pemimpin agama saat itu sehingga menolak Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat. Pemikiran-pemikiran yang salah tentang Tuhan Yesus membuat mereka tidak bisa menemukan kebenaran yang sejati dan semakin membelenggu mereka dalam ketidaktahuan. Maka, dengan apa yang sudah dilakukan oleh Petrus ini menjadi sarana kesaksian dan pembuktian akan kuasa Tuhan Yesus yang nyata. Petrus melalui tindakan dan tegurannya membawa orang-orang saat itu untuk sadar dan bertobat.
Apa yang diserukan oleh Petrus kepada orang banyak saat itu juga diserukan kepada kita saat ini. Mungkin saat ini, kita sedang hidup dalam ketidaktahuan akan kesalahan diri kita sebagaimana yang dialami oleh orang-orang yang mendengarkan khotbah Petrus. Maka, marilah kita menyadari akan keberadaan diri kita dan bertobat jika ternyata selama ini kita sedang hidup dalam kesalahan. Jangan marah jika ada orang yang menegur kita, tetapi biarlah itu menjadi awal baik bagi kita untuk lebih mawas diri. Sadar dan bertobat adalah kunci dalam membangun hidup. Amin. [DAR].
“Membangun diri dengan mawas diri.”